Doa Juara dari Perbatasan
Monday, 17 November 2014 | 15:48
Jam dinding sudah berbunyi tandanya jam 12pun mulai berakhir, tapi mata ini masih enggan untuk terpejam, entah mengapa malam ini saya sangat gelisah untuk menunggu hari esok, yaitu hari yang sangat bersejarah bagi saya, anda, kalian dan semua pencinta Persib Bandung. Pagi, Jumat 7 November 2014, seperti biasanya saya menjalakan kewajiban saya sebagai pelajar, tak seperti hari biasa, hari ini saya merasakan ada hal yang beda yang mengganjal dihati dan ke khawatiran berlebihan.
Setelah sampai rumah, saya disabut oleh alunan musik yang tidak asing bagi saya dan jika mendengarkan lagu ini saya Cuma bisa merinding, lagu itu berjudul “We’ll stay behind you” entah siapa yang awal memutar lagu itu, perlahan saya besarkan volumenya, hingga bergema di dalam rumah, merinding rasanya. Berulang-ulang kali lagu itu berputar, tak terasa jam sudah menunjuk pukul 4 sore, bersiap-siaplah saya untuk nonton bareng bersama keluarga besar Bomber Patriot Bekasi, dengan sejuta harapan dan dengan sejuta ke khawatiran saya bergegas untuk ke mabes.
Mabes yang cukup sederhana, walaupun hanya dengan TV sekitar 21 inc dan makanan ringan, kami cukup eforia untuk menyaksikan klub yang amat kami cintai ini.
Pertandingan pun dimulai, kamipun cukup cemas saat melihat gol Persipura di menit-menit awal, dan permainan Persib yang amat demam panggung pada menit-menit awal.
Tapi kecemasan itu hilang seketika, di menit injury time, pecaahhh!! Sorak sorayyy, gelas kopipun tertendang, asbakpun terbalik, sangking bahagianya menyambut gol yang amat berarti untuk menambah kepercayaan diri Persib.
Skorpun berakhir 2-2, dan dilanjutkan adu penalty, anggota Bomber Bekasipun terdiam cemas, tetapi tangan tetap meminta doa dan mulut yang tiada berhenti meminta pertolongan Allah.
Penendang Persipura ke-4 yaitu Nelson Alom bersiap, kamipun sudah mempunyai feeling bahwa tendangan ini akan di block oleh I Made, maka dari itu kami berdiri semua sambil berangkul.
Dan jebreettt!! Tendangan itupun berhasil dimentahkan I Made, kamipun bersorak soray, dan tiada hentinya untuk bersyukur dan bersujud terimakasih kepada Allah.
Keheninganpun kembali datang, saat Ahmad Jufriyanto bersiap menendang penalty penentuan itu, dan…..
Goalllll!!! Tiada hentinya saya berteriak “AllahHuAkbar” dengan keadaan bersujud, walaupun yang lain loncat-loncat menyambut sang kebanggan kembali menyandang gelar Juara.
Sungguh luar biasa, kami hanya bisa mengeluarkan air mata, dan semuanya saling berpelukan haru, pengalaman yang manis, dan amat berharga. Tidak sia-sia, perjuangan kami dari Bekasi-Bandung, hujan-hujanan ataupun kepanasan, di usilin sama tetangga oren, semua sudah terbalaskan dengan kembalinya trophy juara ke tanah Jawa Barat.
Beribu-ribu syukur kepada Allah saya panjatkan, hanya keridhoan Allah lah Persib bisa seperti ini.
Mengaunglah sekeras-kerasnya kebangganku, Bangkitttt!! Pertahankan trophy juara!! JAYALAH PERSIB KU.
Penulis @IqballDC_

Jam dinding sudah berbunyi tandanya jam 12pun mulai berakhir, tapi mata ini masih enggan untuk terpejam, entah mengapa malam ini saya sangat gelisah untuk menunggu hari esok, yaitu hari yang sangat bersejarah bagi saya, anda, kalian dan semua pencinta Persib Bandung. Pagi, Jumat 7 November 2014, seperti biasanya saya menjalakan kewajiban saya sebagai pelajar, tak seperti hari biasa, hari ini saya merasakan ada hal yang beda yang mengganjal dihati dan ke khawatiran berlebihan.
Setelah sampai rumah, saya disabut oleh alunan musik yang tidak asing bagi saya dan jika mendengarkan lagu ini saya Cuma bisa merinding, lagu itu berjudul “We’ll stay behind you” entah siapa yang awal memutar lagu itu, perlahan saya besarkan volumenya, hingga bergema di dalam rumah, merinding rasanya. Berulang-ulang kali lagu itu berputar, tak terasa jam sudah menunjuk pukul 4 sore, bersiap-siaplah saya untuk nonton bareng bersama keluarga besar Bomber Patriot Bekasi, dengan sejuta harapan dan dengan sejuta ke khawatiran saya bergegas untuk ke mabes.
Mabes yang cukup sederhana, walaupun hanya dengan TV sekitar 21 inc dan makanan ringan, kami cukup eforia untuk menyaksikan klub yang amat kami cintai ini.
Pertandingan pun dimulai, kamipun cukup cemas saat melihat gol Persipura di menit-menit awal, dan permainan Persib yang amat demam panggung pada menit-menit awal.
Tapi kecemasan itu hilang seketika, di menit injury time, pecaahhh!! Sorak sorayyy, gelas kopipun tertendang, asbakpun terbalik, sangking bahagianya menyambut gol yang amat berarti untuk menambah kepercayaan diri Persib.
Skorpun berakhir 2-2, dan dilanjutkan adu penalty, anggota Bomber Bekasipun terdiam cemas, tetapi tangan tetap meminta doa dan mulut yang tiada berhenti meminta pertolongan Allah.
Penendang Persipura ke-4 yaitu Nelson Alom bersiap, kamipun sudah mempunyai feeling bahwa tendangan ini akan di block oleh I Made, maka dari itu kami berdiri semua sambil berangkul.
Dan jebreettt!! Tendangan itupun berhasil dimentahkan I Made, kamipun bersorak soray, dan tiada hentinya untuk bersyukur dan bersujud terimakasih kepada Allah.
Keheninganpun kembali datang, saat Ahmad Jufriyanto bersiap menendang penalty penentuan itu, dan…..
Goalllll!!! Tiada hentinya saya berteriak “AllahHuAkbar” dengan keadaan bersujud, walaupun yang lain loncat-loncat menyambut sang kebanggan kembali menyandang gelar Juara.
Sungguh luar biasa, kami hanya bisa mengeluarkan air mata, dan semuanya saling berpelukan haru, pengalaman yang manis, dan amat berharga. Tidak sia-sia, perjuangan kami dari Bekasi-Bandung, hujan-hujanan ataupun kepanasan, di usilin sama tetangga oren, semua sudah terbalaskan dengan kembalinya trophy juara ke tanah Jawa Barat.
Beribu-ribu syukur kepada Allah saya panjatkan, hanya keridhoan Allah lah Persib bisa seperti ini.
Mengaunglah sekeras-kerasnya kebangganku, Bangkitttt!! Pertahankan trophy juara!! JAYALAH PERSIB KU.
Penulis @IqballDC_

hayu urang keureupkeun deui ngado’a ka nu Kawasa supados persib maju terus