Arena Bobotoh: Waspadai Penggiringan Opini #votePERSIB
Wednesday, 28 March 2012 | 21:13Sudah lama saya tidak menulis artikel di arena bobotoh ini, sampai pada waktu muncul sebuah hashtag #votePERSIB di media sosial twitter. Sebuah kecintaan bobotoh yang mengapresiasi keinginan untuk sumbang suara dalam memberikan saran kepada klub kebanggaan saya, masyarakat jawa barat, dan bobotoh di seluruh dunia bernama PERSIB BANDUNG.
Mata saya tertuju pada opsi tiga pilihan didalamnya, tiga pilihan yang merupakan polling yang meminta pergantian manager bapak haji umuh muchtar atau sang allenatore drago mamic, dan opsi terakhir yang memberikan opsi abstain. Secara spontan sebagai bobotoh, saya pun ikut memberikan vote sebagai aspirasi saya melalui akun twitter saya. Dan setelah beberapa saat kemudian saya tertarik untuk memperhatikan terus para bobotoh yang memberikan aspirasinya.
Selain mendapat perhatian lebih dari media massa skala lokal dan nasional, direktur marketing PT PBB, Muhammad Farhan ternyata turut memperhatikan #votePERSIB tersebut, yang tentu saja merupakan hal positif yang secara tidak langsung membuktikan bahwa setidaknya aspirasi bobotoh diapresiasi petinggi PT PBB selaku konsorsium yang juga pengambil keputusan akhir dari setiap hal yang terjadi di tubuh sang pangeran biru.
Namun tak lama setelah itu, betapa mirisnya saya ketika sebagian besar bobotoh yang ikut andil memberikan aspirasinya, turut menyertakan komentar komentar yang bernada kasar, menghina, dan menjadi cenderung “sok tau” dengan keadaan internal di tubuh PERSIB saat ini. Berbagai komentar “membully” trademark pak haji umuh dengan (maaf) kumis beliau.
Lebih shock lagi ketika beberapa saat kemudian muncul sebuah berita mengejutkan yang berjudul “#votePERSIB bobotoh ingin umuh mundur” dari salah satu web site portal berita yang mencatut nama bobotoh, dan kemudian di tweet oleh akun twitter portal berita tersebut. Tentu saja secara otomatis tweet tersebit di retweet oleh banyak bobotoh yang turut serta memperhatikan hashtag #votePERSIB.
Bagaimana bisa portal berita tersebut memberikan judul seperti itu, padahal hasil akhir dari vote tersebut belum final? Sementara #votePERSIB itu sendiri berakhir pada malam nanti jam 24.00 WIB?. Mengapa berani memberi judul seperti itu sementara hasil akhir vote tersebut belum berakhis sama sekali?.
Dalam menulis sebuah berita yang dikonsumsi banyak pihak secara umum dan luas, menurut saya jauh lebih baik apabila penulis memperhatikan keakurasian dan etika dalam menulis berita. sadar tidak sadar, berita yang ditulis dalam sebuah portal berita yang sudah dipercaya banyak orang akan mempengaruhi persepsi tentang kebenaran sebuah berita.
Andai saja judul berita tersebut “#votePERSIB bobotoh di twitter sementara menginginkan manager Persib mundur”, mungkin itu akan lebih objektif. Karena bobotoh Persib itu tersebar di seluruh dunia, bahkan mayoritas dari mereka tidak mempunyai akun twitter. Sedangkan bobotoh merupakan sebutan bagi pendukung PERSIB secara keseluruhan, jadi tidak etis bila judul berita tersebut terkesan menyimpulkan suara bobotoh keseluruhan yang tertuang dalam #votePERSIB.
