Butuh Proses, Robert Sedang Merancang Investasi untuk Masa Depan Persib
Saturday, 28 September 2019 | 13:37
Musim kompetisi Liga 1 2019 sudah dipikirkan realistis untuk Persib. Tak ada lagi gelar untuk tim, hanya bagaimana mereka bisa menuntaskan kompetisi di posisi lebih baik dari pada putaran pertama (peringkat 10).
Hanya satu tujuan bagaimana Persib tak terdegradasi ke Liga 2. Mengingat posisi mereka yang kini masih ada di posisi 10 dengan 24 poin, hanya berjarak 5 poin dari tim di zona degradasi.
Salah kaprah Persib di awal musim sudah terlihat jelas dengan menunjuk Miljan Radovic minim pengalaman sebagai pelatih kepala. Hingga akhirnya Robert Alberts –pelatih teruji berkualitas– datang satu pekan jelang kick-off Liga 1. Tentu materi pemain yang ada bukan pilihannya.
Dampaknya performa Persib angin-anginan, 7 pertandingan tanpa kemenangan adalah rekor terburuk musim ini. Robert yang masih meraba-raba mulai bongkar pasang kekuatan tim, tiga pemain asing dicoret digantikan yang baru.
Semua ini dikatakan Robert adalah proses bagaimana ia ada sebenarnya untuk berinvestasi terhadap masa depan klub. Ia mengambil contoh kepada klub Liverpool saat mendatangkan Jurgen Klopp. Seperti diketahui pelatih asal Belanda itu punya waktu pertama di Persib dua musim untuk membangun klub yang konsisten.
“Visi seperti Liverpool bisa untuk dilakukan. Jika melihat tim Liverpool seperti yang dilihat oleh para jurnalis, kalian bisa melihat ada berapa banyak pemain yang pergi sejak Klopp datang. Ada banyak pemain pergi dan banyak pemain datang, tapi manajemen Liverpool melihat investasi dari apa yang dilakukan,” bebernya.
Disadari atau tidak Persib sedang melakukan investasi pemain. Seperti mendatangkan para pemain asing yang lebih segar secara usia dari pada sebelumnya. Nick Kuipers dikontrak langsung dua tahun, adalah bagian dari rencana pelatih untuk klub di masa depan.
Pasalnya tentu akan sangat merugi ketika Persib mengontrak pemain satu musim namun di pertengahan jalan mereka harus memutus kontrak. Beberapa klausul diketahui jika manajemen memutus kontrak akan ada biaya lebih yang harus dibayarkan kepada pemain. Berbeda jika pemain bersangkutan yang mengundurkan diri.
Kondisi demikian membuat keuangan klub tak sehat, hingga pelatih harus pandai berinvestasi terhadap pemain-pemain berkualitas dan menjanjikan. Berinvestasi pemain yang bisa memberikan kontribusi positif untuk klub, itulah tugas Robert di tim.
“Setelah empat tahun baru bisa dilihat bagaimana keseimbangan keuangan mereka (Liverpool). Karena ini bukan hanya tim, tetapi juga finansial klub. Siapa pemain yang bisa menarik untuk pemasukan klub, ketika pelatih datang, periksa siapa saja pemain yang layak dipertahankan dan bisa berkembang,” bebernya.
Robert tampaknya akan bergeliat lebih liar saat musim baru dimulai. Kondisi seperti ini sebenarnya dialami PSM Makassar. Saat itu Robert datang di tengah musim 2016. PSM terseok-seok, namun yang terjadi di musim berikutnya PSM konsisten di papan atas menjadi penantang juara musim 2017 (Bhayangkara FC) dan 2018 (Persija), walau belum menjadikan pemegang trofi.
“Setelah itu baru mulai membeli pemain untuk memulai kompetisi meraih gelar juara. Bukan hanya untuk sekali (juara) tapi untuk secara konstan. Itu yang ingin dilakukan oleh Persib, kami membangun tim untuk masa depan yang di setiap tahun bisa menjadi juara,” paparnya.
Robert ingin beberapa pihak elemen Persib mengerti akan situasinya saat ini di tim. Persib adalah tim yang selalu meneriakan juara setiap musim, dinamika di klub yang harus membuat semua orang berpikir realistis disamping tim bekerja dan berpikir dengan kerasnya.
