Eleh ku Budak Ngora (Young Boys)
Sunday, 19 September 2021 | 19:45
Sudah 8 pertandingan Persib selalu gagal menang melawan Bali United. Sebelum laga ke 9 kemarin, Bali United masih belum terkalahkan dan bobotoh hingga kemarin masih menanti Persib untuk meraih kemenangan melawan klub kebanggan warga Bali tersebut. Lanjutan BRI Liga 1 menampilkan laga 2 pemuncak klasemen antara Bali United dan Persib Bandung.
Setelah Liga 1 Indonesia baru berjalan lagi pastinya banyak bobotoh yang menyimpan asa melihat Persib memuncaki klasemen tanpa adanya tim yang membuntuti dengan perolehan poin mereka di urutan pertama. Sayangnya kerinduan yang amat sangat dinantikan tersebut harus tertunda setelah Maung Bandung hanya bisa meraih hasil imbang melawan 10 orang pemain Bali United.
Sejak wasit meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai, Persib dan Bali United langsung melakukan jual beli serangan. Masuknya Beckham ke starting 11 membuat lini gedor Persib lebih bertenaga dari 2 laga sebelumnya. Bukan hanya mencatatkan nama di starting line up, kehadiran Beckham berdampak langsung ke nama pencetak gol. Tidak tanggung-tanggung, 2 gol langsung disumbangkan oleh anak kelahiran Bandung asli tahun kelahiran 2001 tersebut.
Duet daun muda asal Bandung FB (Febri & Beckham) pun menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi lini pertahanan Bali United, dimana typical Persib muncul kembali di bawah performa 2 pemain ini yang mengandalkan kecepatan sebagai senjata andalan mereka. Terbukti proses gol pertama dan kedua dihasilkan karena kecepatan Febri dari sisi kanan yang bisa diimbangi oleh Beckham dan pressing Beckham yang berhasil mengintercept bola tanggung Hendrawan.
Kontra Taktik Keunggulan Pemain
Secara taktik permainan Persib pada pertengahan babak kedua sangat kontra taktik dengan awal babak kedua sebelum duet FB ditarik oleh pelatih Rene, dimana kecepatan untuk menembus pertahanan Bali mulai berkurang dan malah menyimpan 2 Big Man di depan, yakni Castilion dan Wander Luiz. Seperti kehilangan akal untuk memegang kendali permainan, justru dua pemain tersebut yang berperan sebagai target man tidak memiliki ruang gerak sama sekali dan sama-sama menunggu datangnya bola.
Belum lagi suplai yang diharapkan datang kadang malah menjadi umpan prematur yang bisa dibaca oleh bek Bali United. Terlebih setelah bola di sapu bersih dari kotak penalti, tidak ada pemain Persib yang siap untuk menerimanya. Belum lagi pengendalian tempo Persib yang sangat buruk. Alih-alih memegang tempo permainan, Persib justru lebih terlihat sebagai tim yang bermain 10 pemain di mana mereka terlihat terburu-buru dalam mengalirkan bola dari tengah langsung ke depan yang lagi-lagi aliran bola tersebut adalah hal yang prematur dan tidak menjadi proses gol bahkan kesempatan yang membahayakan gawang Bali United.
Malahan Bali yang bermain 10 pemain bisa mendelay bola dengan sangat nyaman di sepertiga garis pertahanan mereka karena tidak adanya pressing berarti dari menit 50 sampai 90. Eksekusi 442 Persib semalam tidak terlihat berjalan sesuai rencana dimana Castilion yang harusnya membuka ruang untuk Wander malah terlihat sama-sama menunggu bola datang hingga akhirnya bola-bola panjang dari tengah tidak efektif sama sekali.
Belum lagi pressing setengah hati yang dilakukan Persib malah membuat kesempatan Bali untuk melakukan counter attack lebih terlihat. Bahkan Bassim terlihat hanya melihat bola dan kadang juga tidak terlihat menjemput bola ke belakang untuk memaksimalkan keahliannya dalam mengirimkan umpan matang kepada dua duet Big-Man tersebut. Bahkan ketika Persib kehilangan bola, alih-alih membuat pemain Bali tidak nyaman, Bassim malah terlihat membiarkan pemain Bali melakukan hal tersebut tanpa melakukan pressing yang berarti.
