Bukan Sepenuhnya Kesalahan Alenatore
Thursday, 27 February 2014 | 20:07
Inilah topik yang sering BOBOTOH permasalahkan akhir akhir ini, “Sulitnya klub sebesar PERSIB mencari sosok tukang gedor mematikan”. Mungkin memang benar disitu merupakan kesalahan seorang Head Coach bernama Djajang Nurjaman, dia seperti tidak mempunyai “Plan B” ketika adanya permasalahan tak terduga di tengah perjalanan, seolah coach akan menjalani itu tanpa gangguan. Namun kini kenyataan nya? bisa anda lihat permasalahan yang membelit Djanur akhir-akhir ini.
Di sini penulis cukup riskan akan permasalahan ini, dengan 3 pertandingan awal yang sudah PERSIB lalui, seolah disana klub kebanggaan BOBOTOH tidak mempunyai tukang juru gedor yang musim lalu klub ini menjadi momok bagi lawan lawannya dengan duet SvD v Herman Dzumafo maupun SvD v Hilton tanpa mengenyampingkan seorang Kenji Adachihara dengan 10 gol nya musim lalu. musim ini di pertandingan awal PERSIB mungkin penulis melihat belum ada tukang gedor yang haus gol, ketika duet Ferdinand v Tantan maupun comebacknya seorang Djibril Coulibaly. Kita tau bagaimana seorang Tantan dan Ferdinand disini, mereka merupakan sosok Fighter pembuka peluang dengan kecepatannya namun bukan seorang striker yang mempunyai Naluri gol tinggi sekecil apapun peluangnya. Dan Djibril Coulibaly, sosok yang diharapkan menjadi pengganti Sergio belum pada performa terbaiknya setelah cedera yang dibekapnya.
Menilik PERSIB saat pra-musim bersama Djajang Nurjaman. gebrakan besar terjadi ketika seorang Djanur merombak tim nya dengan membuang pemain pemain musim lalu seperti Abanda Herman, Mbida Messi, Hilton Moreira, Kenji Adachihara, Aang Suparman, Cecep Supriatna dan Airlangga Sucipto termasuk mengundurkan dirinya Maman Abdurahman dan Asri Akbar yang diluar skenario Djajang Nurjaman, dan akibat regulasi Pt. LIGA musim ini dengan dikuranginya pemain asing menjadi 3 + 1pemain asing asia maka Djanur memutuskan tidak memperpanjang Naser Al Sebai yang musim lalu bermain cukup baik untuk PERSIB.
Namun disini penulis cukup yakin dan sangat setuju dengan keputusan Djanur karena musim ini mereka kurang dibutuhkan dengan strategi Djanur yang mengandalkan Ball Possession dan memegang irama permainan ketika bertanding. Dan akhirnya pemain yang dibowong pun menurut pandangan penulis lebih baik maupun sama kualitasnya dengan mendatangkan Vlado Vujovic, Ahmad Jufrianto ditambah Abdurahman pengganti maman dibelakang. Ditengah didatangkannya pengatur serangan terbaik musim lalu Makan Konate dan pengganti hengkangnya Asri Akbar yang mungkin sepadan yaitu Taufiq dari Persebaya. Inilah sorotan utamanya ketika datangnya seorang Djibril Coulibaly topskor yang menyamai SvD dengan 21 golnya seolah kita akan melihat duet menyeramkan bagi lawan lawannya yaitu SvD v Djibril ditambah kembali pulangnya pemain lincah asli bandung yaitu Ferdinand dan Tantan. Inilah “DREAM TEAM”nya DJANUR yang menjanjikan, karena musim lalu penulis pun pernah bermimpi ketika melihat Makan Konate dan Djibril datang dan bermain di PERSIB. Betapa tidak, mereka adalah andalan Tim Promosi Barito Putera yang membuat mereka menduduki peringkat 6 klasemen di akhir musim.
