Dedi: di Malaysia pun Ada Pertandingan Tensi Tinggi
Wednesday, 01 November 2017 | 19:54
Gelandang Persib Dedi Kusnandar tak menyangkal bila laga el-classico bukan hanya milik Persib dan Persija saja terkhusus di kawasan Asia Tenggara. Tempat ia pernah berkarier di negeri Jiran Malaysia, ada el-classico atau derby lain yang melibatkan dua tim yang selalu menyulut panas antusiasme baik di dalam maupun di luar lapangan.
Meski Dedi lupa akan tim-tim yang terlibat dalam duel el-classico tersebut, setelah ditelusuri di Malaysia ada dua laga panas yang seru untuk disaksikan. Pertama adalah pertandingan kasta tertinggi liga antara Pahang FA vs Johor Darul Ta’zim (JDT). Musim ini keduanya bertarung di papan atas, namun JDT keluar sebagai juaranya musim ini (2017). Sebanyak dua kali pertemuan liga domestik JDT mampu mengalahkan Pahang secara back to back.
Derby panas kedua adalah pertandingan antara Selangor FA vs Kuala Lumpur, kedua kubu diketahui berbeda kasta. Namun musim depan keduanya akan disatu tempatkan di kasta tertinggi usai Kuala Lumpur keluar sebagai juara di kasta kedua Malaysia. Klang Valley Derby–sebutan laga panas itu–dipastikan bakal terjadi kembali musim depan, dan dikategorikan sebagai partai panas di kawasan Asia mengingat persaingan dilihat dari lokasi geografis tim yang sangat berdekatan dan menyedot animo besar.
“Ada (pertandingan di Malaysia) tensi suporternya kaya gitu (di el-classico Indonesia) ada, lupa lagi timnya apa, tapi memang ada pertandingan panas diwarnai dengan (rivalitas) suporter dengan suporter,” aku Dedi kepada wartawan jelang bentrok Persib vs Persija.
Menurutnya aura el-classico di setiap liga domestik harus ada sebagai keseruan dan jadi ciri khas setiap kompetisi. Namun, pria yang karib disapa Dado itu mengingatkan agar rivalitas tidak keluar batas, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa. “Itu yang mungkin jadi ciri khas di liga, tetep harus di jaga, itu yang bikin menarik sebuah pertandingan di kompetisi,” ujarnya.
Ia lalu menceritakan, hal unik dan seru di Liga Indonesia yang tidak ada di liga lain adalah adanya pertandingan dimana tim tamu harus menaiki kendaraan rantis atau barracuda. Sepanas apapun pertandingan di Liga Malaysia tidak sampai salah satu tim harus memakai kendaraan lapis baja itu.
“Kalau di luar enggak ada, hanya di Indonesia saja. Saya mengalami itu selain di Persib ya waktu di Arema pernah pake barracuda. Jadi kayanya hanya di Indonesia yang saya lihat. Itu lah seninya main di indonesia,” beber Dado.
Sejauh ini ada dua pertandingan di kasta tertinggi kompetisi Indonesia yang mengharuskan tim tamu memakai kendaraan miliki kepolisian itu. Pertama adalah pertandingan Persib vs Persija dan laga Persib vs Arema FC, kedua partai itu sangat menyedot animo besar masing-masing suporter. Bahkan tercatat sebagai laga yang didatangi suporter terbanyak di Liga 1.

Gelandang Persib Dedi Kusnandar tak menyangkal bila laga el-classico bukan hanya milik Persib dan Persija saja terkhusus di kawasan Asia Tenggara. Tempat ia pernah berkarier di negeri Jiran Malaysia, ada el-classico atau derby lain yang melibatkan dua tim yang selalu menyulut panas antusiasme baik di dalam maupun di luar lapangan.
Meski Dedi lupa akan tim-tim yang terlibat dalam duel el-classico tersebut, setelah ditelusuri di Malaysia ada dua laga panas yang seru untuk disaksikan. Pertama adalah pertandingan kasta tertinggi liga antara Pahang FA vs Johor Darul Ta’zim (JDT). Musim ini keduanya bertarung di papan atas, namun JDT keluar sebagai juaranya musim ini (2017). Sebanyak dua kali pertemuan liga domestik JDT mampu mengalahkan Pahang secara back to back.
Derby panas kedua adalah pertandingan antara Selangor FA vs Kuala Lumpur, kedua kubu diketahui berbeda kasta. Namun musim depan keduanya akan disatu tempatkan di kasta tertinggi usai Kuala Lumpur keluar sebagai juara di kasta kedua Malaysia. Klang Valley Derby–sebutan laga panas itu–dipastikan bakal terjadi kembali musim depan, dan dikategorikan sebagai partai panas di kawasan Asia mengingat persaingan dilihat dari lokasi geografis tim yang sangat berdekatan dan menyedot animo besar.
“Ada (pertandingan di Malaysia) tensi suporternya kaya gitu (di el-classico Indonesia) ada, lupa lagi timnya apa, tapi memang ada pertandingan panas diwarnai dengan (rivalitas) suporter dengan suporter,” aku Dedi kepada wartawan jelang bentrok Persib vs Persija.
Menurutnya aura el-classico di setiap liga domestik harus ada sebagai keseruan dan jadi ciri khas setiap kompetisi. Namun, pria yang karib disapa Dado itu mengingatkan agar rivalitas tidak keluar batas, apalagi hingga menimbulkan korban jiwa. “Itu yang mungkin jadi ciri khas di liga, tetep harus di jaga, itu yang bikin menarik sebuah pertandingan di kompetisi,” ujarnya.
Ia lalu menceritakan, hal unik dan seru di Liga Indonesia yang tidak ada di liga lain adalah adanya pertandingan dimana tim tamu harus menaiki kendaraan rantis atau barracuda. Sepanas apapun pertandingan di Liga Malaysia tidak sampai salah satu tim harus memakai kendaraan lapis baja itu.
“Kalau di luar enggak ada, hanya di Indonesia saja. Saya mengalami itu selain di Persib ya waktu di Arema pernah pake barracuda. Jadi kayanya hanya di Indonesia yang saya lihat. Itu lah seninya main di indonesia,” beber Dado.
Sejauh ini ada dua pertandingan di kasta tertinggi kompetisi Indonesia yang mengharuskan tim tamu memakai kendaraan miliki kepolisian itu. Pertama adalah pertandingan Persib vs Persija dan laga Persib vs Arema FC, kedua partai itu sangat menyedot animo besar masing-masing suporter. Bahkan tercatat sebagai laga yang didatangi suporter terbanyak di Liga 1.

Ayeuna mah euweuh nu sieuneun ka Persib
cijerah efceh sieu kneh ku persib
sanes Derby iyeumah da lain tim sakota,