Hukuman pengurangan poin rencananya akan diberlakukan di Liga 1 2023/2024. Ditujukan untuk klub yang terbukti suporternya membuat ulah dalam jalannya pertandingan. Seperti nyanyian rasis, spanduk bernada provokatif, penyalaan flare, hingga invasi ke dalam lapangan, mungkin saja akan berbuah hukuman pengurangan poin.
Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono mengakui jika aturan penguran poin tersebut tengah ditunggu petunjuk pelaksanaannya (Juklak) dari PSSI. Klub perlu tahu pelanggaran-pelanggaran seperti apa saja yang membuat klub dikenai hukuman yang dirasa paling merugikan tersebut.
“Rencana pengurangan poin apabila ada tingkah laku tidak baik dari suporter, kita masih menunggu juklak (petunjuk pelaksanaan) secara lebih jelas seperti apa. Karena masih belum ada juklak, mungkin sulit untuk memberikan masukan sebelum kita tahu tata cara supaya lebih jelas pengurangan poin tersebut,” papar Teddy.
Wacana hukuman paling merugikan itu akan sangat terkena dampaknya bagi klub, ini akan mempengaruhi peringkat tim di klasemen. Persib belum bisa berbicara banyak sebelum petunjuk pelaksanaan itu diumumkan. “Kita tunggu saja juklak. Supaya kita bisa ikut berkontribusi memberikan pendapat,” sebut Teddy.
Persib tentu harap-harap cemas, pasalnya melihat musim sebelumnya, mereka konsisten mendapatkan hukuman/sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat ulah kelakuan buruk segelintir Bobotoh. Bila hukuman pengurangan poin diberlakukan hal ini bisa mengancam prestasi Maung Bandung di musim baru.
Persib tidak akan henti-hentinya memberikan edukasi kepada Bobotoh agar tim kesayangannya bisa terhindar dari hukuman. Teddy mengakui sejak 2017 manajemen berusaha memberikan edukasi berbagai cara dan berharap aturan-aturan larangan bisa diterima di tengah-tengah Bobotoh.
“Edukasi yang terus menerus kami lakukan. Sejak 2017, kami terus melakukan edukasi berbagai cara. Untuk bisa menjelaskan dan mudah-mudahan bisa diterima dengan baik. Supaya tingkah laku suporter bisa lebih baik kedepannya,” papar Teddy.
“Karena, pada akhirnya. Ini akan sangat mempengaruhi penilaian dari suatu klub. Karena mau bagaimanapun hubungan suporter dan klub sangat erat,” tambahnya.
Masih banyak pekerjaan rumah untuk Persib dalam mengedukasi suporternya. Mana hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Bukan hal mudah bagi Teddy, mengelola basis suporter yang banyak dengan fanatisme tinggi juga beragam culture-nya.
“Kami juga punya kekurangan, dalam arti tadi. Potensi ada hal negatif seperti itu, di mana itu menjadi PR bagi kita sebagai Persib yang memiliki basis suporter besar. Salah satu pekerjaan rumah kita tadi bisa mengedukasi beberapa suporter. Supaya bisa menjaga tingkah laku, bisa mendukung klub Persib positif,” bebernya.
hujan teh tiris
26/05/2023 at 16:03
kumaha dong ningali musim-musim saacana aya bahan pengurangan poin tiap laga kandang di musim 2023/2024 nya…
Mamang Djaja Mihardja
26/05/2023 at 22:36
aya celah jang para mapia boool-la pikeun ngatur sekor, lain tim/klub nu nanggung dosa supporter tapi maraneh salaku pemangku kepentingan bisa newakan para palaku karusuhanna…