“Bukan hanya setiap tahun berteriak untuk juara karena ada 18 tim di liga yang seperti itu, tetapi kami harus realistis. Butuh proses dan hal itu yang sedang kami upayakan dan ada sesuatu yang saya lihat di depan bersama Persib,” jelasnya.

Musim kompetisi Liga 1 2019 sudah dipikirkan realistis untuk Persib. Tak ada lagi gelar untuk tim, hanya bagaimana mereka bisa menuntaskan kompetisi di posisi lebih baik dari pada putaran pertama (peringkat 10).
Hanya satu tujuan bagaimana Persib tak terdegradasi ke Liga 2. Mengingat posisi mereka yang kini masih ada di posisi 10 dengan 24 poin, hanya berjarak 5 poin dari tim di zona degradasi.
Salah kaprah Persib di awal musim sudah terlihat jelas dengan menunjuk Miljan Radovic minim pengalaman sebagai pelatih kepala. Hingga akhirnya Robert Alberts –pelatih teruji berkualitas– datang satu pekan jelang kick-off Liga 1. Tentu materi pemain yang ada bukan pilihannya.
Dampaknya performa Persib angin-anginan, 7 pertandingan tanpa kemenangan adalah rekor terburuk musim ini. Robert yang masih meraba-raba mulai bongkar pasang kekuatan tim, tiga pemain asing dicoret digantikan yang baru.
Semua ini dikatakan Robert adalah proses bagaimana ia ada sebenarnya untuk berinvestasi terhadap masa depan klub. Ia mengambil contoh kepada klub Liverpool saat mendatangkan Jurgen Klopp. Seperti diketahui pelatih asal Belanda itu punya waktu pertama di Persib dua musim untuk membangun klub yang konsisten.
“Visi seperti Liverpool bisa untuk dilakukan. Jika melihat tim Liverpool seperti yang dilihat oleh para jurnalis, kalian bisa melihat ada berapa banyak pemain yang pergi sejak Klopp datang. Ada banyak pemain pergi dan banyak pemain datang, tapi manajemen Liverpool melihat investasi dari apa yang dilakukan,” bebernya.
Disadari atau tidak Persib sedang melakukan investasi pemain. Seperti mendatangkan para pemain asing yang lebih segar secara usia dari pada sebelumnya. Nick Kuipers dikontrak langsung dua tahun, adalah bagian dari rencana pelatih untuk klub di masa depan.
Pasalnya tentu akan sangat merugi ketika Persib mengontrak pemain satu musim namun di pertengahan jalan mereka harus memutus kontrak. Beberapa klausul diketahui jika manajemen memutus kontrak akan ada biaya lebih yang harus dibayarkan kepada pemain. Berbeda jika pemain bersangkutan yang mengundurkan diri.
Kondisi demikian membuat keuangan klub tak sehat, hingga pelatih harus pandai berinvestasi terhadap pemain-pemain berkualitas dan menjanjikan. Berinvestasi pemain yang bisa memberikan kontribusi positif untuk klub, itulah tugas Robert di tim.
“Setelah empat tahun baru bisa dilihat bagaimana keseimbangan keuangan mereka (Liverpool). Karena ini bukan hanya tim, tetapi juga finansial klub. Siapa pemain yang bisa menarik untuk pemasukan klub, ketika pelatih datang, periksa siapa saja pemain yang layak dipertahankan dan bisa berkembang,” bebernya.
Robert tampaknya akan bergeliat lebih liar saat musim baru dimulai. Kondisi seperti ini sebenarnya dialami PSM Makassar. Saat itu Robert datang di tengah musim 2016. PSM terseok-seok, namun yang terjadi di musim berikutnya PSM konsisten di papan atas menjadi penantang juara musim 2017 (Bhayangkara FC) dan 2018 (Persija), walau belum menjadikan pemegang trofi.
“Setelah itu baru mulai membeli pemain untuk memulai kompetisi meraih gelar juara. Bukan hanya untuk sekali (juara) tapi untuk secara konstan. Itu yang ingin dilakukan oleh Persib, kami membangun tim untuk masa depan yang di setiap tahun bisa menjadi juara,” paparnya.
Robert ingin beberapa pihak elemen Persib mengerti akan situasinya saat ini di tim. Persib adalah tim yang selalu meneriakan juara setiap musim, dinamika di klub yang harus membuat semua orang berpikir realistis disamping tim bekerja dan berpikir dengan kerasnya.
