Dejan Terus Asah Ball Possesion
Wednesday, 27 April 2016 | 15:39
Kemampuan menguasai permainan lewat operan pendek dari kaki ke kaki menjadi fokus Dejan Antonic di sisa masa pramusim. Baginya penting bagi sebuah tim untuk mendominasi laga dengan memegang kendali permanan. Menurutnya kini sebagian besar tim di dunia memainkan pola tersebut demi merebut kemenangan. Gaya seperti itu sendiri sebenarnya sudah diterapkan oleh Jajang Nurjaman sebelum dia lengser dari kursi kepelatihan Persib.
“Bukan saya lihat Persib, biasanya di dunia tim-tim yang ada possesion ball lebih lama dari lawan bisa menang. Meski ga setiap kali seperti kemarin kita bisa lihat Leicester sama Swansea, Swansea ada possesion bola lebih tapi kalah 2-0 di babak pertama,” terang Dejan di Football Plus Arena, Selasa (26/4) kemarin.
Pria asal Serbia itu mengaku bahwa taktik tiki-taka tersebut sudah dia tanamkan sejak pertama kali datang. Namun Kim Jeffrey dan kawan-kawan tidak bisa mengaplikasikan keinginan sang pelatih dengan cepat. Pola yang berpusat pada ball possesion hanya berjalan saat menghadapi tim yang levelnya di bawah. Menurut Dejan, anak asuhnya harus lebih percaya diri untuk berani memainkan bola saat menghadapi tim selevel.
“Untuk saya, saya suka kalau ada dominasi dan kita bisa tetap bola di kita. Kadang oke tapi kadang engga tapi khusus lawan tim besar kita harus percaya diri,” lanjutnya.
Di Piala Bhayangkara dan Bali Island Cup lalu permainan Persib sendiri lebih sering menyuplai bola ke depan lewat umpan jauh. Menurutnya pola seperti itu terjadi bukan atas kehendaknya namun karena pemainnya masih bermasalah dengan mental mereka. Untuk itu pria 47 tahun itu serius membenahi kinerja pasukannya demi berjalannya skema yang berpusat pada penguasaan bola.
“Kita lihat di latihan kita minta bola di bawah dan banyak bergerak, itu sepakbola modern. Kita coba terus possesion ball tapi of course kalau tidak bisa kita main long pass,” tukasnya.

Kemampuan menguasai permainan lewat operan pendek dari kaki ke kaki menjadi fokus Dejan Antonic di sisa masa pramusim. Baginya penting bagi sebuah tim untuk mendominasi laga dengan memegang kendali permanan. Menurutnya kini sebagian besar tim di dunia memainkan pola tersebut demi merebut kemenangan. Gaya seperti itu sendiri sebenarnya sudah diterapkan oleh Jajang Nurjaman sebelum dia lengser dari kursi kepelatihan Persib.
“Bukan saya lihat Persib, biasanya di dunia tim-tim yang ada possesion ball lebih lama dari lawan bisa menang. Meski ga setiap kali seperti kemarin kita bisa lihat Leicester sama Swansea, Swansea ada possesion bola lebih tapi kalah 2-0 di babak pertama,” terang Dejan di Football Plus Arena, Selasa (26/4) kemarin.
Pria asal Serbia itu mengaku bahwa taktik tiki-taka tersebut sudah dia tanamkan sejak pertama kali datang. Namun Kim Jeffrey dan kawan-kawan tidak bisa mengaplikasikan keinginan sang pelatih dengan cepat. Pola yang berpusat pada ball possesion hanya berjalan saat menghadapi tim yang levelnya di bawah. Menurut Dejan, anak asuhnya harus lebih percaya diri untuk berani memainkan bola saat menghadapi tim selevel.
“Untuk saya, saya suka kalau ada dominasi dan kita bisa tetap bola di kita. Kadang oke tapi kadang engga tapi khusus lawan tim besar kita harus percaya diri,” lanjutnya.
Di Piala Bhayangkara dan Bali Island Cup lalu permainan Persib sendiri lebih sering menyuplai bola ke depan lewat umpan jauh. Menurutnya pola seperti itu terjadi bukan atas kehendaknya namun karena pemainnya masih bermasalah dengan mental mereka. Untuk itu pria 47 tahun itu serius membenahi kinerja pasukannya demi berjalannya skema yang berpusat pada penguasaan bola.
“Kita lihat di latihan kita minta bola di bawah dan banyak bergerak, itu sepakbola modern. Kita coba terus possesion ball tapi of course kalau tidak bisa kita main long pass,” tukasnya.

Ball possesion harus pula diimbangi pressing football yang kompak ketika bertahan.
tembakan ka gawangna nu kudu diasah leuwih akurat mah kuch!