Saat itu yang penulis amati mungkin akan terjadi formasi dengan 4-4-2 nya dengan Made Wirawan (kiper) Vujovic, Jupe, Supardi, dan Tony mengisi pos belakang, dan ditengah Hariona gelandang bertahan ditambah kecepatan sayap seorang M.Ridwan Atep ataupun dengan alternatif lain seperti Ferdinand Firman Utina dan tak akan tergantikannya seorang Makan Konate sebagai Jendral lapangan tengah dan pengatur irama permainan. di depan inilah duet mematikan Sergio van Djik dan Djibril Coulibaly dan kemungkinan seorang supersub Tantan, dan dari HeadCoach Djajang Nurjaman, seorang pemain asli bandung tempo dulu yang membwa Persib Juara, dan tidak diragukan kecintaannya kepada PERSIB, dan kematangan tim yang lebih unggul dibanding tim lain dengan persiapan yang cukup panjang.
Betapa yakinnya penulis dengan tim ini bahwa #PersibJuara yang dirindu-rindukan oleh bobotoh akan datang ke kota Kembang musim 2014. Namun apa daya, tim yang dipuja puja oleh Bobotoh dan ditakuti oleh media massa kini menjadi pincang menjelang bergulirnya LIGA. Dengan mengejutkan, di tengah jalan seorang idola dan top skor PERSIB di musim lalu Sergio van Dijk memilih hengkang ke klub asal Iran (Sepahan FC), entah apa alasannya. PERSIB sempat kehilangan duet idaman karena Djibril Coulibaly dinyatakan cedera dan diperlukan penyembuhan total selama 3bulan dan tidak bisa dimainkan saat awal Liga bergulir. Djanur kemudian memutuskan kontrak Djibril dan mendatangkan Fortune Udo, hal itu kini menjadi bayang bayang Djanur karena Fortune yang ketika itu bermain di pertandingan pramusim seolah bermain tidak meyakinkan. Udo membuang banyak peluang dan seharusnya mungkin bisa membawa PERSIB menang dengan mudah. Djanur lalu tidak jadi merekrutnya dan mendatangkan beberapa pemain seleksi seperti Kwateh, Emile Mbaba, dan Da Silva.
Menurut penulis, hal itu hanya membuang waktu karena klub sekelas PERSIB alangkah lebih baik lagi mencari pemain yang sudah terbukti kualitasnya. Dan akhirnya, pernyataan itu terbukti benar ketika Djanur tidak tertarik dengan pemain seleksi dan secara mengejutkannya kembali mendatangkan seorang Djibril Coulibaly yang sebelumnya diputus kontrak karena cidera. Keputusan yang mengherankan seperti seolah pelatih terkendala oleh deadline dan mengambil kembali pemain yang dinyatakan cidera tersebut.
Awal LIGA bergulir Djanur mulai kebingungan ketika tidak adanya seorang targetman dengan memaksakan duet Ferdinand & Tantan yang musim lalu mereka berdua adalah seorang second striker dengan mobilitas tinggi dan kecepatan diatas rata-rataketika di PUSAM maupun SRIWIJAYA. dan terbukti 3 pertandingan awal seolah Persib menemui jalan buntu, sulitnya mencetak gol kemenangan. dan selanjutnya inilah yang ditunggu oleh penulis maupun BOBOTOH, comeback Djibril Coulibaly yang menjadi pelengkapnya Puzzle PERSIB yang hilang dengan menggasak PERSIK KEDIRI 3gol tanpa balas. Namun penulis lihat Djibril memang belum dalam performa terbaiknya kala bermain di Barito Putera, dia seolah seperti orang yang masih sakit dan memaksakan untuk kembali berdiri.
Itulah yang mungkin Djanur khhawatirkan sekarang, kambuhnya cedera Djibril jika terus dimainkan full dengan mencari alternatif dicarinya striker asing asia untuk mengisi slot pemain asing dan level yang sepadan dengan Djibril. Dengan “kembali” mencari melalui pemain seleksi seperti Jacob, Fahad, dan Han Dong Won namun tidak ada satu pemain pun yang memikat hati pelatih. Permasalahannya pun kini semakin mendekatnya deadline waktu, dimana tinggal 1 hari lagi ditutupnya jendela transfer. Hal yang mungkin mustahil bagi Djanur untuk mendatangkan pemain asia yang diinginkannya.