Eleh ku Budak Ngora
Deadlock sepanjang babak kedua, Robert mencoba memasukkan Esteban untuk bisa mendelay bola lebih lama dan melakukan penguasaan bola. Namun sayang pace dalam mengalirkan bola sudah berkurang semenjak keluarnya Beckham dan Febri. Bahkan Frets terlihat kebingungan melihat kawan-kawannya memiliki jarak yang sangat jauh untuk meminta bola alih-alih mendekati dirinya. Beberapa pemain malah ngetem di kotak penalti Bali.
Ya permainan ngotot Persib menghilang seketika di menit 50, bahkan kontradiksi taktik terlihat terjadi di lapangan dimana Persib selalu rusuh dalam memegang bola dan santai ketika kehilangan bola. Aliran bola dari kaki ke kaki pun sama sekali tidak terlihat.
Melihat pertandingan minggu ini untuk yang suka nonton bola mungkin tahu bahwa Manchester United berhasil dikalahkan oleh Young Boys (budak ngora), tim yang berasal dari Swiss yang tampil ngotot melawan tim yang baru kedatangan Cristiano Ronaldo tersebut. Bahkan pelatih Young Boys terlihat memberi pep talk di half time di mana dampaknya nyata di mana Young Boys selama babak kedua memegang penuh kendali pertandingan melawan tim asal Manchester tersebut.
Hal ini malah tidak terlihat dilakukan oleh Uncle Robert dimana para pemain mereka terlihat melakukan pressing setengah hati di pertengahan babak kedua dan alih-alih kill the game pada saat gol kedua Beckham. Mereka malah seperti membiarkan Bali memegang bola dengan santai yang berujung fatal dengan gol dari Yabes Roni.
Dalam pertandingan tersebut mengingatkan penulis kepada kehadiran duet Firman dan M Taufiq yang selalu elegan dalam memegang tempo permainan di mana mereka selalu tahu kapan harus mengalirkan bola ke depan dan mendelay permainan untuk memancing lini pertahanan agak naik. Agaknya pada musim ini Marc Klok dan juga Mohammed Bassin belum punya hal yang dibutuhkan tersebut.
Memang musim baru berjalan 3 pekan, namun tampaknya Coach Robert harus segera menentukan siapa tandem yang cocok untuk mengisi lini double pivot tersebut. Jika tidak, maka hal seperti pertandingan semalam akan terus terjadi di mana aliran bola akan prematur dari depan ke belakang. Ya selain pemain berumur kalah oleh penampilan pemain muda khususnya Febri dan Beckham, Persib juga kalah memanfaatkan jumlah pemain seperti halnya Young Boys.
Calculated Blunder
Blunder dilakukan oleh tim yang sama-sama memiliki jumlah pemain lebih sedikit dari tim lawan seperti halnya Manchester United dan Bali United. Dalam proses gol kedua Persib dan Young Boys ada kesalahan umpan yang dilakukan. Satu oleh Lord Lingard, sedangkan satunya dilakukan Wawan Hendrawan. Hal ini nyatanya bukan saja gol yang jatuh dari langit seperti yang Coach Justin sering katakan, namun kedua gol ini memiliki taktik effect yang sempurna karena pressing dan tekanan tinggi oleh tim yang memiliki jumlah pemain lebih banyak membuat pemain yang memegang bola kelimpungan dan mengambil keputusan terburu-buru.
Ya mungkin dari beberapa sudut pandang fans sepakbola hal ini bukanlah proses yang indah dari sebuah gol, namun justru hal ini kadang juga terjadi karena keefektifan taktik yang diterapkan. Bahkan salah satu taktik pressing yang paling terkenal di dunia saat ini adalah gegenpressing pada saat Dortmund masih dipegang Jurgen Klopp.
Skor 2-2 berakhir dan Bali United masih menjadi mimpi buruk Sang Pangeran Biru untuk bisa meraih kemenangan pertama dalam 9 laga terakhir Persib vs Bali.
Semoga saja dengan hal ini Coach Robert sedikit-sedikit bisa mengulik ciri khas filosofi Persib dengan pemain asli Bandungnya yang eksplosif dan mengandalkan kecepatan dalam membongkar pertahanan lawan.
Ditulis oleh seorang bobotoh bernama Gilang Nugraha. Bisa disapa di akun Instagram @gilangnugrahac.

