Faktor Konsentrasi Jadi Titik Lemah PS TNI
Sunday, 21 August 2016 | 22:30
Faktor konsentrasi menjadi penyebab utama PS TNI mesti mengakui keunggulan Persib Bandung dalam laga lanjutan TSC 2016. Dikatakan oleh asisten pelatih, Edy Syahputra bahwa taktik yang dijalankan olehnya sudah berjalan lancar di awal laga. Namun setelah itu konsentrasi anak asuhnya buyar dan bisa dimaksimalkan oleh pasukan Maung Bandung. Hariono dan kawan-kawan bisa dengan mudah mematahkan serangan dan balik mengancam lewat counter attack.
“Sebetulnya saya sudah instruksikan pressure secara ketat, kita 15 menit pertama sempat buat peluang. Tapi setelah itu hilang konsentrasi karena tidak terjalin komunikasi dari pemain tengah dan depan,” ungkap Edy dalam wawancara di Stadion Pakansari, Minggu (21/8).
PS TNI memang tidak bisa memainkan seluruh pemain terbaiknya di laga tadi terutama para pemain tengah. Iman Faturohman tidak ada dalam daftar susunan pemain dan Manahati Lestusen baru masuk di babak kedua. Sedangkan di babak pertama koordinasi Suhandi dan Legimin Raharjo kurang maksimal. Harion dan Kim Jeffrey Kurniawan pun bisa dengan mudah mendominasi pusat permainan.
“Ada juga beberapa penyebab lainnya, kita ada beberapa pemain yang absen seperti Iman Faturohman dan juga tadi Manahati (Lestusen) tidak fit, itu agak mengganggu,” terangnya.
Menurut Edy, masalah fisik bukan menjadi kendala timnya gagal mencuri poin penuh. “Kalau kondisi fisik tidak terganggu, saya melihatnya anak-anak tidak bisa terjemahkan strategi yang diterapkan. Anak-anak dibawah top form, itu yang harus kita cari tahu penyebabnya,” tukasnya.

Faktor konsentrasi menjadi penyebab utama PS TNI mesti mengakui keunggulan Persib Bandung dalam laga lanjutan TSC 2016. Dikatakan oleh asisten pelatih, Edy Syahputra bahwa taktik yang dijalankan olehnya sudah berjalan lancar di awal laga. Namun setelah itu konsentrasi anak asuhnya buyar dan bisa dimaksimalkan oleh pasukan Maung Bandung. Hariono dan kawan-kawan bisa dengan mudah mematahkan serangan dan balik mengancam lewat counter attack.
“Sebetulnya saya sudah instruksikan pressure secara ketat, kita 15 menit pertama sempat buat peluang. Tapi setelah itu hilang konsentrasi karena tidak terjalin komunikasi dari pemain tengah dan depan,” ungkap Edy dalam wawancara di Stadion Pakansari, Minggu (21/8).
PS TNI memang tidak bisa memainkan seluruh pemain terbaiknya di laga tadi terutama para pemain tengah. Iman Faturohman tidak ada dalam daftar susunan pemain dan Manahati Lestusen baru masuk di babak kedua. Sedangkan di babak pertama koordinasi Suhandi dan Legimin Raharjo kurang maksimal. Harion dan Kim Jeffrey Kurniawan pun bisa dengan mudah mendominasi pusat permainan.
“Ada juga beberapa penyebab lainnya, kita ada beberapa pemain yang absen seperti Iman Faturohman dan juga tadi Manahati (Lestusen) tidak fit, itu agak mengganggu,” terangnya.
Menurut Edy, masalah fisik bukan menjadi kendala timnya gagal mencuri poin penuh. “Kalau kondisi fisik tidak terganggu, saya melihatnya anak-anak tidak bisa terjemahkan strategi yang diterapkan. Anak-anak dibawah top form, itu yang harus kita cari tahu penyebabnya,” tukasnya.

Ps tni mah pemain asingna jarangkung badag tapi maraena kuranng alus, murah meren siga nateh..
Pemain asingna saha kitu mang?
Perasaan ps tni teu pake pemaen asing mang
mabok kang? :))
Sigana mah, asal nempo anu badag pemain asing weh. Tapi asa euweuh nu jangkung badag ah pamaen PS TNI mah
man gandol pamaen asingna,,pamaen impor ti Pasir reungit
Pasir reungit nu seuer oncom kitu?
Hahaha..ngarah rame we abi mah, tadi meuni sepi sorangan eweuh batur, tuh pan ngarumpul ayeuna mah. Sok mana kocokana?
Ulahh asall kocok wae dol bisi bucat