(Arena Bobotoh) Surat Terbuka Untuk Panpel dan Manajemen PT PBB
Monday, 06 March 2017 | 15:20
Kepada Yang Terhormat Pihak Panpel dan Manajemen PT PBB,
Pertandingan semifinal leg 2 melawan PBFC pada minggu, 5 Maret 2017 yang lalu, merupakan bukti sahih yang entah sudah berapa puluh kali bahwa Panpel Persib tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik terkait manajemen tiket dan pengawasan tiket keriting. Perjuangan bobotoh untuk mendapatkan satu lembar tiket dari mulai antri dan berdesak desakan diantara ribuan orang di tiap loket atau agen, hingga membeli tiket kepada calo meski harganya diluar nalar, terasa sia sia saat akhirnya mereka tidak mampu masuk ke stadion yang sudah dinyatakan penuh.
Bagaimana bisa Panpel mengaku mencetak 27.000 lembar tiket, namun didalam stadion terisi mungkin lebih dari 40.000 orang hingga untuk bernafas saja membutuhkan perjuangan. Itu belum termasuk bobotoh yang memiliki tiket dan tidak bisa masuk ke stadion. Tahukah anda betapa kecewanya mereka yang telah berdiri berdesakan dari sebelum fajar, dan mereka yang merogoh ratusan ribu rupiah hanya untuk tiket utara dan selatan tetapi pada akhirnya tidak dapat masuk kedalam stadion? Mereka datang bukan hanya dari Bandung, tapi dari berbagai daerah yang berjarak puluhan hingga ratusan kilometer jauhnya.
Sudah berapa kali janji dilontarkan untuk memperbaiki situasi dan keadaan seperti ini? Mana bukti nyata pihak Panpel dan Manajemen PT PBB terkait hal ini? Atau masih ingin menyalahkan bobotoh yang berusaha menyuap pihak penjaga gerbang tribun?
Bobotoh pada dasarnya mendukung Persib sepenuh jiwa raga, mereka akan melakukan apa saja untuk dapat mendukung langsung Persib di Stadion. Mereka yang pada akhirnya menyuap oknum, iya oknum yang bisa memasukan penonton tanpa tiket sebanyak ribuan orang, melakukan suap atau sogokan mungkin karena kekecewaan pada sulitnya mendapat satu lembar tiket. Saya rasa PT PBB adalah perusahaan besar yang diisi orang orang professional, dan berharap kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki manajemen tiket, karena pada dasarnya bobotoh yang membeli tiket adalah konsumen yang dilindungi secara hukum dalam undang undang di Negara ini. Bagaimana caranya? Itu tugas anda mencari cara, sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Pihak Panpel harus berkaca diri, bila memang tidak mampu mengelola, silahkan mundur dan berikan kewajiban pengelolaan kepada pihak yang mampu dan kompeten secara professional, entah dengan lelang atau cara lainnya. Bukan terus berjanji memperbaiki kekurangan, namun manis dibibir memutar kata ketika hal yang sama terulang. Bila memang mampu, tolong buktikan secara nyata dan ambil tindakan yang mampu dirasakan secara signifikan oleh para Bobotoh pada pertandingan dikemudian hari. Panpel boleh jadi sukses karena menjual habis tiket Persib, yang berarti target pemasukan untuk PT PBB dari tiket pertandingan sudah terpenuhi. Namun, tidak bijaksana bila PT PBB menjadikan hal tersebut sebagai keberhasilan kinerja Panpel, sementara ribuan orang yang membeli tiket hanya mampu menatap stadion dari pagar luar gerbang tribun.
Besar harapan saya setelah pertandingan kemarin, PT PBB mampu mengevaluasi dan membuat terobosan yang mampu mengatasi situasi dan memfasilitasi Bobotoh lebih baik lagi. Karena dibalik segala keikhlasan dan kerelaan Bobotoh mengorbankan segalanya demi Persib, ada hak hak mereka yang tidak dipenuhi dan dikhianati oleh kegagalan Panpel mengelola manajemen tiket.
Semoga!!
Ditulis oleh Gery H Saputra, Bobotoh dengan akun Twitter & IG: @storyofgery

Kepada Yang Terhormat Pihak Panpel dan Manajemen PT PBB,
Pertandingan semifinal leg 2 melawan PBFC pada minggu, 5 Maret 2017 yang lalu, merupakan bukti sahih yang entah sudah berapa puluh kali bahwa Panpel Persib tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik terkait manajemen tiket dan pengawasan tiket keriting. Perjuangan bobotoh untuk mendapatkan satu lembar tiket dari mulai antri dan berdesak desakan diantara ribuan orang di tiap loket atau agen, hingga membeli tiket kepada calo meski harganya diluar nalar, terasa sia sia saat akhirnya mereka tidak mampu masuk ke stadion yang sudah dinyatakan penuh.