Sudah 8 pertandingan Persib selalu gagal menang melawan Bali United. Sebelum laga ke 9 kemarin, Bali United masih belum terkalahkan dan bobotoh hingga kemarin masih menanti Persib untuk meraih kemenangan melawan klub kebanggan warga Bali tersebut. Lanjutan BRI Liga 1 menampilkan laga 2 pemuncak klasemen antara Bali United dan Persib Bandung.
Setelah Liga 1 Indonesia baru berjalan lagi pastinya banyak bobotoh yang menyimpan asa melihat Persib memuncaki klasemen tanpa adanya tim yang membuntuti dengan perolehan poin mereka di urutan pertama. Sayangnya kerinduan yang amat sangat dinantikan tersebut harus tertunda setelah Maung Bandung hanya bisa meraih hasil imbang melawan 10 orang pemain Bali United.
Sejak wasit meniupkan peluit tanda pertandingan dimulai, Persib dan Bali United langsung melakukan jual beli serangan. Masuknya Beckham ke starting 11 membuat lini gedor Persib lebih bertenaga dari 2 laga sebelumnya. Bukan hanya mencatatkan nama di starting line up, kehadiran Beckham berdampak langsung ke nama pencetak gol. Tidak tanggung-tanggung, 2 gol langsung disumbangkan oleh anak kelahiran Bandung asli tahun kelahiran 2001 tersebut.
Duet daun muda asal Bandung FB (Febri & Beckham) pun menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi lini pertahanan Bali United, dimana typical Persib muncul kembali di bawah performa 2 pemain ini yang mengandalkan kecepatan sebagai senjata andalan mereka. Terbukti proses gol pertama dan kedua dihasilkan karena kecepatan Febri dari sisi kanan yang bisa diimbangi oleh Beckham dan pressing Beckham yang berhasil mengintercept bola tanggung Hendrawan.
Kontra Taktik Keunggulan Pemain
Secara taktik permainan Persib pada pertengahan babak kedua sangat kontra taktik dengan awal babak kedua sebelum duet FB ditarik oleh pelatih Rene, dimana kecepatan untuk menembus pertahanan Bali mulai berkurang dan malah menyimpan 2 Big Man di depan, yakni Castilion dan Wander Luiz. Seperti kehilangan akal untuk memegang kendali permainan, justru dua pemain tersebut yang berperan sebagai target man tidak memiliki ruang gerak sama sekali dan sama-sama menunggu datangnya bola.
Belum lagi suplai yang diharapkan datang kadang malah menjadi umpan prematur yang bisa dibaca oleh bek Bali United. Terlebih setelah bola di sapu bersih dari kotak penalti, tidak ada pemain Persib yang siap untuk menerimanya. Belum lagi pengendalian tempo Persib yang sangat buruk. Alih-alih memegang tempo permainan, Persib justru lebih terlihat sebagai tim yang bermain 10 pemain di mana mereka terlihat terburu-buru dalam mengalirkan bola dari tengah langsung ke depan yang lagi-lagi aliran bola tersebut adalah hal yang prematur dan tidak menjadi proses gol bahkan kesempatan yang membahayakan gawang Bali United.
Malahan Bali yang bermain 10 pemain bisa mendelay bola dengan sangat nyaman di sepertiga garis pertahanan mereka karena tidak adanya pressing berarti dari menit 50 sampai 90. Eksekusi 442 Persib semalam tidak terlihat berjalan sesuai rencana dimana Castilion yang harusnya membuka ruang untuk Wander malah terlihat sama-sama menunggu bola datang hingga akhirnya bola-bola panjang dari tengah tidak efektif sama sekali.
Belum lagi pressing setengah hati yang dilakukan Persib malah membuat kesempatan Bali untuk melakukan counter attack lebih terlihat. Bahkan Bassim terlihat hanya melihat bola dan kadang juga tidak terlihat menjemput bola ke belakang untuk memaksimalkan keahliannya dalam mengirimkan umpan matang kepada dua duet Big-Man tersebut. Bahkan ketika Persib kehilangan bola, alih-alih membuat pemain Bali tidak nyaman, Bassim malah terlihat membiarkan pemain Bali melakukan hal tersebut tanpa melakukan pressing yang berarti.
