Dedi Sempat Canggung Dipasang Jadi Breaker
Sunday, 30 April 2017 | 15:25
Jajang Nurjaman memasang formula baru di lini tengah timnya dalam laga melawan Sriwijaya FC kemarin. Dedi Kusnandar dan Raphael Maitimo dipasang sebagai duet jangkar untuk menjaga engine room Maung Bandung tetap panas. Dedi pun dipasang Janur sebagai pemain yang harus ‘bekerja kotor’ untuk menyaring serangan lawan seperti yang biasa diperankan Hariono.
Sang pemain pun mengaku dirinya sempat kagok memainkan peran tersebut lantaran dia sudah lama tidak dipasang sebagai breaker. Sejak berduet dengan Hariono di musim 2015 lalu menyebrang ke Sabah FA musim lalu dia lebih sering difungsikan sebagai pengalir serangan dan distributor bola ke lini depan. Tapi pelan-pelan Dedi bisa menyesuaikan diri dengan posisinya tersebut.
“Pasti udah lama ga main di posisi itu mungkin agak canggung pertama-tama tapi setelah beberapa menit di lapangan sudah mulai adaptasi, sudah merasa enak lah dan mampu menjalani tugas dengan baik,” ungkap pria yang akrab disapa Dado itu kepada wartawan, Minggu (30/4).
Peran Dedi di lini tengah juga sangat vital karena selain memutus pasokan bola lawan dia juga punya visi yang bagus dalam merancang serangan. Umpan akuratnya memberi corak baru dalam permainan Persib terutama ketika mengatur tempo. Tapi pemain berusia 25 tahun itu tidak merasa jumawa dengan pujian dan masih merasa perlu melakukan pembenahan.
“Kalau menurut pandangan orang lain begitu yang Alhamdulillah, tapi saya masih belajar lah masih belum puas dan pengen meningkatkan lagi kualitas saya,” kata Dedi.
Berkat penampilan apiknya, Jajang Nurjaman pun memberinya waktu bermain hingga full time. Padahal sebelumnya dia disimpan di bench dalam 2 laga awal dan cuma main 13 menit saat menjamu Arema FC. Catatan ini juga membuat Dedi lebih percaya diri dalam menatap laga-laga berikutnya.
“Pasti bersyukur lah Alhamdulillah saya kembali mendapat kepercayaan main dari menit pertama dan mudah-mudahan ke depannya bisa dipercaya lagi dan saya terus memperbaiki diri lagi,” tegasnya.

Jajang Nurjaman memasang formula baru di lini tengah timnya dalam laga melawan Sriwijaya FC kemarin. Dedi Kusnandar dan Raphael Maitimo dipasang sebagai duet jangkar untuk menjaga engine room Maung Bandung tetap panas. Dedi pun dipasang Janur sebagai pemain yang harus ‘bekerja kotor’ untuk menyaring serangan lawan seperti yang biasa diperankan Hariono.
Sang pemain pun mengaku dirinya sempat kagok memainkan peran tersebut lantaran dia sudah lama tidak dipasang sebagai breaker. Sejak berduet dengan Hariono di musim 2015 lalu menyebrang ke Sabah FA musim lalu dia lebih sering difungsikan sebagai pengalir serangan dan distributor bola ke lini depan. Tapi pelan-pelan Dedi bisa menyesuaikan diri dengan posisinya tersebut.
“Pasti udah lama ga main di posisi itu mungkin agak canggung pertama-tama tapi setelah beberapa menit di lapangan sudah mulai adaptasi, sudah merasa enak lah dan mampu menjalani tugas dengan baik,” ungkap pria yang akrab disapa Dado itu kepada wartawan, Minggu (30/4).
Peran Dedi di lini tengah juga sangat vital karena selain memutus pasokan bola lawan dia juga punya visi yang bagus dalam merancang serangan. Umpan akuratnya memberi corak baru dalam permainan Persib terutama ketika mengatur tempo. Tapi pemain berusia 25 tahun itu tidak merasa jumawa dengan pujian dan masih merasa perlu melakukan pembenahan.
“Kalau menurut pandangan orang lain begitu yang Alhamdulillah, tapi saya masih belajar lah masih belum puas dan pengen meningkatkan lagi kualitas saya,” kata Dedi.
Berkat penampilan apiknya, Jajang Nurjaman pun memberinya waktu bermain hingga full time. Padahal sebelumnya dia disimpan di bench dalam 2 laga awal dan cuma main 13 menit saat menjamu Arema FC. Catatan ini juga membuat Dedi lebih percaya diri dalam menatap laga-laga berikutnya.
“Pasti bersyukur lah Alhamdulillah saya kembali mendapat kepercayaan main dari menit pertama dan mudah-mudahan ke depannya bisa dipercaya lagi dan saya terus memperbaiki diri lagi,” tegasnya.

kelebihan dedi dibanding hariono. Dedi punya passing yang lebih akurat. Visi dalam menyerangnya lebih bagus dibanding hariono. Hariono hanya kuat dalam bertahan, soal visi menyerang dan passing masih kurang
huuh mang janur cole paenkeun ti awal atuh . meh katingali. lain di simpen siga peuyeum. eleh menang intina biasa permainan. nu penting maen cantik, barcelona oge aya eleh na. keur mah eleh maen na siga tarkam. tunjukan kelas mu sib.. bravo ah
antep we colemah kang jajang…piraku sina asak dipeyeum wae…mainkan atuh hambur2 duit wungkul…mending sumbangkeun ka anak yatim atau panti jompo dari pd bayar mahal2…si cole wss..pans berat persib
Dedi bisa jadi deep playmaker buat persib. Dibandingkan dengan mas har yg visi bermainnya bertahan total. Deep playmaker bisa memberikan througpass dari middle seperti andrea pirlo di milan. Tp jg org pertama yg screener serangan lawan. Solusi buat Persib jika ingin main agresive dan atraktif.
cenah janur lieur ku posisi fullbek padahal aya toncip kunaon maksakeun maenkeun si henhen ada apa gerangan wa ??? apa itu pemain titipan ? kuring mah ngarti janur ngomong pusing teh he he he
padahal di lini belakang aya supardi jeung toncip….saran kuring mah pikeun target juara kumaha uwa we susunan pemaen mah tong didarenge nu sing harewos mah da nempo pengalaman/permainan si henhen eleh kelas ku Supardi n Toncip
Mun teu kapaksa ku aturan mach djanur ge moal maenkn henhen…
maneh can ngarti keneh peraturan liga 1…???
hen2 leuwih meyakinkan daripada basit jeung angga, di ajar deui mang karek ngomen
seleksi timnas ku Luis mila ge teu lolos si henhen mah….
Rek saha2 ge pemaen na urang mah ngan saukur bobotoh anu ngadukung persib supaya maksimal.. Rek kitu rek kieu mas har mah ttp di na hate kusabab geus katempo loyal jeung perjuangan na di lapangan. Ulah silih gogoreng da bobotoh sajati mah kudu siap meunang kudu siap eleh.. Kritikan mah ttp butuh ngan nu ulah mah silih kusrukeun da urang kabeh teh dulur… Dulur nu babarengan ngajurung persib supaya juara.
Bobotoh mere ide sabab nyaah ka persib..bobotoh ge nyaho mana pamaen nu alus mana nu kurang alus..punten coach,pertimbangkeun aspirasi bobotoh..
pelatihna gantì we