Alangkah baiknya untuk BOBOTOH percayakan semua pada seorang Djajang Nurjaman, ini baru awal sebuah kisah perjalanan menuju tangga juara masih sangat panjang, semua belum berakhir, buktikan kita adalah supporter dewasa yang selalu ada dikala menang ataupun kalah dikandang maupun tandang. karena tidak mungkin adanya sebuah tim yang bisa terus diatas dan selalu menang di setiap pertandingannya walaupun bertebaran bintang di sebuah tim tersebut, layaknya RealMadrid yang kalah 1gol oleh tim Atletico Madrid di Santiago Bernabeu dan MU yang merupakan juara bertahan kini malah terpuruk di EPL. Buktikan kita lah supporter terhebat di Indonesia maupun Dunia. DEWASALAH MAKA PERCAYA TIM KITA PASTI JUARA!!! #PersibSalawasna #InDjanurWeTrust #PersibJUARA
Ditulis oleh @dzikriAS

Inilah topik yang sering BOBOTOH permasalahkan akhir akhir ini, “Sulitnya klub sebesar PERSIB mencari sosok tukang gedor mematikan”. Mungkin memang benar disitu merupakan kesalahan seorang Head Coach bernama Djajang Nurjaman, dia seperti tidak mempunyai “Plan B” ketika adanya permasalahan tak terduga di tengah perjalanan, seolah coach akan menjalani itu tanpa gangguan. Namun kini kenyataan nya? bisa anda lihat permasalahan yang membelit Djanur akhir-akhir ini.
Di sini penulis cukup riskan akan permasalahan ini, dengan 3 pertandingan awal yang sudah PERSIB lalui, seolah disana klub kebanggaan BOBOTOH tidak mempunyai tukang juru gedor yang musim lalu klub ini menjadi momok bagi lawan lawannya dengan duet SvD v Herman Dzumafo maupun SvD v Hilton tanpa mengenyampingkan seorang Kenji Adachihara dengan 10 gol nya musim lalu. musim ini di pertandingan awal PERSIB mungkin penulis melihat belum ada tukang gedor yang haus gol, ketika duet Ferdinand v Tantan maupun comebacknya seorang Djibril Coulibaly. Kita tau bagaimana seorang Tantan dan Ferdinand disini, mereka merupakan sosok Fighter pembuka peluang dengan kecepatannya namun bukan seorang striker yang mempunyai Naluri gol tinggi sekecil apapun peluangnya. Dan Djibril Coulibaly, sosok yang diharapkan menjadi pengganti Sergio belum pada performa terbaiknya setelah cedera yang dibekapnya.
Menilik PERSIB saat pra-musim bersama Djajang Nurjaman. gebrakan besar terjadi ketika seorang Djanur merombak tim nya dengan membuang pemain pemain musim lalu seperti Abanda Herman, Mbida Messi, Hilton Moreira, Kenji Adachihara, Aang Suparman, Cecep Supriatna dan Airlangga Sucipto termasuk mengundurkan dirinya Maman Abdurahman dan Asri Akbar yang diluar skenario Djajang Nurjaman, dan akibat regulasi Pt. LIGA musim ini dengan dikuranginya pemain asing menjadi 3 + 1pemain asing asia maka Djanur memutuskan tidak memperpanjang Naser Al Sebai yang musim lalu bermain cukup baik untuk PERSIB.