Eleh ku Budak Ngora
Deadlock sepanjang babak kedua, Robert mencoba memasukkan Esteban untuk bisa mendelay bola lebih lama dan melakukan penguasaan bola. Namun sayang pace dalam mengalirkan bola sudah berkurang semenjak keluarnya Beckham dan Febri. Bahkan Frets terlihat kebingungan melihat kawan-kawannya memiliki jarak yang sangat jauh untuk meminta bola alih-alih mendekati dirinya. Beberapa pemain malah ngetem di kotak penalti Bali.
Ya permainan ngotot Persib menghilang seketika di menit 50, bahkan kontradiksi taktik terlihat terjadi di lapangan dimana Persib selalu rusuh dalam memegang bola dan santai ketika kehilangan bola. Aliran bola dari kaki ke kaki pun sama sekali tidak terlihat.
Melihat pertandingan minggu ini untuk yang suka nonton bola mungkin tahu bahwa Manchester United berhasil dikalahkan oleh Young Boys (budak ngora), tim yang berasal dari Swiss yang tampil ngotot melawan tim yang baru kedatangan Cristiano Ronaldo tersebut. Bahkan pelatih Young Boys terlihat memberi pep talk di half time di mana dampaknya nyata di mana Young Boys selama babak kedua memegang penuh kendali pertandingan melawan tim asal Manchester tersebut.
Hal ini malah tidak terlihat dilakukan oleh Uncle Robert dimana para pemain mereka terlihat melakukan pressing setengah hati di pertengahan babak kedua dan alih-alih kill the game pada saat gol kedua Beckham. Mereka malah seperti membiarkan Bali memegang bola dengan santai yang berujung fatal dengan gol dari Yabes Roni.
Dalam pertandingan tersebut mengingatkan penulis kepada kehadiran duet Firman dan M Taufiq yang selalu elegan dalam memegang tempo permainan di mana mereka selalu tahu kapan harus mengalirkan bola ke depan dan mendelay permainan untuk memancing lini pertahanan agak naik. Agaknya pada musim ini Marc Klok dan juga Mohammed Bassin belum punya hal yang dibutuhkan tersebut.
Memang musim baru berjalan 3 pekan, namun tampaknya Coach Robert harus segera menentukan siapa tandem yang cocok untuk mengisi lini double pivot tersebut. Jika tidak, maka hal seperti pertandingan semalam akan terus terjadi di mana aliran bola akan prematur dari depan ke belakang. Ya selain pemain berumur kalah oleh penampilan pemain muda khususnya Febri dan Beckham, Persib juga kalah memanfaatkan jumlah pemain seperti halnya Young Boys.
Calculated Blunder
Blunder dilakukan oleh tim yang sama-sama memiliki jumlah pemain lebih sedikit dari tim lawan seperti halnya Manchester United dan Bali United. Dalam proses gol kedua Persib dan Young Boys ada kesalahan umpan yang dilakukan. Satu oleh Lord Lingard, sedangkan satunya dilakukan Wawan Hendrawan. Hal ini nyatanya bukan saja gol yang jatuh dari langit seperti yang Coach Justin sering katakan, namun kedua gol ini memiliki taktik effect yang sempurna karena pressing dan tekanan tinggi oleh tim yang memiliki jumlah pemain lebih banyak membuat pemain yang memegang bola kelimpungan dan mengambil keputusan terburu-buru.
Ya mungkin dari beberapa sudut pandang fans sepakbola hal ini bukanlah proses yang indah dari sebuah gol, namun justru hal ini kadang juga terjadi karena keefektifan taktik yang diterapkan. Bahkan salah satu taktik pressing yang paling terkenal di dunia saat ini adalah gegenpressing pada saat Dortmund masih dipegang Jurgen Klopp.
Skor 2-2 berakhir dan Bali United masih menjadi mimpi buruk Sang Pangeran Biru untuk bisa meraih kemenangan pertama dalam 9 laga terakhir Persib vs Bali.
Semoga saja dengan hal ini Coach Robert sedikit-sedikit bisa mengulik ciri khas filosofi Persib dengan pemain asli Bandungnya yang eksplosif dan mengandalkan kecepatan dalam membongkar pertahanan lawan.
Ditulis oleh seorang bobotoh bernama Gilang Nugraha. Bisa disapa di akun Instagram @gilangnugrahac.
