Ball Possession vs Defensive Tactical
Wednesday, 15 January 2014 | 17:51
Keangkeran Stadion Si Jalak Harupat, markas Persib Bandung, kembali memakan korban. Dalam lanjutan kompetisi IIC bagian Jawa 1 antara Persijap vs Persib dengan skor 0-2. Dengan kemenangan ini, Persib masih berada di puncak klasemen sementara grup Jawa 1.
Serangan Secara Taktis dan Pola Bertahan Ala Italia
Sejak peluit pertama dibunyikan wasit, Persib langsung berinisiatif menyerang. Mengurung pertahanan Persijap sepanjang pertandingan dengan mengandalkan operan-operan pendek dari berbagai arah. Dengan kreativitas yang diperagakan para pemain Persib ini nyaris sepanjang babak pertama alur bola hanya berputar di wilayah permainan Persijap, hanya sekali tim lawan menyerang lewat counter attack.
Pos striker yang diisi Tantan pada babak pertama kurang efektif karena pemain ini sering bermain melebar. Alhasil serangan-serangan yang dibangun Persib seakan- akan selalu tertahan di final third. Dibantu oleh tiga pemain bertipe menyerang seperti Atep-Konate-Ridwan, kreativitas lini tengah Persib tidak perlu dipertanyakan lagi. Ketiganya selalu menyulitkan area defensive lawan dengan pertukaran posisi pada saat bermain. Sementara itu, dua Double Pivot Persib di babak pertama dijalankan oleh Hariono-Taufiq. Efektivitas keduanya cukup berhasil dengan Hariono bertugas sebagai Man-Marking dan Taufiq sebagai Central Midfielder.
Situasi seperti inilah yang membuat para pemain Persib sangat leluasa memainkan Ball Possession terutama di area second dan final third lawan.
Makan Konate Sebagai Otak Serangan Persib
Otak serangan pada pertandingan lawan Persijap adalah Konate. Dia adalah pemain yang rajin bergerak ke segala arah, membuka ruang, merusak pertahan lawan, sekaligus midfielder yang rajin mengancam gawang lawan. Tanpa kehadirannya di area tengah Persib mungkin pola serangan yang dibangun akan sama seperti musim lalu yang hanya mengandalkan sisi sayap untuk memberi assist atau mencetak gol. Konate adalah sosok yang dibutuhkan Persib selama ini, pemain muda berkualitas dan menjanjikan, seorang trequartista sejati, classic 10. Semoga harapan kepadanya tidak menjadikan beban.
M. Ridwan dan Supardi yang Mengeksploitasi Sisi Kiri Pertahanan Persijap
Kedua pemain ini sudah terkoneksi satu sama lain. Permainan keduanya di sisi sayap kanan Persib benar-benar sulit digantikan. Dalam pertandingan kali ini, keduanya berhasil mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Persijap. Tanpa kenal lelah mereka bergantian menyerang. Nilai 8 pantas diberikan kepada ‘Pasangan Emas’ ini terutama M.Ridwan yang berhasil menjebol gawang lawan.
Sayap kanan masih terlihat dominan terhadap sayap kiri walaupun dipertandingan kali ini terlihat semua midfielder Persib menunjukkan kreatifitasnya.
Sayap Kiri Mulai Menunjukkan Kehebatannya
Kejutan diperlihatkan Persib dengan memasang Jajang Sukmara sebagai starter untuk menemani Atep beroperasi di sayap kiri. Apakah ini sebagai bagian dari rotasi atau bukan itu adalah urusan tim pelatih.
Kredit pun pantas diberikan kepada Jajang Sukmara. Dia menjawab kepercayaan tim pelatih dengan bermain gemilang. Perlu dicatat, dalam hal menyerang pada posisi sayap kiri ini, terlihat Jajang Sukmara lebih dominan daripada Atep. Ini memperlihatkan bahwa tim pelatih selama ini salah dengan membangkucadangkannya di setiap pertandingan Persib musim lalu.
Firman Utina Menambah Kreativitas Persib
Perbedaan yang cukup mencolok pada babak kedua adalah ketika Firman Utina masuk menggantikan Hariono. Kehadiran FU otomatis menggeser Taufiq kembali menempati pos sebagai Defensive Midfielfer dan FU sebagai Central Midfielder. Jenius. Tim pelatih kali ini benar-benar tepat memasukkan FU. Persib membutuhkan tipe midfielder seperti dia. Umpan-umpan lambung akuratnya sangan dibutuhkan terlebih Defensive Player Persijap sering terlambat turun saat timnya keasikan menyerang.
Kesimpulan
Pola 4-2-3-1 yang dipakai Persib pada babak pertama kurang efektif dengan menempatkan Tantan sebagai striker tunggal. Terlihat dengan seringnya dia bermain melebar. Dengan masuknya Ferdinand menggantikan Tantan mulai terlihat tugas striker dalam pola 4-2-3-1.
Dengan permainan umpan satu-dua sentuhan ditambah kreativitas Midfielder dan pergerakan cepat para pemain, ini adalah hasil yang bagus walau belum pada Peak Performance-nya tim terlihat pada menit-menit akhir babak kedua, pemain terlihat kelelahan setelah menjalani pertandingan 2 hari berturut-turut. Masih ada waktu untuk meningkatkan performance tim sebelum ‘Perang’ sebenarnya dimulai. Hatur Nuhun.
Penulis @A6Luqman

Keangkeran Stadion Si Jalak Harupat, markas Persib Bandung, kembali memakan korban. Dalam lanjutan kompetisi IIC bagian Jawa 1 antara Persijap vs Persib dengan skor 0-2. Dengan kemenangan ini, Persib masih berada di puncak klasemen sementara grup Jawa 1.
