Empat Catatan Partai Persib vs Persita
Monday, 13 January 2014 | 20:12
Partai pembuka turnamen pra-kompetisi Inter Island Cup (IIC) 2014 edisi Bandung antara Persib Bandung melawan Persita akhirnya berakhir dengan skor telak 7-1 untuk keunggulan tuan rumah. Tujuh gol Persib dicetak Ahmad Jufriyanto 19’, Djibril Coulibally 41’, Makan Konate 73’, Firman Utina 59’, dan Atep 76’, 88’, 90’ yang hanya mampu dibalas oleh sontekan mantan pemain Persib asal Jepang Kenji Adachihara pada menit ke 55’.
Berikut empat catatan yang berhasil dirangkum pada pertandingan Persib melawan Persita:
Bututnya Jersey
Satu hal yang melegakan dari design jersey Persib di IIC 2014 adalah ini bukan jersey yang akan dipakai di Liga resmi. Semoga. Karena sudah dua turnamen pra-musim (Piala Gubernur Jatim dan IIC) Persib memakai jersey dengan design yang butut. Bandung adalah kota mode, sudah selayaknya tim riset jersey Persib memikirkan dengan amat sangat untuk design yang keren. Jangan samakan jersey Persib dengan jersey tim – tim di Liga Indonesia yang mau – mau saja menerima jersey template. Biru bukan sekedar biru, ini bukan tim level domba cup atau tim Agustusan yang bisa dengan nyaman nyaman saja memakain jersey dengan design standar. Bobotoh semahal apapun akan membeli jersey, lha wong ada baiknya memberikan timbal balik dengan memberikan jersey dengan design terbaik.
Efek Konate Terhadap Kinerja Lini Tengah Persib
Powerhouse Konate! Man of the match pada laga sore ini, berhasil mendominasi lapangan tengah, bergerak ke semua penjuru lapangan, bossy midfield. Kerinduan bobotoh atas sosok pemain dengan karakter classic no. 10 yang pernah dengan fasih diperankan oleh Alejandro Tobar, Adjat Sudrajat, dan Enzo Cabanaz akhirnya terobati. Makan Konate, pemain asal Mali ini mampu menjadi trequartista dan mesin pada lini tengah Persib dalam karakter yang lebih lengkap.
Bisa bermain disegala posisi lini tengah (classic no 10, box to box, attacking midfield, deep lying midfield, central midfield) membuat tugas Firman Utina menjadi lebih mudah dibandingkan dengan musim lalu. Firman ‘hanya’ tinggal diam statis mengisi pos di lini tengah tanpa harus bergerak ke segala arah karena tugas itu sudah dijalani dengan baik oleh Konate. Ini membuat Firman seperti ‘reborn’ dengan bermain fit selama 90’ menit pada kompetisi dengan level atas.
Imbas lain dari dominannya Konate adalah membuat penguasaan bola pada lini tengah Persib menjadi jarang hilang. Bola berhasil dikuasai dan ditahan dengan durasi yang lama oleh dia. Efeknya, hampir sepanjang pertandingan areanya Hariono (defensive midfield) menjadi tidak bisa ditembus. Logika sederhananya, semakin sering penguasaan bola dipegang oleh Konate dan Firman, semakin jarang area gelandang bertahan diserang.
Satu-satunya cacat pada lini tengah ini terjadi ketika Persita berhasil mencetak gol yang bangunan serangannya dimulai dari areanya Hariono yang lengah. Apesnya, kesalahan Hariono itu harus berbuah satu gol untuk Persita.
Kembalinya King Of Cianjur Cristiano A7ep
Atep hattrick. Ulangi, Atep hattrick! Kapan terakhir kali kita melihat Atep tampil senyaman ini dengan mencetak tiga gol dan tampil tidak meyebalkan dengan segala step over dan liukan – liukan yang tidak perlu? Satu tahun? Dua tahun lalu?
Bagaimanapun juga harus kita akui bahwa dialah salah satu winger terbaik di negeri ini. Bisa bermain sebagai sayap konvensional maupun bermain sebagai inverted winger. Salah satu produk lokal dengan kualitas dan mindset sepakbola yang modern. Setelah Zaenal Arif dan Eka Ramdani, Atep lah generasi produk Bandung tersisa yang mempunyai sentuhan bola enak dan passing level nasional. Masalahnya, Atep sudah lama bermain terlalu nyaman disini. Potensinya menjadi tidak termaksimalkan di Persib. Sejak tiga tahun kebelakang posisi Atep tidak akan pernah tergeser oleh siapapun baik ketika dia bermain bagus ataupun buruk, Atep akan selalu menjadi opsi pertama dan tertera pada teamsheet Persib.
