Berusia Senja, Firman Tetap Tampilkan Yang Terbaik
Monday, 27 January 2014 | 17:38
Menjadi seorang pemain senior jelas memberi pengaruh besar dalam hal mentalitas tim karena pemain tersebut sudah memiliki pengalaman. Dalam hal ini Persib Bandung jelas beruntung mempunyai pemain yang sudah kenyang pengalaman seperti Firman Utina. Gelandang kelahiran Manado ini jelas bukan nama asing bagi penggila sepakbola tanah air, karena sudah melanglangbuana ke berbagai klub dan menjadi langganan tim nasional.
Musim ini adalah musim kedua bagi pemain yang akrab disapa Bang Firman oleh rekan-rekan satu timnya ini. Di usia yang sudah menginjak 32 tahun permainan Firman belum surut sesuai dengan usiannya. Pelatih Persib, Jajang Nurjaman pun tak segan memberikan pujian kepada pemain yang identik dengan nomor 15 ini.
Menanggapi hal tersebut, Firman tidak lantas jumawa dan memilih tetap fokus untuk mempertahankan performanya. Firman menyatakan dirinya ingin membuktikan bahwa pemain yang sudah berumur tetap bisa berkibar bila disiplin berlatih dengan sungguh-sungguh.
“Ya kalau menurut AA Gym sih kalau mendapat pujian itu anggap mendapat cacian. Ya aku hanya ingin membuktikan bahwa tidak selamanya orang yang semakin tua itu semakin menurun. Aku ga mau dikatakan pemain yang makin tua, main bolanya malah makin malas-malasan. Aku selalu ikut apa yang diinstruksikan pelatih. Namanya sepakbola itu kan ditonton masyarakat dan tuntutan mereka sangat tinggi,” ungkap Firman saat diwawancara di Mess Persib, Senin (27/1).
Mantan pemain Sriwijaya FC ini mengatakan bahwa dirinya ingin terus memberikan penampilan terbaiknya ketika dipercaya untuk tampil. Karena menurutnya sepakbola adalah sebuah hiburan bagi para penikmatnya. Sehingga Firman menyatakan dirinya sebisa mungkin memberikan tontonan yang menarik untuk disaksikan. Dan dia juga tidak menolak apabila ada yang ingin memberikan kritik dan masukan kepadanya selama itu sifatnya membangun.
“Kita itu kan seniman. Orang datang ke stadion kan ingin melihat kita bernyanyi. Dalam konteks sepakbola, enak dilihat ga permainan kita. Sebagai pemain kan kita hanya bisa memberi penampilan dan mereka yang menilai. Kalaupun ada kekurangan maka dari berbagai kalangan pun bisa kasih masukan untuk kita,” pungkasnya.

Menjadi seorang pemain senior jelas memberi pengaruh besar dalam hal mentalitas tim karena pemain tersebut sudah memiliki pengalaman. Dalam hal ini Persib Bandung jelas beruntung mempunyai pemain yang sudah kenyang pengalaman seperti Firman Utina. Gelandang kelahiran Manado ini jelas bukan nama asing bagi penggila sepakbola tanah air, karena sudah melanglangbuana ke berbagai klub dan menjadi langganan tim nasional.
Musim ini adalah musim kedua bagi pemain yang akrab disapa Bang Firman oleh rekan-rekan satu timnya ini. Di usia yang sudah menginjak 32 tahun permainan Firman belum surut sesuai dengan usiannya. Pelatih Persib, Jajang Nurjaman pun tak segan memberikan pujian kepada pemain yang identik dengan nomor 15 ini.
Menanggapi hal tersebut, Firman tidak lantas jumawa dan memilih tetap fokus untuk mempertahankan performanya. Firman menyatakan dirinya ingin membuktikan bahwa pemain yang sudah berumur tetap bisa berkibar bila disiplin berlatih dengan sungguh-sungguh.
“Ya kalau menurut AA Gym sih kalau mendapat pujian itu anggap mendapat cacian. Ya aku hanya ingin membuktikan bahwa tidak selamanya orang yang semakin tua itu semakin menurun. Aku ga mau dikatakan pemain yang makin tua, main bolanya malah makin malas-malasan. Aku selalu ikut apa yang diinstruksikan pelatih. Namanya sepakbola itu kan ditonton masyarakat dan tuntutan mereka sangat tinggi,” ungkap Firman saat diwawancara di Mess Persib, Senin (27/1).
Mantan pemain Sriwijaya FC ini mengatakan bahwa dirinya ingin terus memberikan penampilan terbaiknya ketika dipercaya untuk tampil. Karena menurutnya sepakbola adalah sebuah hiburan bagi para penikmatnya. Sehingga Firman menyatakan dirinya sebisa mungkin memberikan tontonan yang menarik untuk disaksikan. Dan dia juga tidak menolak apabila ada yang ingin memberikan kritik dan masukan kepadanya selama itu sifatnya membangun.
“Kita itu kan seniman. Orang datang ke stadion kan ingin melihat kita bernyanyi. Dalam konteks sepakbola, enak dilihat ga permainan kita. Sebagai pemain kan kita hanya bisa memberi penampilan dan mereka yang menilai. Kalaupun ada kekurangan maka dari berbagai kalangan pun bisa kasih masukan untuk kita,” pungkasnya.

Bagus itu bang awak juga setuju lah. Abang sekarang bisa jadi ikon baru bagi Persib menggantikan si Ebol yang kurang asem itu tuhh….
ulah kitu kang .. minimal Ebol kan atos mematahkan mitos PERSIB .. nu cenah “naha mun pemaen alus asup PERSIB jadi butut, tapi pas kaluar deui ti PERSIB jadi alus deui?” .. buktina EBOL kaluar ti PERSIB kalah beuki butut ?? … ti PBR ge dipiceun gening ??
Sok ah kompak pasti berhasil,sebagai tem pemaen bola teh pagawe bola ulah salah wae,bola diulinken ku 11 orang ,ulah diulinken kulawan, tah eta koncinamah.
lamun kata pepatah tea mah “Tua-tua keladi, makin tua makin banyak daging jadi” hahahaha … *geus kalem da heureuy* … :))))