Dendam yang Terbalaskan
Sunday, 27 September 2015 | 06:19Assalamualaikum.wr.wb.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
Maaf sebelumnya, izin kan saya tertawa terbahak-bahak melihat hasil dari Leg ke 2 Perempat Final Piala Presiden.
Skor akhir 2-1 (Agg: 4-4) cukup untuk menghantarkan Persib ke Semifinal Piala Presiden. Pertandingan ini bisa dibilang Final Premature, pertandingan yang menegangkan, pertandingan yang memanas, tempo cepat, saling serang saling jegal bahkan saling sikut.
Pertandingan ini memang sudah memanas sejak leg pertama. Keputusan wasit yang selalu berpihak ke PBFC kala itu membuat para Bobotoh kesal bahkan muak melihatnya. Ditambah, psywar dari sang pelatih Iwan Setiawan yang membuat bobotoh semakin menjadi-jadi. Rasanya ingin sekali mejejali mulutnya dengan pukulan. Tapi ini sepakbola, bukan itu cara membungkamnya, bukan itu cara membuatnya diam, bukan itu cara membuatnya malu.
Seminggu sudah kita menahan rasa kesal dan nafsu akan kebencian, ingin sekali rasanya segera menyaksikan Persib menang dan lolos ke semifinal.
Leg kedua, pertandingan memang memanas, diawali dengan kesalnya akan Jajang Mulyana (pemain yang tak pernah dilirik Persib) membuat jutaan pasang mata yang melihat semakin kesal dengan kehadiran PBFC. Terlebih Jamul mecetak gol pembuka bagi timnya, 1-0, untuk PBFC. Selebrasinya di depan bobotoh membuat rasa kesal semakin menjadi-jadi. Tapi kita harus tetap tenang.
Persib tak menyerah, tetap semangat dan terus berjuang. Babak pertama usai dengan skol 0-1 (Agg 2-4). Djanur meracik strategi yang tepat, tapi mulut Iwan semakin besar, seperti apa yang ia katakan ‘Persib tidak ada apa-apanya’.
Babak kedua PBFC bermain lebih terbuka, tidak hanya bertahan. Namun Persib pun tak mau kalah dengan mereka. Serangan demi serangan terus diluncurkan oleh punggawa Persib, akhirnya Konate Makan lah yang berhasil menyamakan kedudukan.
Gol Konate sedikit membuat mulut Iwan tertutup, PBFC cemas, takut jika Persib membalikkan keadaan. Lagi, Iwan tercengang kala Victor Pae mendapat kartu kuning kedua, pemain yang sangat berpengaruh malam itu harus mandi lebih dulu dari rekan-rekannya. Lagi dan lagi, tendangan bebas FU yang dilanjutkan dengan sundulan Zulham bebuah gol, hal itu membuat Iwan terdiam, tercengang, terbungkam!!
Permainan semakin memanas, PBFC tak mau kalah begitu saja, mereka mencoba mengejar defisit gol, tapi sayang… Persib bermain lebih apik, bebas tanpa beban. Justru malah PBFC lah yang terancing emosinya. Diego Michiels harus keluar lapangan kala melanggar Zulham, ia kesal bahkan sempat menampar Zulham.
Biarkan !! Hamka Hamzah, Diego dan semua kubu PBFC memang sedang kesal. Inilah yang kami rasakan kala itu. Di mana Iwan? Ya, Iwan Setiawan? Di mana mulut besarmu Iwan?
Peluit panjang telah dibunyikan, sorak sorai bobotoh hantarkan Persib melenggang ke babak semifinal. Senang sekali rasanya, selain kado terindah bagi Kota Bandung yang berulang tahun, ini menjadi momen balas dendam yang dinantikan.
Hei Iwan!! Di mana kau? Di mana mulut besarmu? 2 Kartu Merah, 2 gol indah, apakah audah cukup membungkam mulutmu?
Lawan yang kau hadapi adalah juara ISL yang penuh perjuangan, bukan juara Divisi Utama dengan ribuan nada sumbang.. Jaga Mulutmu. Mulutmu Harimaumu..
Shut Up & Sayonara !!
Penulis: @MLFadhlullah
Tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis. Silahkan mengirim artikel tentang Persib Bandung ke email simamaung.com@gmail.com. Artikel yang layak muat akan kami terbitkan. Terima kasih.

Assalamualaikum.wr.wb.
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA
Maaf sebelumnya, izin kan saya tertawa terbahak-bahak melihat hasil dari Leg ke 2 Perempat Final Piala Presiden.
Skor akhir 2-1 (Agg: 4-4) cukup untuk menghantarkan Persib ke Semifinal Piala Presiden. Pertandingan ini bisa dibilang Final Premature, pertandingan yang menegangkan, pertandingan yang memanas, tempo cepat, saling serang saling jegal bahkan saling sikut.