Saya mencatat peak performance (puncak penampilan) Atep terjadi ketika dia debut bermain liga di Persija dan ketika dia pertama kali masuk tim senior Persib. Karakternya adalah harus didorong dan dipanasi oleh persaingan untuk kemudian termotivasi lalu tampil baik untuk membuktikan. Di Persija, Atep hanyalah bocah ingusan dibawah bayang-bayang para pemain bintang Persija. Bersama Nur Ichsan dia hanyalah pemain junior yang tidak mempunyai tempat. Dengan posisi sebagai benchwarmer, Atep justru tampil bagus ketika dimainkan. Imbas dari penampilan ciamiknya dia berhasil mendapatkan tiket masuk ke timnas U23 dan timnas senior.
Di Persib, karirnya juga harus dimulai dari bangku cadangan. Wing kanan saat itu mutlak miliknya Gilang Angga, sedangkan posisi sayap kiri ada Salim Alaydrus, si Bengal asal Purwakarta. Untuk mendapatkan menit bermain, Atep bahkan harus bersaing dulu dengan Siswanto pada lini bench. Dengan tekanan seperti ini, Atep selalu tampil baik ketika dimainkan. Seakan-akan kesempatan tidak pernah akan datang lagi. Penampilan maksimal Atep ini yang kemudian hilang seiring dia menjadi pemain inti dengan tanpa saingan yang sepadan di bangku cadangan.
Djanur akhirnya dengan sangat cerdas berhasil “memperlakukan” Atep pada porsi yang benar. Tekanan. Hal yang selama ini tidak diberikan Persib untuk Atep. Dimusim ini, praktis Atep tidak mempunyai tempat. Flank kiri menjadi milik Ferdinand, flank kanan milik Ridwan. Artinya, Atep kembali pada posisi dimana ia kembali menjadi pemain dengan status cadangan seperti awal-awal debutnya di Liga. Hasilnya? Berhasil! Satu hattrick melawan Persita pada partai pembuka IIC 2014 menjadi jawaban.
Ferdinand yang Terlalu Kasar
Ada pemain dengan karakter tricky seperti Pippo Inzaghi di Milan yang bisa menjadikan kontak sekecil apapun menjadi pelanggaran hebat, pemain jahat dan licik tetapi sangat dingin dan diam seperti Christian Gonzalez yang terkesan diam tetapi bisa membuat pemain yang menjaganya memar-memar terkena cakaran dan sikutan yang tidak pernah terlihat wasit maupun kamera televisi, ataupun pemain bengal seperti Noh ‘Along” Alamshah yang membuat body contact dengan lawan adalah “lahan” untuk bermain tinju. Lawan jatuh dan kesakitan tetapi hanya sebatas itu. Bola dihitung 50:50 dan Along dianggap tidak melakukan pelanggaran apapun. Classy.
Ferdinand Sinaga adalah pemain dengan karakter keras. Hampir menyerupai perangainya Along dilapangan. Masalahnya, pada pertandingan sore tadi dia terlalu kotor. Benar Persib membutuhkan sosok pembakar semangat dalam diri Ferdinand. Benar Persib membutuhkan pemain yang berani buat berperang tanpa harus takut siapapun. Benar Persib butuh bad boy untuk menjatuhkan mental lawan, tetapi menurut saya, apa yang dilakukan Ferdinand Sinaga tadi sore terlalu jorok dan kasar. Adapun efek yang dilakukannya membuahkan pemain lawan kartu merah lalu menjadi gol, tetapi hal yang dilakukan Ferdinand kurang halus. Selain menyerang secara langsung, dia pun melakukannya dengan tertangkap kamera.
Kasus ini akan menjadi lumayan rumit jika terjadi pada partai away. Seperti kita tahu, di partai tandang perangkat pertandingan biasanya mencari-cari kesalahan lawan dan condong membela tuan rumah, dengan attitude Ferdinand yang terlalu jorok seperti tadi, bisa berbuah fatal untuk tim. Ferdinand tidak harus mengubah karakter apapun pada dirinya, hanya harus belajar untuk berbuat keras dengan cara yang lebih halus. Tiga pemain diatas bisa dijadikan role model.
