Bina Taruna Sabet Semua Trofi di Maknyuss Soccer Championship
Monday, 15 February 2016 | 17:49
Festival sepakbola usia dini, Maknyuss Soccer Championship 2016 mencapai puncaknya pada Minggu (14/2) kemarin. Turnamen yang dihelat dalam dua kategori sekaligus, yakni pada kelompok U-10 dan U-11 itu mentas di Lapangan Progresif Bandung. Adalah Sekolah Sepakbola (SSB) Bina Taruna yang sukses menyapu bersih kedua trofi juara dalam kompetisi yang diprakarsai oleh perusahaan beras, Maknyuss.
Di kategori U-10, SSB Bina Taruna muncul sebagai juara setelah menaklukan SSB Bionsa (Cicalengka) dan posisi ketiga ditempati oleh SSB UNI (Bandung). Sedangkan di level U-11, dominasi Bina Taruna semakin terasa setelah kedua finalis berasal dari kubu yang sama. Hingga akhirnya Bina Taruna Biru sukses menaklukan saudaranya Bina Taruna Merah. Sedangkan di peringkat 3 ada tim asal kota Kembang, UNI.
Juru taktik Bina Taruna, Teuku Apnen mengatakan bahwa tim yang diasuhnya tidak melakukan persiapan khusus dalam gelaran Maknyuss Soccer Championship. Sebagai pelatih yang mendidik anak-anak, dia enggan terlalu menjejali pasukannya dengan materi. Menurutnya mereka lebih baik dibiarkan untuk bermain secara bebas namun rutin 2 kali dalam sepekan. Menurutnya hal itu yang menjadi kunci timnya bisa mendominasi turnamen.
“Kalau kami ya namanya sepakbola usia junior persiapan ga ada, mereka cuma latihan Selasa dan Kamis. Kalau diundang kami tinggal main, kalau main baik pasti ada hasilnya,” kata Deden saat ditemui di Lapangan Progresif, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Minggu (14/2).
Pria yang karib disapa Deden ini melihat anak didiknya sudah tampil baik sehingga mampu menjadi juara. Hanya saja untuk menjadi pemain yang hebat di kemudian hari, mereka masih harus memperbaiki tehnik dasar dalam sepakbola. Hal itu masih menjadi tugas dia dan tim pelatih lainnya karena untuk menjadi pemain besar dibutuhkan modal berupa skill dan pemahaman taktik yang benar.
“Nampak dapat hasil latihan, tapi masih ada kekurangan. Kami akan bentuk lagi anak-anak cara bermain bola yang baik,” lanjutnya.
Deden juga tidak banyak membagi posisi kepada pemainnya dalam laga yang berlangsung 9 lawan 9 pemain tersebut. “Kalau kita junior mereka kadang sering nonton di tv, tinggal arahkan posisi. Saya cuma kasih tahu kalau kamu main di belakang dan kamu di depan silahkan main sebaik mungkin. Tapi kami instruksikan juga kalau hilang bola kejar lagi,” jelasnya.
Dominasi Bina Taruna juga tidak cuma menjadi kampiun sebagai tim. Karena pemain mereka juga terpilih sebagai Most Valuable Player di kedua kategori. Di level U-10, Aubrey berhak atas gelar pemain terbaik begitu juga Richard yang menjadi best player di kategori U-11. Sedangkan untuk gelar top skorer belum diumumkan panitia karena ada lebih dari satu pemain yang jumlah golnya sama.

Festival sepakbola usia dini, Maknyuss Soccer Championship 2016 mencapai puncaknya pada Minggu (14/2) kemarin. Turnamen yang dihelat dalam dua kategori sekaligus, yakni pada kelompok U-10 dan U-11 itu mentas di Lapangan Progresif Bandung. Adalah Sekolah Sepakbola (SSB) Bina Taruna yang sukses menyapu bersih kedua trofi juara dalam kompetisi yang diprakarsai oleh perusahaan beras, Maknyuss.
Di kategori U-10, SSB Bina Taruna muncul sebagai juara setelah menaklukan SSB Bionsa (Cicalengka) dan posisi ketiga ditempati oleh SSB UNI (Bandung). Sedangkan di level U-11, dominasi Bina Taruna semakin terasa setelah kedua finalis berasal dari kubu yang sama. Hingga akhirnya Bina Taruna Biru sukses menaklukan saudaranya Bina Taruna Merah. Sedangkan di peringkat 3 ada tim asal kota Kembang, UNI.
Juru taktik Bina Taruna, Teuku Apnen mengatakan bahwa tim yang diasuhnya tidak melakukan persiapan khusus dalam gelaran Maknyuss Soccer Championship. Sebagai pelatih yang mendidik anak-anak, dia enggan terlalu menjejali pasukannya dengan materi. Menurutnya mereka lebih baik dibiarkan untuk bermain secara bebas namun rutin 2 kali dalam sepekan. Menurutnya hal itu yang menjadi kunci timnya bisa mendominasi turnamen.
“Kalau kami ya namanya sepakbola usia junior persiapan ga ada, mereka cuma latihan Selasa dan Kamis. Kalau diundang kami tinggal main, kalau main baik pasti ada hasilnya,” kata Deden saat ditemui di Lapangan Progresif, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Minggu (14/2).
Pria yang karib disapa Deden ini melihat anak didiknya sudah tampil baik sehingga mampu menjadi juara. Hanya saja untuk menjadi pemain yang hebat di kemudian hari, mereka masih harus memperbaiki tehnik dasar dalam sepakbola. Hal itu masih menjadi tugas dia dan tim pelatih lainnya karena untuk menjadi pemain besar dibutuhkan modal berupa skill dan pemahaman taktik yang benar.
“Nampak dapat hasil latihan, tapi masih ada kekurangan. Kami akan bentuk lagi anak-anak cara bermain bola yang baik,” lanjutnya.
Deden juga tidak banyak membagi posisi kepada pemainnya dalam laga yang berlangsung 9 lawan 9 pemain tersebut. “Kalau kita junior mereka kadang sering nonton di tv, tinggal arahkan posisi. Saya cuma kasih tahu kalau kamu main di belakang dan kamu di depan silahkan main sebaik mungkin. Tapi kami instruksikan juga kalau hilang bola kejar lagi,” jelasnya.
Dominasi Bina Taruna juga tidak cuma menjadi kampiun sebagai tim. Karena pemain mereka juga terpilih sebagai Most Valuable Player di kedua kategori. Di level U-10, Aubrey berhak atas gelar pemain terbaik begitu juga Richard yang menjadi best player di kategori U-11. Sedangkan untuk gelar top skorer belum diumumkan panitia karena ada lebih dari satu pemain yang jumlah golnya sama.

Bina Taruna mantaaaaaaaaappppp…..????