Disiplin Prokes Bukan Berarti Tim Pasti Bersih Covid
Wednesday, 16 February 2022 | 20:45
Badai covid-19 sempat melanda Persib sejak beberapa pekan ke belakang. Kini skuat sudah kembali lengkap baik dari pemain maupun pelatih, semua telah keluar dari karantina. Musibah yang menimpa tim pun tentu tidak ingin terulang lagi oleh Robert Rene Alberts beserta jajaran.
Mengenai protokol kesehatan yang diterapkan, dia menyebut bahwa sejak awal disiplin ketat sudah dilakukan. Tetapi penyebaran covid-19 varian omicron memang begitu cepat. Sehingga pencegahan yang dilakukan tetap tidak terbendung dan awak tim harus banyak yang dikarantina hingga laga melawan PSM harus ditunda.
“Kami sudah melakukan itu setiap saat, protokol sangat ketat dan kami semua sangat disiplin. Tapi covid menyebar dan semua orang bisa bekerja di hotel juga, ada virus itu bisa ada dimana saja,” terang Robert Rene Alberts ketika diwawancara, Rabu (16/2) sore.
“Kami sudah melakukan tugas kami dan mengikuti apa yang diperintahkan sebagai tim. Tapi seperti yang pernah saya katakan, meski kompetisi digelar secara bubble tapi covid menyebar dengan cepat. Itu mengapa di negara lain tidak menerapkan sistem bubble<' lanjutnya.
Dirinya tidak memungkiri bahwa ketatnya prokes membuat pemain harus tetap tinggal di hotel. Dampaknya punggawa Maung Bandung beresiko mengalami kejenuhan karena tidak bisa bepergian. Oleh karena itu antisipasi dilakukan dengan memilih hotel yang bagus dan fasilitasnya lengkap.
"Kami mencoba untuk membuat mereka senyaman mungkin. Itu mengapa kami memilih tinggal di hotel yang luar biasa, Hotel Dynasty yang memiliki banyak ruang, kami punya gym pribadi untuk melakukan recovery. Tapi tetap, tidak mudah untuk membuat pemain tetap tidak bosan tinggal di hotel dan menjaga kesehariannya mereka," ujarnya.
Namun di sisi lain, mengurung pemain untuk tetap terus berada di hotel bukan berarti tim dipastikan aman. Saat ada kondisi tertentu maka pemain diperbolehkan untuk meninggalkan tempat menginap. Interaksi dengan orang di luar tim pun tetap sulit dihindarkan.
"Kami dipaksa untuk tinggal dan berkegiatan sehari-hari yang berbeda dari biasanya. Misal ada pemain yang salah satu anggota keluarga sakit dan pulang ke Bandung. Bisa saja ketika itu dia menjalin kontak dengan orang lain dan itu adalah faktor tak terlihat tapi sangat mempengaruhi," tukas Robert.

Badai covid-19 sempat melanda Persib sejak beberapa pekan ke belakang. Kini skuat sudah kembali lengkap baik dari pemain maupun pelatih, semua telah keluar dari karantina. Musibah yang menimpa tim pun tentu tidak ingin terulang lagi oleh Robert Rene Alberts beserta jajaran.
Mengenai protokol kesehatan yang diterapkan, dia menyebut bahwa sejak awal disiplin ketat sudah dilakukan. Tetapi penyebaran covid-19 varian omicron memang begitu cepat. Sehingga pencegahan yang dilakukan tetap tidak terbendung dan awak tim harus banyak yang dikarantina hingga laga melawan PSM harus ditunda.
“Kami sudah melakukan itu setiap saat, protokol sangat ketat dan kami semua sangat disiplin. Tapi covid menyebar dan semua orang bisa bekerja di hotel juga, ada virus itu bisa ada dimana saja,” terang Robert Rene Alberts ketika diwawancara, Rabu (16/2) sore.
“Kami sudah melakukan tugas kami dan mengikuti apa yang diperintahkan sebagai tim. Tapi seperti yang pernah saya katakan, meski kompetisi digelar secara bubble tapi covid menyebar dengan cepat. Itu mengapa di negara lain tidak menerapkan sistem bubble<' lanjutnya. Dirinya tidak memungkiri bahwa ketatnya prokes membuat pemain harus tetap tinggal di hotel. Dampaknya punggawa Maung Bandung beresiko mengalami kejenuhan karena tidak bisa bepergian. Oleh karena itu antisipasi dilakukan dengan memilih hotel yang bagus dan fasilitasnya lengkap. "Kami mencoba untuk membuat mereka senyaman mungkin. Itu mengapa kami memilih tinggal di hotel yang luar biasa, Hotel Dynasty yang memiliki banyak ruang, kami punya gym pribadi untuk melakukan recovery. Tapi tetap, tidak mudah untuk membuat pemain tetap tidak bosan tinggal di hotel dan menjaga kesehariannya mereka," ujarnya. Namun di sisi lain, mengurung pemain untuk tetap terus berada di hotel bukan berarti tim dipastikan aman. Saat ada kondisi tertentu maka pemain diperbolehkan untuk meninggalkan tempat menginap. Interaksi dengan orang di luar tim pun tetap sulit dihindarkan. "Kami dipaksa untuk tinggal dan berkegiatan sehari-hari yang berbeda dari biasanya. Misal ada pemain yang salah satu anggota keluarga sakit dan pulang ke Bandung. Bisa saja ketika itu dia menjalin kontak dengan orang lain dan itu adalah faktor tak terlihat tapi sangat mempengaruhi," tukas Robert.

teu kudu di bahas prokes mah ! nu kudu di bahas mah naha BOTOL SAOS di paenkeun tilui?!
Komen naon maneh? Maen bola botol saos, teu nyambung!!!
moal apal asbak warnet mah
MANA MAUNG ???
EH
#EKOMAUNG
PERSIB ZAMAN RENE OBET MAH
PIKA BOSENEUN , KYK BUKAN PERSIB YG SEBENARNYA ..
Semoga Covid Cepat Berlalu