Skor 7-1 adalah skor yang menyenangkan untuk partai pembuka. Kemenangan besok dan kamis melawan Persijap dan PBR mutlak dilakukan untuk membuat Persib lolos kebabak selanjutnya. Tetapi sebelum itu, mari izinkan kita, bobotoh, dan para pemain untuk istirahat sejenak dan menikmati dulu malam ini atas kerja keras Persib sore ini. Terimakasih atas kemenangan sore ini, walaupun pujian adalah racun, saya akan tetap memuji permainan Persib hari ini. Bagaimanapun skor 7-1 setidaknya bisa membuat kita tersenyum malam ini.
Penulis: @riphanpradipta
Arena Bobotoh adalah artikel opini yang ditulis oleh bobotoh Persib. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi Simamaung.

Partai pembuka turnamen pra-kompetisi Inter Island Cup (IIC) 2014 edisi Bandung antara Persib Bandung melawan Persita akhirnya berakhir dengan skor telak 7-1 untuk keunggulan tuan rumah. Tujuh gol Persib dicetak Ahmad Jufriyanto 19’, Djibril Coulibally 41’, Makan Konate 73’, Firman Utina 59’, dan Atep 76’, 88’, 90’ yang hanya mampu dibalas oleh sontekan mantan pemain Persib asal Jepang Kenji Adachihara pada menit ke 55’.
Berikut empat catatan yang berhasil dirangkum pada pertandingan Persib melawan Persita:
Bututnya Jersey
Satu hal yang melegakan dari design jersey Persib di IIC 2014 adalah ini bukan jersey yang akan dipakai di Liga resmi. Semoga. Karena sudah dua turnamen pra-musim (Piala Gubernur Jatim dan IIC) Persib memakai jersey dengan design yang butut. Bandung adalah kota mode, sudah selayaknya tim riset jersey Persib memikirkan dengan amat sangat untuk design yang keren. Jangan samakan jersey Persib dengan jersey tim – tim di Liga Indonesia yang mau – mau saja menerima jersey template. Biru bukan sekedar biru, ini bukan tim level domba cup atau tim Agustusan yang bisa dengan nyaman nyaman saja memakain jersey dengan design standar. Bobotoh semahal apapun akan membeli jersey, lha wong ada baiknya memberikan timbal balik dengan memberikan jersey dengan design terbaik.
Efek Konate Terhadap Kinerja Lini Tengah Persib
Powerhouse Konate! Man of the match pada laga sore ini, berhasil mendominasi lapangan tengah, bergerak ke semua penjuru lapangan, bossy midfield. Kerinduan bobotoh atas sosok pemain dengan karakter classic no. 10 yang pernah dengan fasih diperankan oleh Alejandro Tobar, Adjat Sudrajat, dan Enzo Cabanaz akhirnya terobati. Makan Konate, pemain asal Mali ini mampu menjadi trequartista dan mesin pada lini tengah Persib dalam karakter yang lebih lengkap.
Bisa bermain disegala posisi lini tengah (classic no 10, box to box, attacking midfield, deep lying midfield, central midfield) membuat tugas Firman Utina menjadi lebih mudah dibandingkan dengan musim lalu. Firman ‘hanya’ tinggal diam statis mengisi pos di lini tengah tanpa harus bergerak ke segala arah karena tugas itu sudah dijalani dengan baik oleh Konate. Ini membuat Firman seperti ‘reborn’ dengan bermain fit selama 90’ menit pada kompetisi dengan level atas.
Imbas lain dari dominannya Konate adalah membuat penguasaan bola pada lini tengah Persib menjadi jarang hilang. Bola berhasil dikuasai dan ditahan dengan durasi yang lama oleh dia. Efeknya, hampir sepanjang pertandingan areanya Hariono (defensive midfield) menjadi tidak bisa ditembus. Logika sederhananya, semakin sering penguasaan bola dipegang oleh Konate dan Firman, semakin jarang area gelandang bertahan diserang.
Satu-satunya cacat pada lini tengah ini terjadi ketika Persita berhasil mencetak gol yang bangunan serangannya dimulai dari areanya Hariono yang lengah. Apesnya, kesalahan Hariono itu harus berbuah satu gol untuk Persita.
Kembalinya King Of Cianjur Cristiano A7ep
Atep hattrick. Ulangi, Atep hattrick! Kapan terakhir kali kita melihat Atep tampil senyaman ini dengan mencetak tiga gol dan tampil tidak meyebalkan dengan segala step over dan liukan – liukan yang tidak perlu? Satu tahun? Dua tahun lalu?
