Di Kartu Merah, Basna : Saya Hanya Memindahkan Botol Minuman ke Pinggir Lapangan
Monday, 04 April 2016 | 00:53
Yanto Basna mengaku sungguh kecewa dengan kepemimpinan wasit Nuzur Fadillah dalam pertandingan final Piala Bhayangkara, Persib vs Arema, Minggu (3/4) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Basna mendapat kartu kuning kedua hingga harus di kartu merah menit 69. Pemain 20 tahun itu pun harus keluar dari lapangan pertandingan lebih awal hingga timnya takluk 2-0.
Basna dianggap Nuzur dengan sengaja menendang botol minuman ke arah Esteban Vizcarra yang tengah tersungkur. Padahal Basna hanya berniat menyingkirkan botol minuman yang masuk ke lapangan hasil lemparan penonton.
“Saya kecewa dengan wasit, tadi semua lihat bukan maksud aku sengaja (menendang botol ke arah Vizcarra), aku hanya memindahkan botol di dalam lapangan supaya keluar lapangan,” tutur Basna saat dijumpai usai pertandingan.
Pemain asal Papua itu menuturkan, bukan hal baru ia dijaili oleh wasit di Indonesia. Ia menganggap wasit Nuzur Fadillah telah gagal memimpin partai final. Gagalnya wasit memimpin pertandingan dianggap sebagai penyakit sepak bola tanah air. Maka jangan aneh bila sepak bola negeri ini tidak bisa bersaing dengan negara lain.
“Tapi itu bukan hal baru, ini kekurangan sepak bola Indonesia, bagaimana pun tidak bisa bersaing dengan sepak bola luar. Sangat disaayangkan final ini ternodai wasit,” paparnya.
Basna pun berharap wasit di Indonesia benar-benar harus diperbaiki secara kinerja. Ia tak ingin melihat wasit diprotesi banyak pemain hingga merugikan salah satu pihak. “Semoga saya berharap kedepannya Indonesia lebih baik dalam melihat dan memilih wasit, jangan seperti itu,” tuntasnya.

Yanto Basna mengaku sungguh kecewa dengan kepemimpinan wasit Nuzur Fadillah dalam pertandingan final Piala Bhayangkara, Persib vs Arema, Minggu (3/4) di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Basna mendapat kartu kuning kedua hingga harus di kartu merah menit 69. Pemain 20 tahun itu pun harus keluar dari lapangan pertandingan lebih awal hingga timnya takluk 2-0.
Basna dianggap Nuzur dengan sengaja menendang botol minuman ke arah Esteban Vizcarra yang tengah tersungkur. Padahal Basna hanya berniat menyingkirkan botol minuman yang masuk ke lapangan hasil lemparan penonton.
“Saya kecewa dengan wasit, tadi semua lihat bukan maksud aku sengaja (menendang botol ke arah Vizcarra), aku hanya memindahkan botol di dalam lapangan supaya keluar lapangan,” tutur Basna saat dijumpai usai pertandingan.
Pemain asal Papua itu menuturkan, bukan hal baru ia dijaili oleh wasit di Indonesia. Ia menganggap wasit Nuzur Fadillah telah gagal memimpin partai final. Gagalnya wasit memimpin pertandingan dianggap sebagai penyakit sepak bola tanah air. Maka jangan aneh bila sepak bola negeri ini tidak bisa bersaing dengan negara lain.
“Tapi itu bukan hal baru, ini kekurangan sepak bola Indonesia, bagaimana pun tidak bisa bersaing dengan sepak bola luar. Sangat disaayangkan final ini ternodai wasit,” paparnya.
Basna pun berharap wasit di Indonesia benar-benar harus diperbaiki secara kinerja. Ia tak ingin melihat wasit diprotesi banyak pemain hingga merugikan salah satu pihak. “Semoga saya berharap kedepannya Indonesia lebih baik dalam melihat dan memilih wasit, jangan seperti itu,” tuntasnya.

Semangat yanto basna
#HIDUPPERSIBBANDUNG