Budiman Kenang Pribadi Henk Wullems yang Suka Bercanda
Wednesday, 19 August 2020 | 20:44
Eks pelatih tim nasional Indonesia asal Belanda, Henk Wullems meninggal dunia di usia 84 tahun pada Selasa (19/8). Karirnya sebagai juru racik taktik dimulai sejak 1966 dan mulai merajut cerita manis di Indonesia pada musim 1995/1996. Ialah Mastrans Bandung Raya yang dibawanya menjadi juara di musim pertamanya.
Beberapa pemain bintang di masanya seperti Ajat Sudrajat, Nur Alim, Peri Sandria, Olinga Atangana dan Dejan Glusevic menjadi anak asuh Wullems di Bandung Raya. Selain itu ada sosok Budiman di tim Bandung Raya arahan Wullems yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persib.
Budiman pun mengaku terpukul dan dirinya berbelasungkawa atas meninggalnya salah satu pelatih yang diidolakannya. “Pastinya yang pertama saya mengucapkan selamat jalan kepada coach Henk Wullems,” jelas Budiman ketika diwawancara, Rabu (19/8).
Budiman mengatakan bahwa sosok Wullems sangat berpengaruh di karir sepakbolanya. Karena dia yang mampu memanfaatkan talenta Budiman hingga membawa Bandung Raya menjadi juara musim 1995-1996. Ketika Wullems ditarik menjadi pelatih timnas, Budiman juga mendapat panggilan membela tim merah putih.
“Dia itu seorang pelatih yang sangat sederhana ya tapi sangat tegas terus dia sangat mengerti pemain dan program latihannya engga terlalu ribet, bisa dimengerti semua pemain. Saya engga akan lupa sama sosok Henk Wullems, karena dia juga saya masuk tim nasional 96,” jelasnya.
Pribadi Wullems yang punya aura kebapakan dan bisa mengayomi tim melekat di ingatan Budiman. Karena sebagai pelatih, pria yang pernah menangani Willem II Tilburg dan NAC Breda tersebut bisa merangkul orang-orang yang ada di lingkungan tim. Selain itu, Budiman menyebut Wullems juga ialah sosok yang gemar bercanda.
“Hebatnya Henk Wullems dia itu dekat dengan semua pemain, dan semua yang ada di lingkungan Bandung Raya semuanya dirangkul. Dia juga senang bercanda, dia juga pemain yang bisa meratakan, engga ada pemain emas,” tutur Budiman bercerita.
“Kalau latihan sore dia selalu datang awal dan semuanya pintu pemain dipukul buat bangun, selalu begitu ketika latihan sore. Jam 2 atau setengah tiga semua pintu dia pukul. Dia juga tahu tanggal ulang tahun pemain jadi selalu bikin suprise, kadang- kadang ngajak makan kalau ada yang ulang tahun,” kenangnya.

Eks pelatih tim nasional Indonesia asal Belanda, Henk Wullems meninggal dunia di usia 84 tahun pada Selasa (19/8). Karirnya sebagai juru racik taktik dimulai sejak 1966 dan mulai merajut cerita manis di Indonesia pada musim 1995/1996. Ialah Mastrans Bandung Raya yang dibawanya menjadi juara di musim pertamanya.
Beberapa pemain bintang di masanya seperti Ajat Sudrajat, Nur Alim, Peri Sandria, Olinga Atangana dan Dejan Glusevic menjadi anak asuh Wullems di Bandung Raya. Selain itu ada sosok Budiman di tim Bandung Raya arahan Wullems yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persib.
Budiman pun mengaku terpukul dan dirinya berbelasungkawa atas meninggalnya salah satu pelatih yang diidolakannya. “Pastinya yang pertama saya mengucapkan selamat jalan kepada coach Henk Wullems,” jelas Budiman ketika diwawancara, Rabu (19/8).
Budiman mengatakan bahwa sosok Wullems sangat berpengaruh di karir sepakbolanya. Karena dia yang mampu memanfaatkan talenta Budiman hingga membawa Bandung Raya menjadi juara musim 1995-1996. Ketika Wullems ditarik menjadi pelatih timnas, Budiman juga mendapat panggilan membela tim merah putih.
“Dia itu seorang pelatih yang sangat sederhana ya tapi sangat tegas terus dia sangat mengerti pemain dan program latihannya engga terlalu ribet, bisa dimengerti semua pemain. Saya engga akan lupa sama sosok Henk Wullems, karena dia juga saya masuk tim nasional 96,” jelasnya.
Pribadi Wullems yang punya aura kebapakan dan bisa mengayomi tim melekat di ingatan Budiman. Karena sebagai pelatih, pria yang pernah menangani Willem II Tilburg dan NAC Breda tersebut bisa merangkul orang-orang yang ada di lingkungan tim. Selain itu, Budiman menyebut Wullems juga ialah sosok yang gemar bercanda.
“Hebatnya Henk Wullems dia itu dekat dengan semua pemain, dan semua yang ada di lingkungan Bandung Raya semuanya dirangkul. Dia juga senang bercanda, dia juga pemain yang bisa meratakan, engga ada pemain emas,” tutur Budiman bercerita.
“Kalau latihan sore dia selalu datang awal dan semuanya pintu pemain dipukul buat bangun, selalu begitu ketika latihan sore. Jam 2 atau setengah tiga semua pintu dia pukul. Dia juga tahu tanggal ulang tahun pemain jadi selalu bikin suprise, kadang- kadang ngajak makan kalau ada yang ulang tahun,” kenangnya.