Bagaimana dengan bobotoh yang ingin keduanya, baik manager maupun pelatih bertahan?, bagaimana pula denganmereka yang ingin keduanya lengser? Apakah selain ketiga opsi tersebut tidak ada opsi lain? Bagaimana juga cara menghitung vote tersebut dengan jumlah pemilih yang tidak jelas berapa pemilih yang turut serta? Bagaimana bila ada yang memberikan vote untuk dua pilihan? Apa termasuk suara sah?
Mari para bobotoh sekalian kita belajar objektif dan belajar cerdas dalam menyikapi sebuah berita yang berujung opini. Karena pada dasarnya, vote ini dibuat untuk kemajuan Persib itu sendiri. Kita hanya sumbang saran, karena yang menentukan dan mengambil keputusan adalah pihak konsorsium PT PBB.
Tidak etis rasanya mengeluarkan komentar yang berbau menghina salah satu pihak. Sadarlah, tak ada satupun dari mereka yang ingin prestasi Persib terbenam. Mari ingat jasa jasa sang manager maupun sang pelatih dalam membangun Persib. Apa jadinya Persib tanpa jasa jasa orang orang yang terlibat langsung didalamnya saat ini. Janganlah kerinduan kita akan prestasi, menjadikan kita buta akan objektifitas.
Bobotoh adalah peran terpenting dalam tubuh Persib, maka jadilah bobotoh cerdas dan pintar dalam menyikapi dan mengomentari Persib. Demi Persib, untuk Persib, dan demi Kejayaan Persib.
Penulis adalah pebisnis dan mantan wartawan olahraga salah satu harian olahraga dan berakun twitter di @geryliciouss

Sudah lama saya tidak menulis artikel di arena bobotoh ini, sampai pada waktu muncul sebuah hashtag #votePERSIB di media sosial twitter. Sebuah kecintaan bobotoh yang mengapresiasi keinginan untuk sumbang suara dalam memberikan saran kepada klub kebanggaan saya, masyarakat jawa barat, dan bobotoh di seluruh dunia bernama PERSIB BANDUNG.
Mata saya tertuju pada opsi tiga pilihan didalamnya, tiga pilihan yang merupakan polling yang meminta pergantian manager bapak haji umuh muchtar atau sang allenatore drago mamic, dan opsi terakhir yang memberikan opsi abstain. Secara spontan sebagai bobotoh, saya pun ikut memberikan vote sebagai aspirasi saya melalui akun twitter saya. Dan setelah beberapa saat kemudian saya tertarik untuk memperhatikan terus para bobotoh yang memberikan aspirasinya.
Selain mendapat perhatian lebih dari media massa skala lokal dan nasional, direktur marketing PT PBB, Muhammad Farhan ternyata turut memperhatikan #votePERSIB tersebut, yang tentu saja merupakan hal positif yang secara tidak langsung membuktikan bahwa setidaknya aspirasi bobotoh diapresiasi petinggi PT PBB selaku konsorsium yang juga pengambil keputusan akhir dari setiap hal yang terjadi di tubuh sang pangeran biru.
Namun tak lama setelah itu, betapa mirisnya saya ketika sebagian besar bobotoh yang ikut andil memberikan aspirasinya, turut menyertakan komentar komentar yang bernada kasar, menghina, dan menjadi cenderung “sok tau” dengan keadaan internal di tubuh PERSIB saat ini. Berbagai komentar “membully” trademark pak haji umuh dengan (maaf) kumis beliau.
Lebih shock lagi ketika beberapa saat kemudian muncul sebuah berita mengejutkan yang berjudul “#votePERSIB bobotoh ingin umuh mundur” dari salah satu web site portal berita yang mencatut nama bobotoh, dan kemudian di tweet oleh akun twitter portal berita tersebut. Tentu saja secara otomatis tweet tersebit di retweet oleh banyak bobotoh yang turut serta memperhatikan hashtag #votePERSIB.
