Firman Keluhkan Pasal Pemain Tidak Boleh Curhat di Media
Thursday, 03 December 2015 | 16:32
Gelandang Persib, Firman Utina menyayangkan banyaknya pasal-pasal yang merugikan pemain dalam sodoran kontrak mereka. Selain pasal yang menyebutkan pemain dilarang berhubungan produk di luar sponsor tim, pemain juga tidak boleh berbicara kepada media terkait ketidaknyamanan mereka di tim. Dikatakan oleh pemain asal Manado tersebut, punggawa Persib yang mempunyai masalah hanya boleh berdialog kepada manajemen tanpa bantuan pihak lain.
“Mereka yang sudah tandatangan otomatis jaga jarak (dengan media) karena yang tertera di kontrak itu bahwa pemain bilamana ada masalah harus berbicara dengan manajemen,” ujar Firman ketika diwawancara di acara pernikahan Taufiq di kawasan Marga Asih, Kamis (3/12).
Menurutnya kebijakan itu akan mengekang pemain ketika mereka mendapat perlakuan tidak adil dari manajemen. Seperti perubahan nilai bonus yang diterima pemain kala menjuarai Piala Presiden lalu. Andai kejadian serupa kembali terulang, pemain tidak punya tempat untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Karena jika tidak maka mereka lah yang malah terkena penalti karena mengingkari kontrak.
“Sekarang kalau ga dibayar sebulan harus bicara kemana, kalau bicara ke media mereka kena penalti 100 persen. Kalau pemain ga dibayar mereka hanya bisa diam saja, kalau ga bayar mau ngomong salah ga ngomong salah,” tuturnya.
Firman sendiri tidak bisa berbuat banyak dan tidak menyayangkan kenapa rekan-rekannya yang lain sudah meneken kontrak. Karena semua itu merupakan hak masing-masing personel. Tapi Firman menegaskan bahwa dia sudah pernah memberi pencerahan bagi teman setimnya dan mereka pun sudah tahu pasal itu akan merugikan.
“Tapi di kontrak itu pemain sudah tahu isinya merugikan. Dan ingat lagi disaat anda bermain, anda dituntut untuk bermain fight 100 persen bukan karena punya sesuatu di Bandung sehingga lupa profesionalisme itu,” pungkasnya.

Gelandang Persib, Firman Utina menyayangkan banyaknya pasal-pasal yang merugikan pemain dalam sodoran kontrak mereka. Selain pasal yang menyebutkan pemain dilarang berhubungan produk di luar sponsor tim, pemain juga tidak boleh berbicara kepada media terkait ketidaknyamanan mereka di tim. Dikatakan oleh pemain asal Manado tersebut, punggawa Persib yang mempunyai masalah hanya boleh berdialog kepada manajemen tanpa bantuan pihak lain.
“Mereka yang sudah tandatangan otomatis jaga jarak (dengan media) karena yang tertera di kontrak itu bahwa pemain bilamana ada masalah harus berbicara dengan manajemen,” ujar Firman ketika diwawancara di acara pernikahan Taufiq di kawasan Marga Asih, Kamis (3/12).
Menurutnya kebijakan itu akan mengekang pemain ketika mereka mendapat perlakuan tidak adil dari manajemen. Seperti perubahan nilai bonus yang diterima pemain kala menjuarai Piala Presiden lalu. Andai kejadian serupa kembali terulang, pemain tidak punya tempat untuk menyampaikan keluh kesah mereka. Karena jika tidak maka mereka lah yang malah terkena penalti karena mengingkari kontrak.
“Sekarang kalau ga dibayar sebulan harus bicara kemana, kalau bicara ke media mereka kena penalti 100 persen. Kalau pemain ga dibayar mereka hanya bisa diam saja, kalau ga bayar mau ngomong salah ga ngomong salah,” tuturnya.
Firman sendiri tidak bisa berbuat banyak dan tidak menyayangkan kenapa rekan-rekannya yang lain sudah meneken kontrak. Karena semua itu merupakan hak masing-masing personel. Tapi Firman menegaskan bahwa dia sudah pernah memberi pencerahan bagi teman setimnya dan mereka pun sudah tahu pasal itu akan merugikan.
“Tapi di kontrak itu pemain sudah tahu isinya merugikan. Dan ingat lagi disaat anda bermain, anda dituntut untuk bermain fight 100 persen bukan karena punya sesuatu di Bandung sehingga lupa profesionalisme itu,” pungkasnya.

Firman teu salah, uing ge gawe jadi manajer, da mun aya nu nawaran jadi direktur mah pasti pindah, keureut tah ceuli ucing mnun hanteu…..
Meser beas sanes ku loyal…meser acuk sanes ku loyal…meser bensin sanes ku loyal tapi ku artos….pan anak pamajikan teh kudu diparaban..diimahan..didangdanan..disakolakeun…rek make naon cik…rek make loyal…juara isl…. juara piala presiden…rek nanyakeun keneh loyalitas kitu!?!?!?!.. cik nu sok komen teu loyal..ragap hate sorangan..nya wajar we pamaen menta diperhatikeun,menta pasilitas..asal pamenta pamaen ulah kamalinaan teuing sesuaikeun jeung kamampuan manajemen…
Setuju, namanya juga pemain professional, sepakbola udah jadi profesi buat mereka jadi wajar mereka minta hak nya. Lamun maraneh na teu loyal moal mungkin persib bisa menangkeun loba gelar jiga ayeuna
Keula lur…ulah wka mojokeun management.ieu kudu d teliti heula boa teuing pamaena nu salah,sok pamaen jeung managmnt diuk babarengn naon nu di pikahngna
Mun arek curhat mah tong ka media atuh man…ka mamah dedeh gera..he he curhat donk mahhh
Reueus ku Persib hiji kleub nu berwibawa bermartabat. Tapi ari ngareungeu aya padungdengan antara pamaen jeung ais pangampih mah nu tadina reueus the jadi kuciwa.
Pacengkadan timbul lantaran aya nu ngarasa dikakaya, dicangkolong hak-hakna.
Adil ceuk sapihak tapi teu adil ceuk pihak sejen.
Sing eling sadulur ari adil the lain teu biluk, adil tinangtu biluk ka nu bener.
Lamun aranjeun ngarasa adil tapi teu bener, tangtu aya balukarna.
Isuk jaganing pageto pasti aya wawalesna.
UDAH SAYA MAU LAH JADI dirut persib URANG BAGI HASIL JENG PAMAIN HEEUUG…
EMANG STOCK PEMAIN ASLI JABAR GEUS EWEUH DEUI KITU….
MASIH ADA EKA RAMDANI (ER)….
Lho, bukankah ini termasuk curhat di media…?