
Keputusan PSSI untuk membolehkan klub-klub peserta Liga Super Indonesia (LSI) kembali menerima dana dari pemerintah daerah lewat APBD, membuat lega beberapa klub yang memang kesulitan memperoleh pemasukan termasuk Persib Bandung. Bahkan Manajer Persib Bandung, Umuh Muhtar, sudah melakukan pembicaraan secara langsung dengan walikota Bandung, Dada Rosada.
Pada intinya, dalam pertemuan itu, Dada memberikan jawaban yang cukup positif dengan syarat ada tanda bukti tertulis dari PSSI atau PT Liga Indonesia (PT LI).
Melihat perkembangan dan berita tersebut, tak disangsikan lagi bahwa Persib Bandung akan kembali menjadi tim non-amatir dengan mendapat dana APBD kembali. Hal ini tentu saja bertentangan dengan kata-kata Umuh Muhtar beberapa waktu lalu di HU Kompas, 11 Agustus 2009.
“Kami menolak sumbangan dalam bentuk apa pun dari bobotoh. Beri kami kesempatan dulu untuk mencari dana,” kata Direktur Utama PT PBB Umuh Muhtar di Bandung, Senin (10/8).
“Sebagai perusahaan profesional, kami akan berusaha keras mencari dana dengan cara kami sendiri. Kalau belum apa-apa sudah menerima sumbangan, kredibilitas perusahaan ini dipertanyakan masyarakat,” ujar Umuh.
Membaca ucapan Umuh diatas dan realitas yang berkembang pasca ijin penggunaan APBD dari PSSI, saya melihat ada beberapa ketidak konsistenan dari Umuh Muhtar sendiri sebagai Direktur PT PBB.
Pertama, Umuh menolak segala bentuk sumbangan dari bobotoh dengan dalih akan bekerja maksimal. Pertanyaannya adalah, sudah maksimalkah kinerja PT PBB sehingga tidak dapat menolak kucuran dana dari APBD ?
Kedua, Umuh mengatakan bahwa PT PBB merupakan perusahaan yang profesional dan tidak menerima sumbangan karena akan menurunkan kredibilitas PT PBB sendiri. Pertanyaannya, masih disebut profesionalkan PT PBB jika menerima dana dari APBD ?
Seperti yang tertulis dalam artikel berjudul Say No To APBD, PT PBB dan Pak Umuh sebenarnya sudah bekerja sangat keras untuk mendapatkan dana untuk Persib. Beberapa rencana programpun dicanangkan, misalnya membangun café Persib, mengeluarkan Persib Card, dan menurut berita terakhir, PT PBB akan merilis program-program mereka selama 5 tahun ke depan. Tentu ini sangat menggembirakan dan membanggakan khususnya bagi para bobotoh Persib Bandung.
Tapi kenapa kembali mundur dan menerima APBD ? Kini perasaan gembira dan bangga itu, sedikit demi sedikit terkikis kembali.
Umuh pernah berkata : “Bahwa bobotoh pun harus mendapatkan kompensasi yang jelas untuk uang yang telah dikeluarkan.”
Dari kalimat diatas dapat dianalogikan bahwa jika Persib menerima APBD, maka rakyat Bandung sebagai penyumbang APBD pun harus menerima kompensasi yang jelas untuk uang yang telah mereka keluarkan. Lalu apa kompensasinya bagi mereka ? Apakah Tiket gratis ? Persib Juara ? atau kebanggaan ? Kebanggan di sisi bangunan SD yang runtuh, jalan bolong, Cikapundung banjir, dan pelayanan kesehatan yang kurang memadai ?
Still Say No To APBD for PERSIB
Penulis : Hevi Abu Fauzan, Kota Dammam, Saudi Arabia.
Fiermand
20/08/2009 at 07:11
Ngakuna tos profesional.. Tapi anggeur weh make APBD deui.
Ilham Hanafy
20/08/2009 at 07:41
Jangan dulu ngaku PROFESIONAL mun make APBD keneh!!!
Mang Dadang SuperSib
20/08/2009 at 14:52
Asa Lalieur nyak!!!!
cHa boboToh sejati
21/08/2009 at 08:45
Da dimimitian ku persija anu rek make dana APBD jadi w PSSI teh n9a boleh keun pake dana APBD we
zatnika
21/08/2009 at 12:14
Bukankah menjadi rancu ketika sebuah badan hukum berbentuk PT menerima dana dari pemerintah?
Bukankah sebuah PT itu seharusnya terlepas dari kepentingan pemerinath (kecuali BUMN) dan PT. PBB bukanlah sebuah BUMN bukan?
kalo memang PT. PBB memaksakan, maka ini menyalahi kaidah-kaidah yang telah disepakati oleh PT. PBB sendiri.
STOP APBD UNTUK SEPAK BOLA!!
bukan alasan profesionalitas atau apapun… tapi demi cita-cita luhur kita untuk memiliki harga diri, harga diri sesungguhnya ketika keringat yang terkucurlah yang membuat dia hidup tanpa tergantung dari pemberian siapapun termasuk pemerintah… hiduplah dengan tanganmu sendiri sib, meskipun itu pahit dan sakit dan sulit. saya akan lebih bangga persib berjuang dengan darah murnimu!!
Eri
21/08/2009 at 14:43
geuningan kitu…ngawitna bangga ka p umuh tapi naha jadi kieu…katinggali teu konsisten…pa umuh tong kagoda ku APBD upmai peryogi dana mah pan bobotoh ge tos nyanggeman…
zatnika
03/09/2009 at 15:41
Dalam kesempatan itu, Umuh juga berharap, pengajuan dana bantuan dari APBD Kota Bandung bisa dilakukan pada anggaran perubahan tahun ini. Karena bantuan keuangan dari APBD tidak diperbolehkan ke lembaga swasta, Umuh mengatakan, dalam pertemuan dengan Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada, beberapa hari lalu, Badan Pengelola Persib (BPP) akan “dihidupkan” lagi.
“Seperti penjelasan Nurdin Halid, tugas PT itu hanya untuk mencari dana. Sedangkan pengelolaan klub tetap berada di badan pengelola. Karena itu, bantuan APBD yang disalurkan melalui KONI bisa diterima badan pengelola, tapi tidak bisa oleh PT,” kata Umuh
———————————————————————————-
jadi kumaha tah lamun kieu? rada lieur struktur persib jeung PT. PBBB teh kumaha? deal-dealan jeung BPP teh kumaha? aya anu terang?
blmnst
03/09/2009 at 19:07
paling juga pake pendekatan business to business… Kalo gitu mungkin bisa lewat kerjasamanya dgn dinas pariwisata… misalkan bandung ngadain program visit bandung 2010, nah Persib bisa dijadiin mitra promosi. Jadi Bandung disini posisinya sebagai sponsorship, dan sebagai timbal baliknya, promosi/logo visit bandung 2010 tertampang di dada kostum tiap pemain…
mungkin gitu, ada yg laen?
blmnst
03/09/2009 at 19:10
Persib diatas maksudnya PT PBB, dan tim Persib sebagai salah satu media promosi, selain tim persib kan masih ada persib cafe, bus persib, merchandise, dll…