Bagaimana bisa portal berita tersebut memberikan judul seperti itu, padahal hasil akhir dari vote tersebut belum final? Sementara #votePERSIB itu sendiri berakhir pada malam nanti jam 24.00 WIB?. Mengapa berani memberi judul seperti itu sementara hasil akhir vote tersebut belum berakhis sama sekali?.
Dalam menulis sebuah berita yang dikonsumsi banyak pihak secara umum dan luas, menurut saya jauh lebih baik apabila penulis memperhatikan keakurasian dan etika dalam menulis berita. sadar tidak sadar, berita yang ditulis dalam sebuah portal berita yang sudah dipercaya banyak orang akan mempengaruhi persepsi tentang kebenaran sebuah berita.
Andai saja judul berita tersebut “#votePERSIB bobotoh di twitter sementara menginginkan manager Persib mundur”, mungkin itu akan lebih objektif. Karena bobotoh Persib itu tersebar di seluruh dunia, bahkan mayoritas dari mereka tidak mempunyai akun twitter. Sedangkan bobotoh merupakan sebutan bagi pendukung PERSIB secara keseluruhan, jadi tidak etis bila judul berita tersebut terkesan menyimpulkan suara bobotoh keseluruhan yang tertuang dalam #votePERSIB.
Bagaimana dengan bobotoh yang ingin keduanya, baik manager maupun pelatih bertahan?, bagaimana pula denganmereka yang ingin keduanya lengser? Apakah selain ketiga opsi tersebut tidak ada opsi lain? Bagaimana juga cara menghitung vote tersebut dengan jumlah pemilih yang tidak jelas berapa pemilih yang turut serta? Bagaimana bila ada yang memberikan vote untuk dua pilihan? Apa termasuk suara sah?
Mari para bobotoh sekalian kita belajar objektif dan belajar cerdas dalam menyikapi sebuah berita yang berujung opini. Karena pada dasarnya, vote ini dibuat untuk kemajuan Persib itu sendiri. Kita hanya sumbang saran, karena yang menentukan dan mengambil keputusan adalah pihak konsorsium PT PBB.
Tidak etis rasanya mengeluarkan komentar yang berbau menghina salah satu pihak. Sadarlah, tak ada satupun dari mereka yang ingin prestasi Persib terbenam. Mari ingat jasa jasa sang manager maupun sang pelatih dalam membangun Persib. Apa jadinya Persib tanpa jasa jasa orang orang yang terlibat langsung didalamnya saat ini. Janganlah kerinduan kita akan prestasi, menjadikan kita buta akan objektifitas.
Bobotoh adalah peran terpenting dalam tubuh Persib, maka jadilah bobotoh cerdas dan pintar dalam menyikapi dan mengomentari Persib. Demi Persib, untuk Persib, dan demi Kejayaan Persib.
Penulis adalah pebisnis dan mantan wartawan olahraga salah satu harian olahraga dan berakun twitter di @geryliciouss

Prilaku tidak elegan ala manajemen tim dr pimpinan dan kroninya, lambat laun ditiru oleh sebagian bobotoh dgn menggunakan kata-kata kasar.
#goblogsayabilang
Stujupisan kang…..sbnrnya ap yg dilakukan sbagian bobotoh adalah buah bentuk fanatisme dan kecintaan terhadap persib…namun perlu kita garis bawahi bahwa fanatisme itu tidah lantas kita menjadi gelap mata dan membabi buta,,,,saya yakin smua dulur2 pada dasarnya cinta mati sama persib…mari dukung #persib dgn bijaksana dan dewasa…#persibsalawasna
Penulisnya antek kumis!
lalu bagaimana pendapat penulis tentang klaim 70% bobotoh menginginkan Drago Mamic Mundur, 70% itu dari berapa orang bobotoh, dan kapan poling nya.. bagaimana menurut anda validitas nya?
heh nu nulis nu ditempo teh tong si umuh geus bebeakan ngabela persib itu ieu …nu ditempo ku bobotoh mah prestasi kanyataanya geus 3 taun eweh prestasi jeung nu leuwih parah intervensi…..
jelas2 eta salah pisan…pokona mah si umuh kudu mundur….
