
Tuntunan untuk merengkuh prestasi membuat setiap klub di kompetisi kasta teratas di Indonesia berlomba mendatangkan amunisi terbaik. Di setiap jeda transfer, seluruh kontestan tentu serius berburu pemain-pemain dengan kualitas mumpuni. Baik pemain asing dan pemain lokal menjadi komoditi panas untuk diperebutkan.
Selain itu, kini marak juga klub-klub menggunakan jasa pemain naturalisasi. Tentunya itu menjadi keuntungan karena secara administrasi, pemain naturalisasi masuk dalam kategori pemain lokal. Namun secara kualitas atau postur tubuh, mereka adalah pemain yang asing dan tidak mengurangi kuota legiun impor sesuai regulasi yang berlaku.
Maung Bandung sendiri merupakan tim yang tidak ketinggalan menggunakan jasa pemain ‘asing namun lokal’ tersebut. Pemain naturalisasi pertama yang dimiliki Persib adalah Cristian Gonzales. Setelah itu ada beberapa pemain lain yang menyusul ‘El Loco’ mengisi daftar amunisi naturalisasi klub kebanggaan Bobotoh tersebut.
Pemain naturalisasi berposisi sebagai striker memang menjadi perhatian Persib karena berguna untuk menambah daya gedor. Setelah Gonzales, Persib mendaratkan pemain keturunan Belanda, Sergio Van Dijk yang juga sama-sama berposisi sebagai ujung tombak. Secara keseluruhan, kedua pemain ini punya dampak untuk produktivitas tim.
Cristian Gonzales

Datang dari Uruguay pada Liga Indonesia 2003, Cristian Gonzales direkrut oleh PSM Makassar bersama Oscar Aravena. Duet ini menjadi predator menakutkan karena sama-sama mempunyai naluri gol tinggi. Namun demikian Aravena yang keluar sebagai top skorer di musim perdana dua pemain ini bermain di Indonesia.
Namun striker yang punya julukan ‘El Loco’ alias si gila ini memiliki peruntungan lebih baik dari Aravena di musim-musim berikutnya. Dia terus melanjutkan kiprah menawannya terutama saat hijrah ke Persik. Bersama Danilo Fernando dan Ronald Fagundez, Gonzales menjelma menjadi predator yang begitu mematikan di kotak penalti.
Ratusan gol dicetaknya di kompetisi tertinggi tanah air. Persib lalu kepincut merekrutnya di paruh musim 2008/2009. Fabio Lopez Alcantara dicoret dan Gonzales didatangkan. Dengan status yang masih sebagai pemain asing, Gonzales langsung moncer, dia sukses menyarangkan 14 gol selama setengah musim saja dan membawa Persib finish di urutan ketiga.
Gonzales lalu dipertahankan untuk musim berikutnya. Kali ini Jaya Hartono langsung memasang dirinya dengan Hilton Moreira di lini depan dan disokong Suchau Nutnum dari lini kedua. Koleksi golnya bertambah, di Liga Super Indonesia 2009/2010 El Loco menghasilkan 18 gol. Posisi klub di akhir musim pun menanjak meski hanya bercokol di urutan ketiga dan belum menjadi juara.
Dengan catatan sudah berada lebih dari lima tahun di Indonesia dan mempunyai istri berpaspor Indonesia, Gonzales akhirnya diresmikan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada 3 November 2010. Di usia yang sudah 34 tahun, dia langsung dipanggil timnas Indonesia untuk Piala AFF 2010. Sayang skuat Garuda harus kalah dari Malaysia di final.
Gonzales pun memainkan musim ketiganya bersama Persib dan kali ini dia tidak terdaftar sebagai pemain asing. Tidak seperti musim sebelumnya, striker berkaki kidal ini disandingkan dengan Pablo Frances yang direkrut dari Persijap di barisan depan. Di musim 2008/2009 dan 2009/2010, dirinya bersanding dengan Hilton Moreira.
Penyuplai bola dari lini kedua juga berbeda, kali ini Shahril Ishak yang ditugaskan untuk menjadi pelayan. Namun reputasi sebagai gelandang andalan timnas Singapura gagal diadopsinya ketika berkostum Persib sehingga umpan matang untuk Gonzales juga berkurang. Apalagi Gonzales ialah tipe post player yang efektif ketika menerima bola matang di kotak 16.
