(Arena Bobotoh) Surat Untuk Pelatih Persib Selanjutnya
Thursday, 16 June 2016 | 11:24
Penulis : Budiana Indra
Ekspektasi yang sangat tinggi terhadap Persib dapat membuat seseorang melejit setinggi-tingginya ataupun tersungkur sedalam-dalamnya. Dukungan yang tidak ada habisnya bisa menjadi bomerang ketika hasil yang diharapkan tidak terwujud, Itulah realita yang ada di tubuh Persib. Keadaan yang terjadi saat ini tidak lepas dari budaya yang tercipta dari sejarah panjang Persib.
Seharusnya orang –orang yang akan masuk kedalam tubuh Persib sudah tahu kondisi ini. Karena sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatunya tercipta berpasang-pasangan. Ada manis ada pahit, ada sanjungan ada hujatan, bisa dielu-elukan bisa juga menjadi bahan olok-olokan. Dan kondisi apapu harus bisa diterima dengan lapang dada.
Kata orang menang atau kalah adalah hal yang wajar, tapi jujur saja kita semua tidak mau kalau Persib mendapatkan kekalahan, jangankan kalah seripun kita tidak mau, kondisi ini menyebabkan tuntutan untuk selalu menang sangat besar. Ditambah lagi selera bobotoh yang tinggi membuat tuntutan tidak hanya sekedar kemenangan tapi harus disertai dengan permainan yang cantik, dan jika itu tidak bisa disuguhkan oleh Persib maka kritikan, cacian ,hujatan, makian, cemoohan akan deras mengalir tanpa bisa dibendung.
Mundurnya Dejan akibat tidak kuat menahan badai kritikan bukan merupakan kasus yang pertama kali di tubuh Persib. Dari kasus yang sebelumnya, banyak mereka yang memilih pergi terlebih dahulu, sebelum management mengambil keputusan, alih-alih bertanggung jawab justru sikap seperti itu lebih condong kearah tindakan lari dari tanggung jawab.
Perginya dejan meninggalkan satu tempat kosong ditubuh Persib, sehingga membuat posisi ini menjadi bahan rebutan bagi pelatih-pelatih lokal ataupun asing. Nama besar Persib selalu menjadi daya tarik bagi seluruh insan sepak bola Nasional, ditambah lagi dengan managemen yang professional, supporter yang luar biasa serta pemerintah daerah yang sangat begitu peduli terhadap tim ini, membuat klub ini semakin istimewa.
Siapa yang tidak tergiur mengarsiteki klub yang sehat seperti ini, seolah-olah semuanya akan mudah menjalaininya karena didukung dengan fasilitas yang lengkap (untuk ukuran Indonesia) dan uang yang banyak untuk membeli segerbong pemain-pemain bintang sehingga dapat memudahkan untuk memenangkan tiap pertandingan.
Tapi dibalik itu semua ada faktor kunci berupa mentalitas kuat yang berperan untuk memaksimalkan segala potensi dan sumberdaya yang dimliki Persib, jika itu tidak dimiliki maka kasusnya akan sama seperti pelatih sebelumnya. Faktor inilah yang saya yakini membuat kualitas seorang dejan menjadi menurun saat menukangi Persib. Karena tidak seharusnya pelatih yang memiliki lisensi uefa pro dan ditunjang pemain bintang berpengalaman hanya bisa membawa tim bercokol di papan bawah.
Jadi siapkanlah mental bagi pelatih Persib selanjutnya, karena setiap tindak tanduknya akan menjadi pusat perhatian, berbagai macam luapan emosi baik itu yang positif atau yang negatif akan mengalir deras kepada anda. Bersiaplah untuk itu, semoga management tidak salah dalam memilih pelatih selanjutnya.
Penulis : Budiana Indra
Akun Facebook: https://www.facebook.com/budiana.i.nugraha

Penulis : Budiana Indra
Ekspektasi yang sangat tinggi terhadap Persib dapat membuat seseorang melejit setinggi-tingginya ataupun tersungkur sedalam-dalamnya. Dukungan yang tidak ada habisnya bisa menjadi bomerang ketika hasil yang diharapkan tidak terwujud, Itulah realita yang ada di tubuh Persib. Keadaan yang terjadi saat ini tidak lepas dari budaya yang tercipta dari sejarah panjang Persib.