Bagaimanapun juga harus kita akui bahwa dialah salah satu winger terbaik di negeri ini. Bisa bermain sebagai sayap konvensional maupun bermain sebagai inverted winger. Salah satu produk lokal dengan kualitas dan mindset sepakbola yang modern. Setelah Zaenal Arif dan Eka Ramdani, Atep lah generasi produk Bandung tersisa yang mempunyai sentuhan bola enak dan passing level nasional. Masalahnya, Atep sudah lama bermain terlalu nyaman disini. Potensinya menjadi tidak termaksimalkan di Persib. Sejak tiga tahun kebelakang posisi Atep tidak akan pernah tergeser oleh siapapun baik ketika dia bermain bagus ataupun buruk, Atep akan selalu menjadi opsi pertama dan tertera pada teamsheet Persib.
Saya mencatat peak performance (puncak penampilan) Atep terjadi ketika dia debut bermain liga di Persija dan ketika dia pertama kali masuk tim senior Persib. Karakternya adalah harus didorong dan dipanasi oleh persaingan untuk kemudian termotivasi lalu tampil baik untuk membuktikan. Di Persija, Atep hanyalah bocah ingusan dibawah bayang-bayang para pemain bintang Persija. Bersama Nur Ichsan dia hanyalah pemain junior yang tidak mempunyai tempat. Dengan posisi sebagai benchwarmer, Atep justru tampil bagus ketika dimainkan. Imbas dari penampilan ciamiknya dia berhasil mendapatkan tiket masuk ke timnas U23 dan timnas senior.
Di Persib, karirnya juga harus dimulai dari bangku cadangan. Wing kanan saat itu mutlak miliknya Gilang Angga, sedangkan posisi sayap kiri ada Salim Alaydrus, si Bengal asal Purwakarta. Untuk mendapatkan menit bermain, Atep bahkan harus bersaing dulu dengan Siswanto pada lini bench. Dengan tekanan seperti ini, Atep selalu tampil baik ketika dimainkan. Seakan-akan kesempatan tidak pernah akan datang lagi. Penampilan maksimal Atep ini yang kemudian hilang seiring dia menjadi pemain inti dengan tanpa saingan yang sepadan di bangku cadangan.
Djanur akhirnya dengan sangat cerdas berhasil “memperlakukan” Atep pada porsi yang benar. Tekanan. Hal yang selama ini tidak diberikan Persib untuk Atep. Dimusim ini, praktis Atep tidak mempunyai tempat. Flank kiri menjadi milik Ferdinand, flank kanan milik Ridwan. Artinya, Atep kembali pada posisi dimana ia kembali menjadi pemain dengan status cadangan seperti awal-awal debutnya di Liga. Hasilnya? Berhasil! Satu hattrick melawan Persita pada partai pembuka IIC 2014 menjadi jawaban.
Ferdinand yang Terlalu Kasar
Ada pemain dengan karakter tricky seperti Pippo Inzaghi di Milan yang bisa menjadikan kontak sekecil apapun menjadi pelanggaran hebat, pemain jahat dan licik tetapi sangat dingin dan diam seperti Christian Gonzalez yang terkesan diam tetapi bisa membuat pemain yang menjaganya memar-memar terkena cakaran dan sikutan yang tidak pernah terlihat wasit maupun kamera televisi, ataupun pemain bengal seperti Noh ‘Along” Alamshah yang membuat body contact dengan lawan adalah “lahan” untuk bermain tinju. Lawan jatuh dan kesakitan tetapi hanya sebatas itu. Bola dihitung 50:50 dan Along dianggap tidak melakukan pelanggaran apapun. Classy.
Ferdinand Sinaga adalah pemain dengan karakter keras. Hampir menyerupai perangainya Along dilapangan. Masalahnya, pada pertandingan sore tadi dia terlalu kotor. Benar Persib membutuhkan sosok pembakar semangat dalam diri Ferdinand. Benar Persib membutuhkan pemain yang berani buat berperang tanpa harus takut siapapun. Benar Persib butuh bad boy untuk menjatuhkan mental lawan, tetapi menurut saya, apa yang dilakukan Ferdinand Sinaga tadi sore terlalu jorok dan kasar. Adapun efek yang dilakukannya membuahkan pemain lawan kartu merah lalu menjadi gol, tetapi hal yang dilakukan Ferdinand kurang halus. Selain menyerang secara langsung, dia pun melakukannya dengan tertangkap kamera.
Kasus ini akan menjadi lumayan rumit jika terjadi pada partai away. Seperti kita tahu, di partai tandang perangkat pertandingan biasanya mencari-cari kesalahan lawan dan condong membela tuan rumah, dengan attitude Ferdinand yang terlalu jorok seperti tadi, bisa berbuah fatal untuk tim. Ferdinand tidak harus mengubah karakter apapun pada dirinya, hanya harus belajar untuk berbuat keras dengan cara yang lebih halus. Tiga pemain diatas bisa dijadikan role model.