Drama di awal musim juga menjadi penyebab ketajaman Gonzales jadi menurun. Itu karena Daniel Darko Janackovic yang semula ditunjuk sebagai pelatih didemo pemain dan terdepak. Jovo Cuckovic yang semula datang sebagai asisten pelatih lalu naik jabatan. Namun pengangkatan dia tak berjalan mulus, penampilan Persib acak-acakan di awal musim.
Pergantian posisi pelatih lalu terjadi lagi di pertengahan musim setelah Daniel Roekito ditunjuk menjadi penerus. Catatan gol Gonzales merosot, hanya 8 gol yang bisa diciptakannya selama satu musim. Dengan koleksi 40 gol di liga selama 2,5 musim, sang bomber memilih pergi ke Persisam Samarinda di musim berikutnya.
Sergio van Dijk
Candu dirasakan Persib ketika mulai mencoba jasa pemain naturalisasi di lini depan. Usai kisah bersama Gonzales usai, Maung Bandung tidak kapok mempercayakan satu posisi striker kepada pemain naturalisasi. Pemain asal Belanda keturunan Indonesia, Serginho ‘Sergio” Van Dijk lalu didaratkan pada bursa transfer awal musim 2013.
Sergio merupakan pemain kelahiran Belanda tepatnya di kota Assen, 6 Agustus 1982. Ia memulai karir sepakbola di klub Groningen, bersama dengan Arjen Robben. Lalu dia melanjutkan karirnya bersama Helmond Sport dan Emmen di kompetisi kasta kedua Belanda. Pemain plonots ini baru mulai merantau pada musim 2008 saat terbang ke Australia membela Brisbane Roar.
Di Negeri Kangguru, Sergio menjelma menjadi striker yang begitu berbahaya. Bahkan dia pernah merengkuh predikat top skorer liga dengan koleksi 16 gol pada musim 2010/2011, ketika sudah hijrah membela Adelaide United. Penyerang dengan kaki kiri mematikan itu pun lalu mengakhiri kebersamaan dengan klub Australia di musim 2013.
Petualangan karir Sergio berlanjut, dia akhirnya disahkan menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) karena punya darah keturunan Indonesia. Persib pun menjadi destinasinya ketika memulai cerita baru dengan kewarganegaraan baru. Sebagai pemain naturalisasi, Sergio langsung diandalkan di Persib, namanya juga lantas jadi idola Bobotoh.

Dengan kualitas dia atas rata-rata, tidak butuh waktu lama baginya untuk menunjukan kontribusi untuk klub. Postur tinggi membuatnya begitu handal ketika melakukan duel udara dan mencetak gol melalui sundulan. Sentukan akhirnya sangat efektif terutama lewat kaki kiri. Sergio juga terbilang aktif membuka ruang dan tidak jarang mencari bola ke bawah.
Dahsyat, Sergio melesakan 21 gol di musim debutnya bersama Persib. Jumlah yang sama dengan Djibril Coulibaly. Dia hanya kalah jumlah dari Boaz Solossa yang menjadi top skorer dengan 25 gol. Namun friksi terjadi antara Sergio dengan manajemen soal klausul kontrak, keputusan pun diambil dia dengan hijrah ke klub Iran, Sepahan.
Sempat berkelana ke Iran lalu Thailand untuk membela Suphanburi, kisah Sergio dengan Persib terajut kembali. Dia dipulangkan pada TSC 2016 karena Persib tidak puas dengan kualitas pemain asing di lini depan, Juan Belencoso. Awalnya Sergio juga masih belum mampu menunjukan lagi ketajaman dia seperti musim 2013.
Tetapi perlahan Sergio bangkit, kehadiran playmaker baru, Marcos Flores yang sudah akrab sejak bermain bersama di Adelaide membuatnya dapat pasokan bola matang. Ditambah mekarnya Febri Hariyadi di sektor sayap yang bisa memberi assist jitu. Sergio akhirnya mampu mencetak 12 gol di gelaran TSC 2016, tapi Persib harus bercokol di peringkat 5 klasemen akhir.
Kembalinya produktivitas Sergio membuatnya masuk proyeksi Jajang Nurjaman untuk musim 2017. Hanya saja di masa pramusim, Piala Presiden, Sergio mengalami cedera parah di bagian lututnya ketika menghadapi Mitra Kukar di babak 8 besar di Stadion Manahan, Solo. Selama satu musim dia gagal memberikan kontribusi dan akhirnya terdepak di akhir musim 2017.
Komentar Bobotoh