Cerita Bayu Fiqri Dapat Komentar Berbahasa Sunda di Instagram
Thursday, 04 March 2021 | 11:23
Persib Bandung berlatih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa 2 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung
Perlahan followers instagram bek anyar Persib, Bayu Mohamad Fiqri, bertambah. Sejak direkrut Oktober lalu followernya kini mencapai 8.500 pengikut. Ya memang tak aneh setiap pemain yang baru digaet Maung Bandung mereka akan sekaligus menjadi selebritis di samping jadi pemain.
Followers baru dari Bayu mayoritas memberikan komentar dengan bahasa Sunda. Bahasa yang bukan menjadi kesehariannya, pasalnya Bayu tumbuh di Banyuwangi Jawa Timur. Meski kurang mengerti, ia berusaha merespon komentar tersebut, membalasnya dengan bahasa Indonesia.
“Awal sebelum ke Persib itu 2500-an kalau sekarang sudah 8500-an. Banyak orang orang Bandung juga, ada yang komentar pakai bahasa Sunda tapi saya enggak tahu apa, saya balas pakai bahasa Indonesia, enggak berani pakai bahasa Sunda lagi takut salah,” cerita singkat Bayu.
Namun di balik kepopuleran itu, pemain Persib harus menerima resiko atau konsekuensi. Selain menerima pujian mereka harus mau menerima kritik bahkan cacian ketika hal buruk menimpa.
Sedikit demi sedikit Bayu mulai mengenali kata-kata sederhana bahasa Sunda, meski belum banyak yang bisa banyak mengerti. “Tapi saya juga kalau malam-malam coba belajar bahasa Sunda seperti ‘teu’ (tidak), ‘saha eta’ (siapa itu),” kata pemain Timnas U-20 ini.


Persib Bandung berlatih di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa 2 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung
Perlahan followers instagram bek anyar Persib, Bayu Mohamad Fiqri, bertambah. Sejak direkrut Oktober lalu followernya kini mencapai 8.500 pengikut. Ya memang tak aneh setiap pemain yang baru digaet Maung Bandung mereka akan sekaligus menjadi selebritis di samping jadi pemain.
Followers baru dari Bayu mayoritas memberikan komentar dengan bahasa Sunda. Bahasa yang bukan menjadi kesehariannya, pasalnya Bayu tumbuh di Banyuwangi Jawa Timur. Meski kurang mengerti, ia berusaha merespon komentar tersebut, membalasnya dengan bahasa Indonesia.
“Awal sebelum ke Persib itu 2500-an kalau sekarang sudah 8500-an. Banyak orang orang Bandung juga, ada yang komentar pakai bahasa Sunda tapi saya enggak tahu apa, saya balas pakai bahasa Indonesia, enggak berani pakai bahasa Sunda lagi takut salah,” cerita singkat Bayu.
Namun di balik kepopuleran itu, pemain Persib harus menerima resiko atau konsekuensi. Selain menerima pujian mereka harus mau menerima kritik bahkan cacian ketika hal buruk menimpa.
Sedikit demi sedikit Bayu mulai mengenali kata-kata sederhana bahasa Sunda, meski belum banyak yang bisa banyak mengerti. “Tapi saya juga kalau malam-malam coba belajar bahasa Sunda seperti ‘teu’ (tidak), ‘saha eta’ (siapa itu),” kata pemain Timnas U-20 ini.
