Berakhir Imbang, Kedua Tim Sorot Masalah Persiapan
Wednesday, 02 September 2015 | 18:09
Laga perdana Grup A Piala Presiden 2015 antara Persebaya United dan Martapura FC berujung dengan skor imbang 0-0. Kedua tim mesti berbagi angka dalam laga yang mentas di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (2/9) sore. Persebaya yang secara materi pemain lebih mentereng ketimbang sang lawan, gagal menyarangkan sebiji gol pun meski lebih banyak membuat peluang. Sang arsitek, Ibnu Grahan pun mengakui timnya masih belum tajam.
“Kita kurang penetrasi terutama di striker dan sayap kanan kiri kurang masuk. Chance kita masih kurang. Shoot ada satu kali waktu Erick Dwi dapat umpan tapi diblok. Bola dari pinggir masih monoton meski dalam ball possession kita menang tapi kurang tajam dalam pass-nya,” ujar Ibnu dalam jumpa pers seusai pertandingan.
Dia beranggapan bahwa secara persiapan timnya masih belum matang. Karena Jandri Pitoy dan kawan-kawan minim melakoni laga uji coba untuk menakar kekuatan timnya. Bahkan Ibnu langsung memaksakan Evan Dimas Darmono tampil 90 menit meski dari baru pulih usai melakukan operasi pengangkatan mata ikan. Namun tetap saja upaya yang dilakukan nihil.
“Kita persiapan dengan pemain komplit sejak 20 Agustus, tapi kami masih kurang dalam ajang uji coba. Artinya belum mengetahui kekuatan dan kelemahan kami. Kami sayangkan tidak menang,” cetusnya.
Sementara itu di tim lawan, Martapura melalui sang pelatih, Frans Sinatra mengaku bersyukur bisa merebut 1 poin dari sang lawan. Mengingat timnya yang diundang dari Divisi Utama masih kalah kelas ketimbang Bajul Ijo. Bahkan Martapura hampir mampu merebut kemenangan andai sepakan Pahraza Agamal di menit ke- 51 tidak dianulir wasit.
Meski begitu Frans enggan menanggapi secara berlebihan keputusan yang merugikan timnya tersebut. “Masalah gol dianulir kalau menurut mereka (wasit) offside ya kita terima. Sejak awal sudah saya katakan bahwa turnamen ini harus sukses,” kata Frans.
Martapura sendiri meski banyak ditekan namun sesekali mampu balik menebar ancaman kepada sang lawan. Frans menyebutkan bahwa persiapan matang menjadi kunci bagi timnya. Karena dengan komposisi pemain lokal mereka mampu menyulitkan Persebaya. Laskar Sultan Adam memang tidak cepat membubarkan diri pasca pembubaran kompetisi.
“Yang pasti kuncinya kami tidak bubar di tengah ketidakpastian kompetisi. Dengan mayoritas materi pemain lokal, itu dasar kita dengan latihan kontinyu,” tukasnya.


Laga perdana Grup A Piala Presiden 2015 antara Persebaya United dan Martapura FC berujung dengan skor imbang 0-0. Kedua tim mesti berbagi angka dalam laga yang mentas di Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (2/9) sore. Persebaya yang secara materi pemain lebih mentereng ketimbang sang lawan, gagal menyarangkan sebiji gol pun meski lebih banyak membuat peluang. Sang arsitek, Ibnu Grahan pun mengakui timnya masih belum tajam.
“Kita kurang penetrasi terutama di striker dan sayap kanan kiri kurang masuk. Chance kita masih kurang. Shoot ada satu kali waktu Erick Dwi dapat umpan tapi diblok. Bola dari pinggir masih monoton meski dalam ball possession kita menang tapi kurang tajam dalam pass-nya,” ujar Ibnu dalam jumpa pers seusai pertandingan.
Dia beranggapan bahwa secara persiapan timnya masih belum matang. Karena Jandri Pitoy dan kawan-kawan minim melakoni laga uji coba untuk menakar kekuatan timnya. Bahkan Ibnu langsung memaksakan Evan Dimas Darmono tampil 90 menit meski dari baru pulih usai melakukan operasi pengangkatan mata ikan. Namun tetap saja upaya yang dilakukan nihil.
“Kita persiapan dengan pemain komplit sejak 20 Agustus, tapi kami masih kurang dalam ajang uji coba. Artinya belum mengetahui kekuatan dan kelemahan kami. Kami sayangkan tidak menang,” cetusnya.
Sementara itu di tim lawan, Martapura melalui sang pelatih, Frans Sinatra mengaku bersyukur bisa merebut 1 poin dari sang lawan. Mengingat timnya yang diundang dari Divisi Utama masih kalah kelas ketimbang Bajul Ijo. Bahkan Martapura hampir mampu merebut kemenangan andai sepakan Pahraza Agamal di menit ke- 51 tidak dianulir wasit.
Meski begitu Frans enggan menanggapi secara berlebihan keputusan yang merugikan timnya tersebut. “Masalah gol dianulir kalau menurut mereka (wasit) offside ya kita terima. Sejak awal sudah saya katakan bahwa turnamen ini harus sukses,” kata Frans.
Martapura sendiri meski banyak ditekan namun sesekali mampu balik menebar ancaman kepada sang lawan. Frans menyebutkan bahwa persiapan matang menjadi kunci bagi timnya. Karena dengan komposisi pemain lokal mereka mampu menyulitkan Persebaya. Laskar Sultan Adam memang tidak cepat membubarkan diri pasca pembubaran kompetisi.
“Yang pasti kuncinya kami tidak bubar di tengah ketidakpastian kompetisi. Dengan mayoritas materi pemain lokal, itu dasar kita dengan latihan kontinyu,” tukasnya.