Pertandingan ini memang sudah memanas sejak leg pertama. Keputusan wasit yang selalu berpihak ke PBFC kala itu membuat para Bobotoh kesal bahkan muak melihatnya. Ditambah, psywar dari sang pelatih Iwan Setiawan yang membuat bobotoh semakin menjadi-jadi. Rasanya ingin sekali mejejali mulutnya dengan pukulan. Tapi ini sepakbola, bukan itu cara membungkamnya, bukan itu cara membuatnya diam, bukan itu cara membuatnya malu.
Seminggu sudah kita menahan rasa kesal dan nafsu akan kebencian, ingin sekali rasanya segera menyaksikan Persib menang dan lolos ke semifinal.
Leg kedua, pertandingan memang memanas, diawali dengan kesalnya akan Jajang Mulyana (pemain yang tak pernah dilirik Persib) membuat jutaan pasang mata yang melihat semakin kesal dengan kehadiran PBFC. Terlebih Jamul mecetak gol pembuka bagi timnya, 1-0, untuk PBFC. Selebrasinya di depan bobotoh membuat rasa kesal semakin menjadi-jadi. Tapi kita harus tetap tenang.
Persib tak menyerah, tetap semangat dan terus berjuang. Babak pertama usai dengan skol 0-1 (Agg 2-4). Djanur meracik strategi yang tepat, tapi mulut Iwan semakin besar, seperti apa yang ia katakan ‘Persib tidak ada apa-apanya’.
Babak kedua PBFC bermain lebih terbuka, tidak hanya bertahan. Namun Persib pun tak mau kalah dengan mereka. Serangan demi serangan terus diluncurkan oleh punggawa Persib, akhirnya Konate Makan lah yang berhasil menyamakan kedudukan.
Gol Konate sedikit membuat mulut Iwan tertutup, PBFC cemas, takut jika Persib membalikkan keadaan. Lagi, Iwan tercengang kala Victor Pae mendapat kartu kuning kedua, pemain yang sangat berpengaruh malam itu harus mandi lebih dulu dari rekan-rekannya. Lagi dan lagi, tendangan bebas FU yang dilanjutkan dengan sundulan Zulham bebuah gol, hal itu membuat Iwan terdiam, tercengang, terbungkam!!
Permainan semakin memanas, PBFC tak mau kalah begitu saja, mereka mencoba mengejar defisit gol, tapi sayang… Persib bermain lebih apik, bebas tanpa beban. Justru malah PBFC lah yang terancing emosinya. Diego Michiels harus keluar lapangan kala melanggar Zulham, ia kesal bahkan sempat menampar Zulham.
Biarkan !! Hamka Hamzah, Diego dan semua kubu PBFC memang sedang kesal. Inilah yang kami rasakan kala itu. Di mana Iwan? Ya, Iwan Setiawan? Di mana mulut besarmu Iwan?
Peluit panjang telah dibunyikan, sorak sorai bobotoh hantarkan Persib melenggang ke babak semifinal. Senang sekali rasanya, selain kado terindah bagi Kota Bandung yang berulang tahun, ini menjadi momen balas dendam yang dinantikan.
Hei Iwan!! Di mana kau? Di mana mulut besarmu? 2 Kartu Merah, 2 gol indah, apakah audah cukup membungkam mulutmu?
Lawan yang kau hadapi adalah juara ISL yang penuh perjuangan, bukan juara Divisi Utama dengan ribuan nada sumbang.. Jaga Mulutmu. Mulutmu Harimaumu..
Shut Up & Sayonara !!
Penulis: @MLFadhlullah
Tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis. Silahkan mengirim artikel tentang Persib Bandung ke email simamaung.com@gmail.com. Artikel yang layak muat akan kami terbitkan. Terima kasih.

Pokona mh salut ka pamaen persib kabeh,vlado konate zulham firman,,saluuuuuut mantap!!!
Terharu saya ningali wajah si iwan……..
bungah Persib bisa ngelehkan berneo fc jadi si Iwean jadi nganggur deui
alhamdulillah….akhirnya persib berhasil membungkam mulut besar c’iwan setiawan….ngeunah sare…..ngeunah seuri….. .geus. saminggu nahan ka kesel ka c’iwan
nikmat pisan euy….
Ambil hikmahnya…karena psy war iwan, tim persib dan bobotoh terlecut motivasinya…Pusamania dan bobotoh berkawan baik…jangan sampai jadi musuh…capek sepakbola rusuh terus.. bravo Blue Tigers.
“Lawan yang kau hadapi adalah juara ISL yang penuh perjuangan, bukan juara Divisi Utama dengan ribuan nada sumbang.. Jaga Mulutmu. Mulutmu Harimaumu..” sy suka quote paragraf terakhir !