“Bukan hanya setiap tahun berteriak untuk juara karena ada 18 tim di liga yang seperti itu, tetapi kami harus realistis. Butuh proses dan hal itu yang sedang kami upayakan dan ada sesuatu yang saya lihat di depan bersama Persib,” jelasnya.

pokokna ayeuna mah kudu sadar sarerea manajemen ulah mentingkeun teuing bisnis, bobotoh ulah loba teuing ngahujat pemain jeung pelatih dina keur gorengna terus bere semanget ngarah alus, dina keur alusna terus dukung ngarah bertahan. pelatih jeung pemain sing karompak ngabangun kakuatan tim. sok geura insya allah persib bakal manggih kajayaan deui.
klub2 di Indonesia memang kebanyakan masih belum memiliki visi dan misi seperti klub2 di Eropa…klub2 Eropa kebanyakan menerapkan investasi jangka panjang, apalagi klub2 yg sudah memiliki akademi terkenal seperti Ajax, Arsenal ataupun Barcelona. Di Indonesia karena tuntutan fansnya yg mayoritas masih fanatik buta, yg menginginkan klub berprestasi dlm waktu singkat…instan. Maka terlihat di setiap pagelaran kompetisinya jarang ada klub yg mendominasi liga dari tahun ke tahun…hampir stiap musim muncul juara baru, tp itupun tdk bisa berbicara banyak di tingkat Asia bahkan Regional (ASEAN) sekalipun.
Niat RA yg ingin mencanangkan investasi (jangka panjang) bagi Persib perlu diapresiasi)…sudah saatnya ada klub di Indonesia yg bisa berprestasi di kancah nasional secara berkesinambungan dan tentu bisa berprestasi jg di tingkat ASEAN bahkan ASIA. Tp tentu perlu didukung pula dgn pembenahan di sektor infrastruktur, fasilitas penunjang untuk latihan, dan ini msh menjadi PR bagi manajemen Persib.
Robert Alberts dan Mario Gomez adalah pelatih2 yg memiliki visi dan misi yg hampir sama walapun dgn gaya kepelatihan yg berbeda…sejatinya Persib beruntung bisa merasakan kepelatihan dari pelatih2 seperti ini.
Penting adanya kesadaran yg tinggi dari para stake holder, termasuk para bobotoh mengenai hal ini….semoga Persib bisa menjadi role model bagi klub2 lain di Indonesia baik itu secara prestasi, infrastruktur, prfesionalisme serta kedewasaan para pecintanya…aamiin
Satujuuuuu
What a great vision coach, but I’m not sure your vision will supported by any stakeholders in persib.
I’m afraid there are more who could not read your vision than who understand it.
What about our ‘young’ bobotoh and also our manager, we are remember when persib defeat persipura by 3-1, our manager said its all because of coach Yaya, meanwhile you said you keep in contact to formulates strategy to win the game.
Good luck and best wishes always for persib
ngomong naon maneh!teu ngarti
bandung ieu mah,lain eropahh
Pelatih visi yang hebat, tetapi saya tidak yakin visi Anda akan didukung oleh para pemangku kepentingan di persib.
Saya khawatir ada lebih banyak yang tidak bisa membaca visi Anda daripada yang memahaminya.
Bagaimana dengan bobotoh ‘muda’ kami dan juga manajer kami, kami ingat ketika Persib mengalahkan persipura 3-1, manajer kami mengatakan itu semua karena pelatih Yaya, sementara itu Anda mengatakan Anda tetap berhubungan untuk merumuskan strategi untuk memenangkan permainan.
Semoga sukses dan semoga selalu untuk persib.
tah kitu cenah artinya ki dulur
Tah cek aki geh lamun lalajo persib teh kudu mayar karcis cenah. Lain hayang gratisan wae.
Sagala geh butuh prosesss….
Moal instan.
Ka manajemen jeng bobotoh ulah sok hayang gera ngaganti wae coach. Ken weh bere waktu ker nerapkeun program kapalatihan seorang coach. Ke geh mun teu berhasil mah palatih urang luar negeri mah sok mundur sorangan.
Pelatih yg baik akan memberikan karakter trhadap permainan tim juga memberikan pembentukan & pnambahan kualitas masing2 pemain.
Adakah cikal bakal progres ke arah tersebut ?
Ini 2019 mister. Pola 20 th silam tdk bisa anda terapkan saat ini.