Dikenai Sanksi, Panpel Harap Kejadian Serupa Tak Terulang
Monday, 09 May 2016 | 13:26
General Coordinator Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib, Budhi Bram Rachman, menyayangkan denda Rp 10 juta yang diterima Persib. Denda adalah akibat dari oknum bobotoh menyalakan sinar laser saat berlangsungnya pertandingan Persib kontra Sriwijaya FC, 30 April 2016 lalu, dalam laga pembuka Torabika Soccer Championship (TSC) di Stadion Si Jalak Harupat.
Padahal Panpel Persib sudah berkoordinasi dengan perwakilan suporter sebelum pertandingan digelar. Namun, masih saja ada oknum bobotoh yang nakal dan merugikan timnya sendiri.
Pria yang karib disapa Om Bram itu tak mau kejadian serupa atau berlebihan yang dilarang, kembali terjadi dalam partai kandang Persib selanjutnya. Maung Bandung dijadwalkan akan berhadapan dengan Bali United, Sabtu (14/5) nanti, di Stadion Si Jalak Harupat. “Kami berharap pada pertandingan berikutnya tidak ada lagi kejadian serupa,” kata Bram seperti dilansir laman resmi klub persib.co.id.
Di sisi lain Bram juga sangat mengapresiasi bobotoh yang sudah bersikap dewasa. Dia mengamati tak ada flare atau kembang api yang menyala dalam laga pertama Persib di kandang. Bobotoh yang dewasa dan santun mesti mengingatkan atau menegur para oknum yang melakukan hal-hal merugikan bagi Persib.
“Saya salut dan mengucapkan terima kasih kepada bobotoh yang tidak menyalakan flare saat Persib melawan Sriwijaya FC. Semoga bobotoh juga mengingatkan rekan-rekannya untuk tidak menyalakan flare dan laser,” lanjut Bram.
Ia juga menambahkan bobotoh sudah sedikit menghilangkan lagu atau nyanyian rasis saat pertandingan. Itu dianggapnya positif hingga bisa mempertahankan predikat suporter terbaik di Piala Bhayangkara kemarin.
“Pastinya, semua bobotoh ingin menjaga predikat sebagai suporter terbaik. Mari kita sama-sama memperbaiki diri dan mulai hilangkan flare, laser, rasis, anarkis di Stadion Si Jalak Harupat,” tuturnya.

General Coordinator Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib, Budhi Bram Rachman, menyayangkan denda Rp 10 juta yang diterima Persib. Denda adalah akibat dari oknum bobotoh menyalakan sinar laser saat berlangsungnya pertandingan Persib kontra Sriwijaya FC, 30 April 2016 lalu, dalam laga pembuka Torabika Soccer Championship (TSC) di Stadion Si Jalak Harupat.
Padahal Panpel Persib sudah berkoordinasi dengan perwakilan suporter sebelum pertandingan digelar. Namun, masih saja ada oknum bobotoh yang nakal dan merugikan timnya sendiri.
Pria yang karib disapa Om Bram itu tak mau kejadian serupa atau berlebihan yang dilarang, kembali terjadi dalam partai kandang Persib selanjutnya. Maung Bandung dijadwalkan akan berhadapan dengan Bali United, Sabtu (14/5) nanti, di Stadion Si Jalak Harupat. “Kami berharap pada pertandingan berikutnya tidak ada lagi kejadian serupa,” kata Bram seperti dilansir laman resmi klub persib.co.id.
Di sisi lain Bram juga sangat mengapresiasi bobotoh yang sudah bersikap dewasa. Dia mengamati tak ada flare atau kembang api yang menyala dalam laga pertama Persib di kandang. Bobotoh yang dewasa dan santun mesti mengingatkan atau menegur para oknum yang melakukan hal-hal merugikan bagi Persib.
“Saya salut dan mengucapkan terima kasih kepada bobotoh yang tidak menyalakan flare saat Persib melawan Sriwijaya FC. Semoga bobotoh juga mengingatkan rekan-rekannya untuk tidak menyalakan flare dan laser,” lanjut Bram.
Ia juga menambahkan bobotoh sudah sedikit menghilangkan lagu atau nyanyian rasis saat pertandingan. Itu dianggapnya positif hingga bisa mempertahankan predikat suporter terbaik di Piala Bhayangkara kemarin.
“Pastinya, semua bobotoh ingin menjaga predikat sebagai suporter terbaik. Mari kita sama-sama memperbaiki diri dan mulai hilangkan flare, laser, rasis, anarkis di Stadion Si Jalak Harupat,” tuturnya.

sarua jeung kim atuh bobotoh teh.. goreng
urang kudu komen “BOBOTOH CoRRETT !!” kituh? hahahay
bunuh diri ma embung jigana…
Ngarugikeun tateh nu kitu teh
atuh da muhun kang, bisana ngan komentar jeung ngritik hungkul