Djohar Arifin Dimata Risnandar
Saturday, 09 July 2011 | 22:52Ketua PSSI yang baru terpilih, Prof. Djohar Arifin ternyata pengidola mantan pemain Persib, Risnandar. Hal ini terungkap ketika keduanya bertemu pada acara kongres PSSI di Malang pada akhir bulan maret 2010.
“Dia waktu itu masih sebagai staff menpora dan ia sendiri mengatakan bahwa sewaktu masih bermain, saya adalah idolanya,” kata Risnandar Soendoro ketika dihubungi simamaung.com.
Di era 70-an, Djohar yang merupakan pemain PSMS Medan sering bertemu dengan Risnandar di kompetisi perserikatan. Secara usia, Risnandar mengatakan mereka berbeda sekitar 3 tahun dimana Djohar merupakan pemain 2 tingkat dibawahnya.
Jika permainan PSMS Medan terkenal keras, maka Risnandar menjabarkan bahwa sebagai pemain, Djohar Arifin merupakan pemain bertahan yang mengandalkan otak dan mempunyai teknik tinggi. Sehingga Risnandar tidak meragukan Djohar untuk terjun menjadi pengurus sepak bola. “Untuk pribadinya, dia orang jujur, baik dan low profile. Dia juga seorang yang suka berorganisasi,” kata Risnandar memberi alasan.
“Dia main bolanya tidak lama terus dia sekolah. Lebih fokus pada akademis,” lanjut mantan pelatih Persib tersebut.
“Pada waktu kongres di malang kalo tidak salah dengar, bahwa dia sudah mau diarahkan pada sekum. Karena dia juga pernah jadi sekum KONI. Dia memang sudah diarahkan ke sana. Tapi sekarang mungkin karena keadaannya begini, dia jadi maju ke pencalonan ketua umum dan terpilih,” Risanandar bercerita.
Lalu terakhir Risnandar berharap bahwa semua pihak bisa mendukung pria bergelar doktor ini supaya fungsi organisasi PSSI bisa berjalan sesuai keinginan masyarakart sepak bola Indonesia.
“Bagaimanapun, ia harus didukung aparat dan pengurus yang punya komitmen kuat terhadap kemajuan sepak bola,” tutupnya.

Ketua PSSI yang baru terpilih, Prof. Djohar Arifin ternyata pengidola mantan pemain Persib, Risnandar. Hal ini terungkap ketika keduanya bertemu pada acara kongres PSSI di Malang pada akhir bulan maret 2010.
“Dia waktu itu masih sebagai staff menpora dan ia sendiri mengatakan bahwa sewaktu masih bermain, saya adalah idolanya,” kata Risnandar Soendoro ketika dihubungi simamaung.com.
Di era 70-an, Djohar yang merupakan pemain PSMS Medan sering bertemu dengan Risnandar di kompetisi perserikatan. Secara usia, Risnandar mengatakan mereka berbeda sekitar 3 tahun dimana Djohar merupakan pemain 2 tingkat dibawahnya.
Jika permainan PSMS Medan terkenal keras, maka Risnandar menjabarkan bahwa sebagai pemain, Djohar Arifin merupakan pemain bertahan yang mengandalkan otak dan mempunyai teknik tinggi. Sehingga Risnandar tidak meragukan Djohar untuk terjun menjadi pengurus sepak bola. “Untuk pribadinya, dia orang jujur, baik dan low profile. Dia juga seorang yang suka berorganisasi,” kata Risnandar memberi alasan.
“Dia main bolanya tidak lama terus dia sekolah. Lebih fokus pada akademis,” lanjut mantan pelatih Persib tersebut.
“Pada waktu kongres di malang kalo tidak salah dengar, bahwa dia sudah mau diarahkan pada sekum. Karena dia juga pernah jadi sekum KONI. Dia memang sudah diarahkan ke sana. Tapi sekarang mungkin karena keadaannya begini, dia jadi maju ke pencalonan ketua umum dan terpilih,” Risanandar bercerita.
Lalu terakhir Risnandar berharap bahwa semua pihak bisa mendukung pria bergelar doktor ini supaya fungsi organisasi PSSI bisa berjalan sesuai keinginan masyarakart sepak bola Indonesia.
“Bagaimanapun, ia harus didukung aparat dan pengurus yang punya komitmen kuat terhadap kemajuan sepak bola,” tutupnya.
