Beri Dukungan Moril, Alumni Persib 94/95 Reuni dan Nobar Final ISL 2014
Friday, 07 November 2014 | 10:18
Sembilan belas tahun lalu adalah kali terakhir tim Persib Bandung membawa Piala Presiden ke Tanah Pasundan. Kala itu Robby Darwis cs berhasil mengalahkan Petrokimia berkat gol semata wayang Sutiono Lamso dan menjadi juara Liga Indonesia I.
Setelah itu, prestasi Persib pasang surut. Yang terbaik adalah menempati peringkat 3 di Indonesia Super League 2008/09. Dan tahun ini, di ISL 2014, Maung Bandung berkesempatan besar untuk kembali membawa pulang piala yang sudah belasan tahun diidam-idamkan publik sepakbola Bandung, bahkan Jawa Barat.
Musim ini Persib berhasil tembus hingga ke partai final. Pertandingan puncak ini akan dihelat Jumat (7/11) malam ini di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang. Untuk bisa kembali menyandang gelar juara, Persib harus melewati tim kuat dari Papua, Persipura Jayapura.
Dukungan untuk sang Pangeran Biru mengalir dari berbagai lapisan masyarakat. Puluhan bus mengantarkan ribuan bobotoh ke tanah Sumatera untuk memberi dukungan langsung kepada tim idola. Sementara yang di Bandung, acara nonton bareng atau nobar digelar di berbagai sudut kota.
Alumni tim Persib 1994/95 yang terakhir membawa Maung Bandung juara, pun berkumpul dan nobar final ISL 2014. Mereka berkumpul atas inisiatif dari keluarga alm Wahyu Hamidjaja yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Persib.
“Sembilan belas tahun lalu betapa kompaknya tim Persib. Itu yang terpikir untuk bikin reuni. Mumpung momennya pas dengan tim yang saat ini mau bertanding di final. Walau kita tidak berangkat ke Palembang, tapi kita kasih support dukungan moril sekaligus temu kangen, reuni, silaturahmi,” ujar Yanyan, putri pertama alm Wahyu Hamidjaja.
Yudi Guntara, salah satu punggawa Persib 94/95, menyambut baik acara nobar yang akan dilaksanakan di kediaman keluarga alm Wahyu Hamidjaja di Jalan Cipunagara. Menurut pria asal Lembang ini, momennya sangat tepat untuk berkumpul dan memberi dukungan moril.
“Ini momen yang sangat tepat. Kebetulan kalau tim yang tahun 94/95, kami masih sering kontak-kontak. Jadi tidak terlalu sulit mengumpulkannya. Insyaallah semua bisa hadir, termasuk Pak Indra Thohir (pelatih Persib 94/95). Mungkin hanya 3 saja yang tidak bisa. Yusuf Bachtiar karena lagi di Bali, Yadi Mulyadi di Bekasi dan Asep Dayat,” ujar Yudi.
Nyaris semua skuad bisa terkumpul, kecuali beberapa yang berhalangan karena terkendala pekerjaan dan domisili. Dan tentu saja, 3 personil yang tidak bisa hadir adalah Jajang Nurjaman assisten pelatih pada saat itu, serta 2 mantan pemain Anwar Sanusi dan Asep Somatri. Ketiganya kini tengah berjuang bersama tim Persib di jajaran pelatih musim ini.

Sembilan belas tahun lalu adalah kali terakhir tim Persib Bandung membawa Piala Presiden ke Tanah Pasundan. Kala itu Robby Darwis cs berhasil mengalahkan Petrokimia berkat gol semata wayang Sutiono Lamso dan menjadi juara Liga Indonesia I.
Setelah itu, prestasi Persib pasang surut. Yang terbaik adalah menempati peringkat 3 di Indonesia Super League 2008/09. Dan tahun ini, di ISL 2014, Maung Bandung berkesempatan besar untuk kembali membawa pulang piala yang sudah belasan tahun diidam-idamkan publik sepakbola Bandung, bahkan Jawa Barat.
Musim ini Persib berhasil tembus hingga ke partai final. Pertandingan puncak ini akan dihelat Jumat (7/11) malam ini di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang. Untuk bisa kembali menyandang gelar juara, Persib harus melewati tim kuat dari Papua, Persipura Jayapura.
Dukungan untuk sang Pangeran Biru mengalir dari berbagai lapisan masyarakat. Puluhan bus mengantarkan ribuan bobotoh ke tanah Sumatera untuk memberi dukungan langsung kepada tim idola. Sementara yang di Bandung, acara nonton bareng atau nobar digelar di berbagai sudut kota.
Alumni tim Persib 1994/95 yang terakhir membawa Maung Bandung juara, pun berkumpul dan nobar final ISL 2014. Mereka berkumpul atas inisiatif dari keluarga alm Wahyu Hamidjaja yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum Persib.
“Sembilan belas tahun lalu betapa kompaknya tim Persib. Itu yang terpikir untuk bikin reuni. Mumpung momennya pas dengan tim yang saat ini mau bertanding di final. Walau kita tidak berangkat ke Palembang, tapi kita kasih support dukungan moril sekaligus temu kangen, reuni, silaturahmi,” ujar Yanyan, putri pertama alm Wahyu Hamidjaja.
Yudi Guntara, salah satu punggawa Persib 94/95, menyambut baik acara nobar yang akan dilaksanakan di kediaman keluarga alm Wahyu Hamidjaja di Jalan Cipunagara. Menurut pria asal Lembang ini, momennya sangat tepat untuk berkumpul dan memberi dukungan moril.
“Ini momen yang sangat tepat. Kebetulan kalau tim yang tahun 94/95, kami masih sering kontak-kontak. Jadi tidak terlalu sulit mengumpulkannya. Insyaallah semua bisa hadir, termasuk Pak Indra Thohir (pelatih Persib 94/95). Mungkin hanya 3 saja yang tidak bisa. Yusuf Bachtiar karena lagi di Bali, Yadi Mulyadi di Bekasi dan Asep Dayat,” ujar Yudi.
Nyaris semua skuad bisa terkumpul, kecuali beberapa yang berhalangan karena terkendala pekerjaan dan domisili. Dan tentu saja, 3 personil yang tidak bisa hadir adalah Jajang Nurjaman assisten pelatih pada saat itu, serta 2 mantan pemain Anwar Sanusi dan Asep Somatri. Ketiganya kini tengah berjuang bersama tim Persib di jajaran pelatih musim ini.

Pertanda Juara..
Semoga PERSIB bisa memenangkan pertandingan di final nanti malam, JAYALAH PERSIBKU…….
aminn @kang Usman sugan we janten kanyataan
alus kuduna kitu ari jeung dulurmah tulungan bisi aya ka bingungan,papatahan bisi aya kasusahan,pasti persib bakal sawawa salilana