Bagaimana bisa Panpel mengaku mencetak 27.000 lembar tiket, namun didalam stadion terisi mungkin lebih dari 40.000 orang hingga untuk bernafas saja membutuhkan perjuangan. Itu belum termasuk bobotoh yang memiliki tiket dan tidak bisa masuk ke stadion. Tahukah anda betapa kecewanya mereka yang telah berdiri berdesakan dari sebelum fajar, dan mereka yang merogoh ratusan ribu rupiah hanya untuk tiket utara dan selatan tetapi pada akhirnya tidak dapat masuk kedalam stadion? Mereka datang bukan hanya dari Bandung, tapi dari berbagai daerah yang berjarak puluhan hingga ratusan kilometer jauhnya.
Sudah berapa kali janji dilontarkan untuk memperbaiki situasi dan keadaan seperti ini? Mana bukti nyata pihak Panpel dan Manajemen PT PBB terkait hal ini? Atau masih ingin menyalahkan bobotoh yang berusaha menyuap pihak penjaga gerbang tribun?
Bobotoh pada dasarnya mendukung Persib sepenuh jiwa raga, mereka akan melakukan apa saja untuk dapat mendukung langsung Persib di Stadion. Mereka yang pada akhirnya menyuap oknum, iya oknum yang bisa memasukan penonton tanpa tiket sebanyak ribuan orang, melakukan suap atau sogokan mungkin karena kekecewaan pada sulitnya mendapat satu lembar tiket. Saya rasa PT PBB adalah perusahaan besar yang diisi orang orang professional, dan berharap kejadian ini menjadi yang terakhir kalinya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki manajemen tiket, karena pada dasarnya bobotoh yang membeli tiket adalah konsumen yang dilindungi secara hukum dalam undang undang di Negara ini. Bagaimana caranya? Itu tugas anda mencari cara, sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Pihak Panpel harus berkaca diri, bila memang tidak mampu mengelola, silahkan mundur dan berikan kewajiban pengelolaan kepada pihak yang mampu dan kompeten secara professional, entah dengan lelang atau cara lainnya. Bukan terus berjanji memperbaiki kekurangan, namun manis dibibir memutar kata ketika hal yang sama terulang. Bila memang mampu, tolong buktikan secara nyata dan ambil tindakan yang mampu dirasakan secara signifikan oleh para Bobotoh pada pertandingan dikemudian hari. Panpel boleh jadi sukses karena menjual habis tiket Persib, yang berarti target pemasukan untuk PT PBB dari tiket pertandingan sudah terpenuhi. Namun, tidak bijaksana bila PT PBB menjadikan hal tersebut sebagai keberhasilan kinerja Panpel, sementara ribuan orang yang membeli tiket hanya mampu menatap stadion dari pagar luar gerbang tribun.
Besar harapan saya setelah pertandingan kemarin, PT PBB mampu mengevaluasi dan membuat terobosan yang mampu mengatasi situasi dan memfasilitasi Bobotoh lebih baik lagi. Karena dibalik segala keikhlasan dan kerelaan Bobotoh mengorbankan segalanya demi Persib, ada hak hak mereka yang tidak dipenuhi dan dikhianati oleh kegagalan Panpel mengelola manajemen tiket.
Semoga!!
Ditulis oleh Gery H Saputra, Bobotoh dengan akun Twitter & IG: @storyofgery

lebih baik mundur kepada panpel yang tidak Becus mengurusi masalah tiket,
Meskipun ada ORMAS PAGAR,POLISI,TNI, yg menjaga di Pintu tribun, tetap saja kalau “OKNUM” masih bisa di suap tidak akan beres urusan tiket, di doakeun duit na teu Barokah, cing jadi Panyakit siah GOB**G,hakan tah duit sogokan.
Bikin perjanjian,
anu boga tiket balikeun deui ka panpel cairkeun duit na 10x lipet sinah mikir
Boikot tong dialaljoan ka stadion.
Angger da moal bisa ngabendung animo bobotoh mh
Sakali kali mah tong dibelian lah keun bae ka kosong stadiona, itung2 ngetes permainan persib kumaha jadina mun sepi penonton
Dejavu tiap taun kieu jeung kieu.. Cik atuhlaaah era sateh..
H-1 udah berkoar UNTUK PEMBELIAN TIKET 1 ORANG SATU TIKET
SATU HAL YG AKAN KAMI PERTAYAKAN ko CALO bisa mendapatkan begitu banyak lembaran tiket ?
tolonglah pihak panpel dan pengurus lainnya liahatlah perjuangan para bototoh yg udah berkorban demi mendukung tim kesayangan nya secara langsung
2 KATA BUAT CALO :GEURA MODAR SIA
boa edan tiket timur dijual 275 vip dijual 350, geus teu asup akal
calo berkeliaran di stadion
mun panpel boga niat ngaberantas calo pas keur pertandingan tewakan calona tanyakeun sumber na timana, tindak tegas, meh distribusi tiket lancar teu jiga kieu unggal taun
distribusi tiket kudu transparan kamana wae 27 rb lembar teh jadi puguh!
bobotoh asa ngbengharkeun calo kieu wae mah