Seharusnya orang –orang yang akan masuk kedalam tubuh Persib sudah tahu kondisi ini. Karena sudah menjadi hukum alam bahwa segala sesuatunya tercipta berpasang-pasangan. Ada manis ada pahit, ada sanjungan ada hujatan, bisa dielu-elukan bisa juga menjadi bahan olok-olokan. Dan kondisi apapu harus bisa diterima dengan lapang dada.
Kata orang menang atau kalah adalah hal yang wajar, tapi jujur saja kita semua tidak mau kalau Persib mendapatkan kekalahan, jangankan kalah seripun kita tidak mau, kondisi ini menyebabkan tuntutan untuk selalu menang sangat besar. Ditambah lagi selera bobotoh yang tinggi membuat tuntutan tidak hanya sekedar kemenangan tapi harus disertai dengan permainan yang cantik, dan jika itu tidak bisa disuguhkan oleh Persib maka kritikan, cacian ,hujatan, makian, cemoohan akan deras mengalir tanpa bisa dibendung.
Mundurnya Dejan akibat tidak kuat menahan badai kritikan bukan merupakan kasus yang pertama kali di tubuh Persib. Dari kasus yang sebelumnya, banyak mereka yang memilih pergi terlebih dahulu, sebelum management mengambil keputusan, alih-alih bertanggung jawab justru sikap seperti itu lebih condong kearah tindakan lari dari tanggung jawab.
Perginya dejan meninggalkan satu tempat kosong ditubuh Persib, sehingga membuat posisi ini menjadi bahan rebutan bagi pelatih-pelatih lokal ataupun asing. Nama besar Persib selalu menjadi daya tarik bagi seluruh insan sepak bola Nasional, ditambah lagi dengan managemen yang professional, supporter yang luar biasa serta pemerintah daerah yang sangat begitu peduli terhadap tim ini, membuat klub ini semakin istimewa.
Siapa yang tidak tergiur mengarsiteki klub yang sehat seperti ini, seolah-olah semuanya akan mudah menjalaininya karena didukung dengan fasilitas yang lengkap (untuk ukuran Indonesia) dan uang yang banyak untuk membeli segerbong pemain-pemain bintang sehingga dapat memudahkan untuk memenangkan tiap pertandingan.
Tapi dibalik itu semua ada faktor kunci berupa mentalitas kuat yang berperan untuk memaksimalkan segala potensi dan sumberdaya yang dimliki Persib, jika itu tidak dimiliki maka kasusnya akan sama seperti pelatih sebelumnya. Faktor inilah yang saya yakini membuat kualitas seorang dejan menjadi menurun saat menukangi Persib. Karena tidak seharusnya pelatih yang memiliki lisensi uefa pro dan ditunjang pemain bintang berpengalaman hanya bisa membawa tim bercokol di papan bawah.
Jadi siapkanlah mental bagi pelatih Persib selanjutnya, karena setiap tindak tanduknya akan menjadi pusat perhatian, berbagai macam luapan emosi baik itu yang positif atau yang negatif akan mengalir deras kepada anda. Bersiaplah untuk itu, semoga management tidak salah dalam memilih pelatih selanjutnya.
Penulis : Budiana Indra
Akun Facebook: https://www.facebook.com/budiana.i.nugraha

loba kaahayang lah nu sok nulis teh
nu ngalatih persibmah kudu nu ngarti persib.teu kudu orang luar nagri.urang bandung ge.loba keneh.beunta atuh manajemen.
PANJANG HAROREAM MACANA ..PONDOK WE ATUH.. MUNTE JUDUL HUNGKUL.. !
ciga puisi jadinateh… :))
Cik atuh euuy bisa ngapresiasi ka hasil karya batur teh,,hargaan atuh.. Tapi da emang panjang teuing sih,hoream maca nage.
hahahha
Hahaha….Tapi da eta2 keneh nu komena ge yakin dibacA kudidinya mah… areweh garawenyA hahahahah
naon ieu… biasa we atuh..!
alus tapi butut
Lumayan daripada guemanyun
Bagus
Alhamdulillah macana tamat sing jdi berkah….amiiin…eh nyambung teu nyaaaak
pelatih persib mah kudu urang sunda…sok tingali Janur, indra tohir, Jose..hidup pelatih sunda…
Mudah2an jose adalah pelatih yg memiliki mental yg bagus seperti janur, jose patut diapresiasi dan diberi kesempatan penuh