Doa Gatot Prasetyo Atas Kepergian Ricky Yacobi
Sunday, 22 November 2020 | 08:33
Legenda Timnas Indonesia era 1980-an Ricky Yacobi meninggal dunia, Sabtu (21/11/2020), akibat serangan jantung ketika bermain sepakbola di Lapangan ABC Senayan Jakarta. Ricky jatuh pingsan di tengah pertandingan, sempat mendapat pertolongan pertama di lapangan oleh rekan-rekannya, ia lalu dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Pejompongan, namun nyawanya tak tertolong.
Sepakbola Indonesia sudah pasti kehilangan sang legenda yang sarat akan sumbangsih prestasi baik untuk Timnas atau pun klub. Medali emas pernah ia raih di SEA Games 1987 bersama Indonesia. Juara Perserikatan bersama PSMS Medan, juga sempat merumput dengan Arseto Solo. Ia pula pernah bermain di J-League dengan tim Matsushita (Gamba Osaka).
Gatot Prasetyo eks penjaga gawang Persib era 90-an memang tak banyak kenangan dengan Ricky, namun ia tahu akan kebesaran namanya di panggung sepakbola Indonesia. Anak Medan yang lahir 12 Maret 1963 dan dijuluki Indonesian Paul Breitner.
“Kita telah kehilangan seoarang legend, pemain besar syarat prestasi, semoga semua prestasi yang telah beliau berikan untuk sepakbola Indonesia, Ilmu, dan pengalaman yang telah beliau bagikan kepada pemain-pemain junior, serta jerih payah beliau melatih talenta-talenta muda akan menjadi ladang amal kebaikan beliau,” begitu doa Gatot Prasetyo.
Gatot mengatakan Ricky sangat getol dalam pembinaan usia dini. Terakhir kali ia bertemu saat masih bekerjasama dengan Timnas U-16 arahan Fachri Hussaeni. Mereka banyak berdiskusi tentang pembinaan pemain muda. Seorang yang rendah hati di balik sejumlah prestasi.
“Terakhir jumpa beliau saat saya membantu Coach Fakhri Husaeni membesut Timnas U-16 2018. Almarhum sebagai ketua bidang pembinaan usia dini di PSSI. Sosok yang low profile, ramah di balik saratnya prestasi. Selalu welcome untuk hal seputar sepak bola, sosok panutan,” sebut Gatot.

Legenda Timnas Indonesia era 1980-an Ricky Yacobi meninggal dunia, Sabtu (21/11/2020), akibat serangan jantung ketika bermain sepakbola di Lapangan ABC Senayan Jakarta. Ricky jatuh pingsan di tengah pertandingan, sempat mendapat pertolongan pertama di lapangan oleh rekan-rekannya, ia lalu dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo, Pejompongan, namun nyawanya tak tertolong.
Sepakbola Indonesia sudah pasti kehilangan sang legenda yang sarat akan sumbangsih prestasi baik untuk Timnas atau pun klub. Medali emas pernah ia raih di SEA Games 1987 bersama Indonesia. Juara Perserikatan bersama PSMS Medan, juga sempat merumput dengan Arseto Solo. Ia pula pernah bermain di J-League dengan tim Matsushita (Gamba Osaka).
Gatot Prasetyo eks penjaga gawang Persib era 90-an memang tak banyak kenangan dengan Ricky, namun ia tahu akan kebesaran namanya di panggung sepakbola Indonesia. Anak Medan yang lahir 12 Maret 1963 dan dijuluki Indonesian Paul Breitner.
“Kita telah kehilangan seoarang legend, pemain besar syarat prestasi, semoga semua prestasi yang telah beliau berikan untuk sepakbola Indonesia, Ilmu, dan pengalaman yang telah beliau bagikan kepada pemain-pemain junior, serta jerih payah beliau melatih talenta-talenta muda akan menjadi ladang amal kebaikan beliau,” begitu doa Gatot Prasetyo.
Gatot mengatakan Ricky sangat getol dalam pembinaan usia dini. Terakhir kali ia bertemu saat masih bekerjasama dengan Timnas U-16 arahan Fachri Hussaeni. Mereka banyak berdiskusi tentang pembinaan pemain muda. Seorang yang rendah hati di balik sejumlah prestasi.
“Terakhir jumpa beliau saat saya membantu Coach Fakhri Husaeni membesut Timnas U-16 2018. Almarhum sebagai ketua bidang pembinaan usia dini di PSSI. Sosok yang low profile, ramah di balik saratnya prestasi. Selalu welcome untuk hal seputar sepak bola, sosok panutan,” sebut Gatot.