Namun disini penulis cukup yakin dan sangat setuju dengan keputusan Djanur karena musim ini mereka kurang dibutuhkan dengan strategi Djanur yang mengandalkan Ball Possession dan memegang irama permainan ketika bertanding. Dan akhirnya pemain yang dibowong pun menurut pandangan penulis lebih baik maupun sama kualitasnya dengan mendatangkan Vlado Vujovic, Ahmad Jufrianto ditambah Abdurahman pengganti maman dibelakang. Ditengah didatangkannya pengatur serangan terbaik musim lalu Makan Konate dan pengganti hengkangnya Asri Akbar yang mungkin sepadan yaitu Taufiq dari Persebaya. Inilah sorotan utamanya ketika datangnya seorang Djibril Coulibaly topskor yang menyamai SvD dengan 21 golnya seolah kita akan melihat duet menyeramkan bagi lawan lawannya yaitu SvD v Djibril ditambah kembali pulangnya pemain lincah asli bandung yaitu Ferdinand dan Tantan. Inilah “DREAM TEAM”nya DJANUR yang menjanjikan, karena musim lalu penulis pun pernah bermimpi ketika melihat Makan Konate dan Djibril datang dan bermain di PERSIB. Betapa tidak, mereka adalah andalan Tim Promosi Barito Putera yang membuat mereka menduduki peringkat 6 klasemen di akhir musim.
Saat itu yang penulis amati mungkin akan terjadi formasi dengan 4-4-2 nya dengan Made Wirawan (kiper) Vujovic, Jupe, Supardi, dan Tony mengisi pos belakang, dan ditengah Hariona gelandang bertahan ditambah kecepatan sayap seorang M.Ridwan Atep ataupun dengan alternatif lain seperti Ferdinand Firman Utina dan tak akan tergantikannya seorang Makan Konate sebagai Jendral lapangan tengah dan pengatur irama permainan. di depan inilah duet mematikan Sergio van Djik dan Djibril Coulibaly dan kemungkinan seorang supersub Tantan, dan dari HeadCoach Djajang Nurjaman, seorang pemain asli bandung tempo dulu yang membwa Persib Juara, dan tidak diragukan kecintaannya kepada PERSIB, dan kematangan tim yang lebih unggul dibanding tim lain dengan persiapan yang cukup panjang.
Betapa yakinnya penulis dengan tim ini bahwa #PersibJuara yang dirindu-rindukan oleh bobotoh akan datang ke kota Kembang musim 2014. Namun apa daya, tim yang dipuja puja oleh Bobotoh dan ditakuti oleh media massa kini menjadi pincang menjelang bergulirnya LIGA. Dengan mengejutkan, di tengah jalan seorang idola dan top skor PERSIB di musim lalu Sergio van Dijk memilih hengkang ke klub asal Iran (Sepahan FC), entah apa alasannya. PERSIB sempat kehilangan duet idaman karena Djibril Coulibaly dinyatakan cedera dan diperlukan penyembuhan total selama 3bulan dan tidak bisa dimainkan saat awal Liga bergulir. Djanur kemudian memutuskan kontrak Djibril dan mendatangkan Fortune Udo, hal itu kini menjadi bayang bayang Djanur karena Fortune yang ketika itu bermain di pertandingan pramusim seolah bermain tidak meyakinkan. Udo membuang banyak peluang dan seharusnya mungkin bisa membawa PERSIB menang dengan mudah. Djanur lalu tidak jadi merekrutnya dan mendatangkan beberapa pemain seleksi seperti Kwateh, Emile Mbaba, dan Da Silva.
Menurut penulis, hal itu hanya membuang waktu karena klub sekelas PERSIB alangkah lebih baik lagi mencari pemain yang sudah terbukti kualitasnya. Dan akhirnya, pernyataan itu terbukti benar ketika Djanur tidak tertarik dengan pemain seleksi dan secara mengejutkannya kembali mendatangkan seorang Djibril Coulibaly yang sebelumnya diputus kontrak karena cidera. Keputusan yang mengherankan seperti seolah pelatih terkendala oleh deadline dan mengambil kembali pemain yang dinyatakan cidera tersebut.