Skor 7-1 adalah skor yang menyenangkan untuk partai pembuka. Kemenangan besok dan kamis melawan Persijap dan PBR mutlak dilakukan untuk membuat Persib lolos kebabak selanjutnya. Tetapi sebelum itu, mari izinkan kita, bobotoh, dan para pemain untuk istirahat sejenak dan menikmati dulu malam ini atas kerja keras Persib sore ini. Terimakasih atas kemenangan sore ini, walaupun pujian adalah racun, saya akan tetap memuji permainan Persib hari ini. Bagaimanapun skor 7-1 setidaknya bisa membuat kita tersenyum malam ini.
Penulis: @riphanpradipta
Arena Bobotoh adalah artikel opini yang ditulis oleh bobotoh Persib. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi Simamaung.

Mantap oge ulasanna, hade lah.
nobar di banten teh ulasana beuki tajam…
terutama masalah jersey butut
bener mang kocef, hiji we coment kuring ge, eta eta jersey Kawas rek Dagang Balon Gas di ider2,Gantiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Nuhun ah, Maen Top markotop lah, kang Atep ges kembali pd perporma na teruskannnnnnn
Ehhhh poho hiji dei mang Kocef, eta si ferdinand kalakuan siga bandar Domba wae emang materazi nyundul zidane bahela?ti tukang deuih nyndl tonggong wahhhhhh Kasus silaing mah ferdi,…..Cing tong kasr2 teing rda di tahan termosi teh siah dinadd era era aingmah,Nu bener we siah Ngaruksak wlw Jadi gol oge ku om firman.
Ferdinan kudu belajar mengontrol emosi dan sadar kalo dia sedang bermain di liga/turnamen besar yg disiarkan secara langsung oleh media televisi nasional. Jika masih seperti pertandingan tadi bukan mustahil Persib yg akan dirugikan.
Boa-boa ka hareupna mah si Ferdinand nu bakal dipancing emosina ku lawan, komo mun maen tandang mah. Antukna Persib nu bakal rugi. Kadélah ati-ati Ferdinand, montong émosional teuing, sabab nu kaleuleuwihi téh goréng balukarna
permainan persib tdi sore sangat memuaskan, cuma sayang dinodai oleh tingkah laku Sinaga yg tdk baik.pelatih janur seharusnya memberi peringatan dgn cara diganti oleh pemain lain agar nanti-natinya kelakuan seperti itu tdk terjadi lagi, krn yg rugi tim sendiri nantinya…..
Tah kitu mengulas pertandingan mah..penuh science dan kajian..cocok tah jadi tempat sharing na um janur..sok sib the wayvis too long..kecoooottt…
heuh euy. pas ningali jersey persib mni eweh pikahayangen. maenya tim sebesar persib. jeng ayana di kota mode nu terkenal ku fashiona tp persib make jersey kitu patut. slain desain nu butut. mni eweh sponsor nu nempel pan sponsor persib teh pang lobana di liga indonesia teh. ngeraken .. mni lila2 teing ath nyien jersey th.
efek boga kabogoh anyar jadi ngadereded kieu ieu si gombrang ngulasna
anehna, penulis tidak menyebutkan peran Toni Sucipto ,,
Ajip pisan tah ulasan na.. bobotoh sajati..
memang bukan hal mudah untuk sempurna, tpi kta patut berusaha..
Ningal Persib tadi asa ningal Barca.. hee.. lmun kieu terus mah, InsyaAllah 2014 tulus jdi Jawara.. Amin..
Ulasanana Muantap pisan euy
INTELEK euy ulasan na.. NEHNIK pisan !! lanjutkan mang Riphan.. bangkitkan maung dengan tulisanmu.. SALAM BIRU ! SALAM PROFESI !
mantep eung.. komo palebah kostum butut mah. jigana hiji-hijina alesan uing can meuli jersey ti official persib teh selain can kabedag, desaina can aya nu ngeunaheunn. da ari alus mah piraku we teu maksakeun ngumpulkeun duit.
tapi masalahna tulisan ieu dibaca moal nya ku nu aya di persib? kumaha mun tulisan ieu ku simamaung –sebagai pemegang hak cipta– diprint, terus dikirimkeun ka kantor persib.
Very nice article
hade lah coment na..siga bung Towel..
MANTAP kang…cing atuh tiap teh admin nu daek ngulas sg kieu teh…