
Deretan nama bek asing maupun lokal layak diapresiasi ketika memberikan kontribusi besar bagi Persib. Bojan Malisic, Achmad Jufriyanto, apalagi Vladimir Vujovic. Namun tak sedikit pula mereka yang resmi dikontrak Persib tapi gagal bersinar. Kalau pun tak didepak, seleksi alam berlaku bagi mereka.
David Pagbe

Masih ingat dengan suksesor Vujovic di Piala Jenderal Sudirman akhir 2015? Ya, David Pagbe jadi amunisi baru Maung Bandung selepas juara Piala Presiden. Rekrutan (jangka pendek) pemain asal Kamerun ini bisa disebut panic buying, kendati Jajang Nurjaman membelanya dengan alasan punya karier yang bagus ketika bermain di Semen Padang.
Ia pernah juara bersama Kabau Sirah di Indonesia Premier League 2011/2012, juga produktif bermain di tahun 2014. Sayang pembelaan Janur seakan hampa, Pagbe tak bisa memenuhi ekspektasi pelatih Jajang Nurjaman selama babak penyisihan grup.
Ia hanya dimainkan menjadi starter saat laga kedua kontra Surabaya United (kini Bhayangkara FC). Dua laga lainnya ia hanya duduk di bangku cadangan diantaranya melawan Persela dan Pusamania Borneo FC. Janur malahan lebih percaya kepada duet lokal Achmad Jufriyanto dan Abdul Rahman. Maung Bandung menelan pil pahit gagal lolos saat itu karena hanya mampu mengumpulkan tiga poin.
Charis Yulianto

Stoper Dadang Hidayat kapten sekaligus ikon Persib memutuskan pensiun di akhir musim 2005. Manajemen bergegas mencari sosok pengganti di lini pertahanan. Nama Charis Yulianto yang punya nama besar di Liga Indonesia sebagai bek tangguh berlabel Timnas juga menyandang kapten, dianggap jadi sosok ideal menggantikan Dahi.
Sulit melewati Charis Yulianto, bertubuh kekar dan besar. Jago bola udara dan pengalamannya sebagai pemain berlaga di level internasional. Lugas tanpa kompromi, hingga diincar beberapa klub besar PSM, Persija, Arema bahkan sempat bermain di Liga Malaysia bersama Selangor FA. Ekspektasi tinggi dari tim juga Bobotoh mengandalkannya.
Persib beruntung bisa mendapatkannya dari Persija Jakarta. Charis berkostum Persib musim 2006/2007, ketika Maung Bandung diarsiteki Risnandar Soendoro. Namanya juga melengkapi deretan nama bintang yang berhasil dipulangkan Persib-Zaenal Arief, Gendut Doni, serta Salim Alaydrus.
Statusnya bukan lah seorang pemain pelapis, ia selalu turun sebagai pemain inti berdampingan dengan Toyo Antonio Claudio serta Usep Munandar. Bersama Persib nasib Charis tak begitu bersinar, tekanan besar Bobotoh tak terlalu mampu diatasi Charis cs. Situasi tim yang alami pergantian pelatih dari Risnandar ke tangan Arcan Iurie membuat tim kembali harus beradaptasi.
Maung Bandung keteteran di musim itu berkutat di papan bawah. Bencana alam gempa bumi di Yogyakarta menyelamatkan Persib dari degradasi akibat PSIM mundur dari liga. Hanya semusim saja ia bertahan. Sehingga belum ditemukan sosok pengganti Dahi ketika itu.
Mohammad Nasuha

Dia lah bintang Timnas Indonesia di Piala AFF 2010. Bagaimana perjuangannya untuk memaksa tampil di semi final Piala AFF melawan Filipina dalam keadaan cedera kepala hingga dibalut sembari berdarah-darah. Indonesia lolos final walau kandas di partai puncak. Penampilan pemain asal Serang Banten berposisi full back kiri itu buat Persib kepincut untuk memilikinya.
Manajemen baru bisa merealisasikannya tahun 2012 setelah bebas transfer dari klub rival, Persija. Namun justru bersama Persib ia menemukan titik gelap kariernya. Nasuha mengalami cedera cukup parah yakni robek meniscus dan patah tulang rawan pada lutut kiri.
Akibat cedera tersebut ia tak bermain secara penuh pada musim itu di Persib, hanya 14 pertandingan dengan 944 menit bermain. Bintang yang gagal bersinar, kontraknya pun tidak diperpanjang oleh Persib. Namanya seakan ditelan bumi, ia menjalani pemulihan yang memakan waktu bertahun-tahun hingga akhirnya gantung sepatu.
Hermawan

Pemain satu ini menjadi sosok tak diinginkan kedatangannya ketika Dejan Antonic memboyongnya di musim Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Kedatangannya ke Persib langsung mendapat respon penolakan, hingga tagar #tolakhermawan sempat trending di media sosial twitter.
Bobotoh belum melupakan atas perilaku provokasi dari Hermawan di klub sebelumnya Pelita Bandung Raya (PBR) ketika menghadapi Persib. Sifatnya tersebut yang tidak disukai fans. Pada akhirnya Hermawan melakukan permintaan maaf kepada Bobotoh akan sikapnya tersebut.
Dejan juga bersikukuh akan kehadirannya di tim sebagai pelapis dari Vladimir Vujovic, Rudolof Yanto Basna, dan Purwaka Yudi. Ia kemudian resmi direkrut menjadi bagian Persib.
Kebersamaan Hermawan di Persib tak berlangsung lama, ia tampak tak betah terus-terusan dibangkucadangkan, hingga mundur dari tim dengan alasan harus merawat orang tua di kampung halaman di Malang. Hermawan diketahui berlabuh ke Persiba pada putaran kedua.
Purwaka Yudi

Purwaka sapaan akrabnya dikenal sebagai bek tenang dan lugas. Pribadi yang tak banyak bicara dan pendiam, lebih dari Hariono. Ia datang ke Persib bersama rekan sekompatriotnya di Arema Cronus, Samsul Arif, tahun 2016 (pelatih Dejan Antonic). Track record-nya terbilang bagus bersama Singo Edan. Berkat ketenangannya ia pula jarang absen karena akumulasi kartu.
Purwaka rupanya memiliki riwayat cedera lutut, hal yang tidak diinginkan cederanya kambuh di laga melawan Perseru. Ia pun menepi dan harus naik meja operasi. Persib melepasnya di pertengahan musim agar sang pemain dapat fokus melakukan pemulihan.
Purwaka merasa memiliki utang yang belum terbayar kepada Maung Bandung. Ketika cederanya berangsur pulih tak satu pun klub ia pilih walau banyak yang memintanya bergabung. Alhasil ia kembali ke Persib di tengah musim 2017, walau tak banyak yang bisa ia lakukan atas keterpurukan Persib musim itu finis posisi 13 klasemen.
Komentar Bobotoh