Awal LIGA bergulir Djanur mulai kebingungan ketika tidak adanya seorang targetman dengan memaksakan duet Ferdinand & Tantan yang musim lalu mereka berdua adalah seorang second striker dengan mobilitas tinggi dan kecepatan diatas rata-rataketika di PUSAM maupun SRIWIJAYA. dan terbukti 3 pertandingan awal seolah Persib menemui jalan buntu, sulitnya mencetak gol kemenangan. dan selanjutnya inilah yang ditunggu oleh penulis maupun BOBOTOH, comeback Djibril Coulibaly yang menjadi pelengkapnya Puzzle PERSIB yang hilang dengan menggasak PERSIK KEDIRI 3gol tanpa balas. Namun penulis lihat Djibril memang belum dalam performa terbaiknya kala bermain di Barito Putera, dia seolah seperti orang yang masih sakit dan memaksakan untuk kembali berdiri.
Itulah yang mungkin Djanur khhawatirkan sekarang, kambuhnya cedera Djibril jika terus dimainkan full dengan mencari alternatif dicarinya striker asing asia untuk mengisi slot pemain asing dan level yang sepadan dengan Djibril. Dengan “kembali” mencari melalui pemain seleksi seperti Jacob, Fahad, dan Han Dong Won namun tidak ada satu pemain pun yang memikat hati pelatih. Permasalahannya pun kini semakin mendekatnya deadline waktu, dimana tinggal 1 hari lagi ditutupnya jendela transfer. Hal yang mungkin mustahil bagi Djanur untuk mendatangkan pemain asia yang diinginkannya.
Alangkah baiknya untuk BOBOTOH percayakan semua pada seorang Djajang Nurjaman, ini baru awal sebuah kisah perjalanan menuju tangga juara masih sangat panjang, semua belum berakhir, buktikan kita adalah supporter dewasa yang selalu ada dikala menang ataupun kalah dikandang maupun tandang. karena tidak mungkin adanya sebuah tim yang bisa terus diatas dan selalu menang di setiap pertandingannya walaupun bertebaran bintang di sebuah tim tersebut, layaknya RealMadrid yang kalah 1gol oleh tim Atletico Madrid di Santiago Bernabeu dan MU yang merupakan juara bertahan kini malah terpuruk di EPL. Buktikan kita lah supporter terhebat di Indonesia maupun Dunia. DEWASALAH MAKA PERCAYA TIM KITA PASTI JUARA!!! #PersibSalawasna #InDjanurWeTrust #PersibJUARA
Ditulis oleh @dzikriAS

lah nyaho iyeh minantuna etateh nu nyien carpon teh
untuk yg tidak setuju janur, kalau persib juara maneh rek naon ka janur??? #optimispersibjuara
wios antep, teu acan dewasa kang
“bukan sepenuhnya kesalahan allenatore” berarti aya salah atuh jajang nurjaman teh hahahaha
“VISI BERMAIN,TAKTIK, MENTAL, SUPPORT SUPORTER…!!! TAH ETA MASALHNA NU AYA DI PERSIB AYNA CEUK KCMATA SAYA MH.,,. PERBAIKI !!
Tueing salah saha deui atuh, sok aneh pemaen alus maen di persib jadi butut, ari maen di batur jadi alus,sasajenna nu butut ta nu ngalatih na nu alus kitu teuing tah?
tetep janur kudu diganti,tidak bisa memaksimalkan pemain yang ada dan membuat pemmain menjadi termotivasi ,strategi terkadang salah lihat aja saat butuh pergantian pemain lambat sekali,1000% kudu di ganti tah janut teh
Djanur diganti?? …. satujuuuuu pisan!!!
tp jangan sekarang, malah tambah ruwet lg. tambah kaco balo. mending akhir musim aja dicari lg pelatih yg bs membaca situasi dan pemotivasi.
ieu mah mung bde ngiring cmarios,ari mnurut abdi mah percumah PERSIB gaduh pmaen hebat sekelas C. Gonzales, Van Dijk ari teu gduh gelandang nu tiasa nyuplai bola bagus ka striker mah. punten ah, simkuring mah bobotoh nu hyng msihan sran knggo PERSIB JUARA.