Serangan Secara Taktis dan Pola Bertahan Ala Italia
Sejak peluit pertama dibunyikan wasit, Persib langsung berinisiatif menyerang. Mengurung pertahanan Persijap sepanjang pertandingan dengan mengandalkan operan-operan pendek dari berbagai arah. Dengan kreativitas yang diperagakan para pemain Persib ini nyaris sepanjang babak pertama alur bola hanya berputar di wilayah permainan Persijap, hanya sekali tim lawan menyerang lewat counter attack.
Pos striker yang diisi Tantan pada babak pertama kurang efektif karena pemain ini sering bermain melebar. Alhasil serangan-serangan yang dibangun Persib seakan- akan selalu tertahan di final third. Dibantu oleh tiga pemain bertipe menyerang seperti Atep-Konate-Ridwan, kreativitas lini tengah Persib tidak perlu dipertanyakan lagi. Ketiganya selalu menyulitkan area defensive lawan dengan pertukaran posisi pada saat bermain. Sementara itu, dua Double Pivot Persib di babak pertama dijalankan oleh Hariono-Taufiq. Efektivitas keduanya cukup berhasil dengan Hariono bertugas sebagai Man-Marking dan Taufiq sebagai Central Midfielder.
Situasi seperti inilah yang membuat para pemain Persib sangat leluasa memainkan Ball Possession terutama di area second dan final third lawan.
Makan Konate Sebagai Otak Serangan Persib
Otak serangan pada pertandingan lawan Persijap adalah Konate. Dia adalah pemain yang rajin bergerak ke segala arah, membuka ruang, merusak pertahan lawan, sekaligus midfielder yang rajin mengancam gawang lawan. Tanpa kehadirannya di area tengah Persib mungkin pola serangan yang dibangun akan sama seperti musim lalu yang hanya mengandalkan sisi sayap untuk memberi assist atau mencetak gol. Konate adalah sosok yang dibutuhkan Persib selama ini, pemain muda berkualitas dan menjanjikan, seorang trequartista sejati, classic 10. Semoga harapan kepadanya tidak menjadikan beban.
M. Ridwan dan Supardi yang Mengeksploitasi Sisi Kiri Pertahanan Persijap
Kedua pemain ini sudah terkoneksi satu sama lain. Permainan keduanya di sisi sayap kanan Persib benar-benar sulit digantikan. Dalam pertandingan kali ini, keduanya berhasil mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Persijap. Tanpa kenal lelah mereka bergantian menyerang. Nilai 8 pantas diberikan kepada ‘Pasangan Emas’ ini terutama M.Ridwan yang berhasil menjebol gawang lawan.
Sayap kanan masih terlihat dominan terhadap sayap kiri walaupun dipertandingan kali ini terlihat semua midfielder Persib menunjukkan kreatifitasnya.
Sayap Kiri Mulai Menunjukkan Kehebatannya
Kejutan diperlihatkan Persib dengan memasang Jajang Sukmara sebagai starter untuk menemani Atep beroperasi di sayap kiri. Apakah ini sebagai bagian dari rotasi atau bukan itu adalah urusan tim pelatih.
Kredit pun pantas diberikan kepada Jajang Sukmara. Dia menjawab kepercayaan tim pelatih dengan bermain gemilang. Perlu dicatat, dalam hal menyerang pada posisi sayap kiri ini, terlihat Jajang Sukmara lebih dominan daripada Atep. Ini memperlihatkan bahwa tim pelatih selama ini salah dengan membangkucadangkannya di setiap pertandingan Persib musim lalu.
Firman Utina Menambah Kreativitas Persib
Perbedaan yang cukup mencolok pada babak kedua adalah ketika Firman Utina masuk menggantikan Hariono. Kehadiran FU otomatis menggeser Taufiq kembali menempati pos sebagai Defensive Midfielfer dan FU sebagai Central Midfielder. Jenius. Tim pelatih kali ini benar-benar tepat memasukkan FU. Persib membutuhkan tipe midfielder seperti dia. Umpan-umpan lambung akuratnya sangan dibutuhkan terlebih Defensive Player Persijap sering terlambat turun saat timnya keasikan menyerang.
Kesimpulan
Pola 4-2-3-1 yang dipakai Persib pada babak pertama kurang efektif dengan menempatkan Tantan sebagai striker tunggal. Terlihat dengan seringnya dia bermain melebar. Dengan masuknya Ferdinand menggantikan Tantan mulai terlihat tugas striker dalam pola 4-2-3-1.
Dengan permainan umpan satu-dua sentuhan ditambah kreativitas Midfielder dan pergerakan cepat para pemain, ini adalah hasil yang bagus walau belum pada Peak Performance-nya tim terlihat pada menit-menit akhir babak kedua, pemain terlihat kelelahan setelah menjalani pertandingan 2 hari berturut-turut. Masih ada waktu untuk meningkatkan performance tim sebelum ‘Perang’ sebenarnya dimulai. Hatur Nuhun.
Penulis @A6Luqman

Mantap ulasanna, lanjutkan 😀
Insya allah Post-match vs PBR nya kang, ditunggu we. 🙂
artikelna ilmiah kang lukman !!!!
membuka wawasan persepakbolaan. Hatur nuhun.
Alhamdulillah kang Sam. Nuhun. 🙂
mantap kang ulasan na…ketergantungan trhdp makan konate rada karasa…teras permainan cendrung mudah k baca…asli msh bnyk yg hrs kang janur perbaiki…urg bobotoh punya sikap kritis adlh sebuah keharusan karena mimpi kt sm…lila teuing urg ngimpi na…hayu sib ulah olo olo…
Tah kieu atuh diulas secara ilmiah baik atau buruknya. Tong cacian wungkul. Lebih konstruktif. Lebih cerdas.