Punten atuh juragan nu anti kumis, nyariosna rada nyakola, beretika..isin ah, saha sih nu embung persib juara??doakeun wee sing salamet
akang gerry, seharusnya artikel ini akang kirim ke website yang membuat berita tersebut, karena apa? supaya redaksi web itu bisa menjawab dan mempertanggungjawabkan apa yang mereka tulis. nuhun.
bukannya lagi usum kang skrg mah berita2 sensasional yg doyan mnggiring opini publik? lihat saja tv berita di negeri ini.. masing2 punya opininya sendiri yg b menggiring pnonton kearah kepentinan.masing2.
hihi… piss aah. sae.tulisann kang.
kanggo sadya bobotoh yuk urang jadi bobotoh santun.. baik menyampaikan pendapat ataupun bertindak dimuka bumi 😀
mamic sdh mengundurkan diri, moses sdh mengundurkan diri… kapan pak umuh sbg manajer jg mengundurkan diri????
saya kira kurang mksimalnya persib slma bbrpa thun ini ada andil ckup bsar dr pak umuh,, krn yg memilih pelatih dan memilih pemain adlah pak haji (krn pemain dlu d kontrak baru pelatih)..
saya pkir posisi manajer bukan jabatan yg tepat bagi pak umuh, statement2 pak haji kpda media yg menyudutkan mamic dan moses jg gaspar seharusnya sama sekali tidk boleh dilakukan.. apbila ada permasalah d internal tim sbaiknya d selesaikan baik2 tidak perlu smpai keluar d media. saya kira pak haji lbh cocok memegang jabatan direktur umum klub sprti Giuseppe Marotta di juventus.
oleh karena itu saya meminta agar pak umuh scara legowo mundur dari kursi manajer persib.. saya yakin pak umuh tidak klah berjiwa besar dibandingkan mamic dan moses…….
no offese, maaf apbila ada slah2 kata dan terima kasih
logikanya sedehana saja:
kalau manajernya santun, pasti dikomentari dengan santun
kalau manajernya berprilaku jelek maka komentarnya juga jelek
Setuju pisan kang. sudah tidak terhitung pemain dan pelatih2 persib yg dijelek2an oleh ybs salah satunya seperti dengan berbusa2 menyebut pelatih Mamic GILA dll, di salah satu talk show di tv lokal bdg (kalo pecinta persib pasti nonton). sekarang ada sekelompok orang yang sudah jengah, enek dan bosan dengan kelakuan ybs yang hanya pintar Lempar batu sembunyi tangan, tim main jelek yg disalahkan wasit or pelatih padahal pemain 90% dibeli ku ybs, contoh along n Marcio yg dibeli padahal pelatih belum ada, jadi atas rekomendasi saha atuh eta teh gan?…Ko sekarang ada yg kontra gak boleh, dilarang atau bahkan disensor komennya ( hebat pisan nya ybs, pemerintah ge henteu bisa kitu gan, isin atuh )…Fair dong, tong pinter kodek or memihak….
anu nulis antekna umuh ieu mah,,,,
ai pas umuh ngomong 70% mamic hayang mundur,eta dasarna naon ?? pa umuh nyieun polling di stadion kitu ?? mana validitasna kang ??
ngomong objektifitas tapi soranganna teu objektif,,cenderung ngabela pa umuh….ckckckck
logika nya gini, Tim belom ada pelatih tapi pemain udh ada, apa pemain yg dibeli cocok dengan apa yg pelatih mau??
dia yg beli dia juga yg caci maki, nama nya apa yah yg kayak gituu??
penjilat nelen ludah sendiri
turun lu kumis !!!!!
TURUN SIAH KUMIS…………..!!!!!!!!!!!
persib slalu buming tak pernah redup..