(Arena Bobotoh) Striker, Masalah Klasik Seorang Alberts
Monday, 24 June 2019 | 19:25
Persib kembali gagal meraih poin sempurna di kandang setelah ditahan Madura united dengan skor imbang 1 – 1. Hasil ini merupakan hasil imbang kali ketiga secara berturut turut dalam gelaran liga 1 2019, padahal Liga baru bergulir empat pekan. Sebelum liga 1 musim 2019 bergulir, Persib mengganti pelatih mereka, Miljan Radovic yang mundur karena akan melakukan kursus kepelatihan UEFA Pro. Padahal, mantan pemain persib tersebut baru menjabat tiga bulan.
Persib bergerak cepat, Alberts Rene Albert ditunjuk untuk menangani Persib mengarungi Liga 1 2019, selain itu Alberts juga diharapkan mengakhiri raihan minor Persib selama dilatih Radovic. Dua laga awal Alberts bersama persib menunujukan hasil yang baik, menang 3-2 lawan Borneo di Piala Indonesia (Tidak lolos karena agresifitas gol tandang) dan menang di laga pembuka Liga 1 2019 melawan Persipura dengan skor cukup telak, 3 – 0. Di pekan kedua hingga pertandingan terakhir melawan Madura United inilah, permasalahan persib yang sesungguhnya mulai nampak. Tiga hasil seri, dua diantara nya di kandang Persib tentu raihan yang kurang oke bagi tim yang selalu menargetkan Juara. Tapi ini mungkin masalah waktu, pemain, atau juga factor factor lain yang hanya diketahui Alberts.
Alberts datang ke Indonesia, dan kemudian masuk dalam jajaran elite pelatih. Ia berhasil membawa Arema Indonesia juara ISL 2009-2010, peringkat 3 PSM Makassar Liga 1 2017, dan Runner Up Liga 1 2018. Namun dalam karirnya di Indonesia, ternyata ia ternyata memiliki masalah yang relative sama.
Sulit menemukan Striker Haus Gol
Saat mengantarkan Arema Indonesia menjadi kampiun ISL, Alberts mempunyai duo Singapura terbaik yang ada pada diri Noh Alamsyah dan M. Ridhuan ditopang dengan Roman Chmelo yang bertipikal agresif. Namun pada musim itu gelar top skore jatuh kepada striker Bontang FC, Aldo Baretto dengan 19 gol diikuti Cristian Gonzales dengan 18 gol. Noh Alamsyah jauh di bawahnya dengan raihan 14 goal diikuti teman satu tim nya, Roman Chmelo dengan raihan 13 goal. Kunci Arema menjadi juara ISL adalah lini belakang mereka yang dipimpin Pierre Njanka dan penjaga gawanag Kurnia Mega. Tercatat pada saat itu, Arema menjadi tim yang paling banyak clean sheets dengan 15 kali.
Di Liga 1 2017 Alberts kembali dengan masalah yang sama, di musim tersebut dia membawa PSM Makassar finish di posisi tiga klasemen dibawah Bhayangkara dan Bali United. Top skor PSM pada saat itu malah striker lokal , Ferdinand Sinaga dan gelandang jangkung Wiljan Pluim dengan raihan gol yang sama, 12 goal. Raihan ini terpaut jauh dengan bomber Bali United Comvalius yang menjadi superior dengan 37 goal nya dan Marclei Sacramento dengan 24 goal. Padahal pada saat itu, PSM mempunyai Reinaldo dan Pavel Purinshki yang ternyata majal di Liga 1.
Musim berikutnya di PSM Makassar, permalahan Alberts tetap sama. Bersaing ketat dengan Persija Jakarta untuk menjuarai Liga 1 2018, PSM akhirnya harus puas dengan posisi runner up. Permasalahannya tetap sama, striker. Ferdinand Sinaga yang kerap masuk sebagai pemain pengganti pada saat itu malah menjadi top skor PSM Makassar dengan 11 goal diikuti M. Rahmat dan Guy Junior dengan torehan 8 goal. Di deretan teratas top skor ada striker PS Tira, Alexander Rakic yang mengemas 21 goal. Sedangkan striker Juara Liga 1, Marco Simic menempati pos 3 dengan raihan 17 goal. Dan mungkin permasalahan Striker PSM Makassar pada Liga 1 2018 yang menjadi salah satu penyebab gagalnya ia menjadi juara.
Musim Sekarang di Persib, Mungkin dengan Permasalahan yang Sama
Ditunjuk menjadi pelatih Persib kurang lebih satu bulan sebelum Liga 1 bergulir menjadi tantangan untuk Alberts. Pelatih asal Belanda ini harus menangani tim dengan pemain yang mungkin bukan pilihan nya, hal tersebut terlihat ketika memasuki pekan kedua Liga 1 2019. Permasalahan Alberts masih tetap sama, tapi mungkin ini bisa ditolerir karena ia tidak mempunyai pemain yang ia inginkan. Pada saat ini, Persib mempunyai Striker asing, Ezechiel dan Artur. Ezechiel mempunyai catatan oke musim 2018 dengan raihan 17 goal, raihan tersebut menyamai Marko Simic yang membawa Persija juara dan terpaut selisih empat goal dari top skor liga 1 2018, Alexander Rakic. Sedangkan Artur meraih 14 goal dalam 58 match pada musim 2017-2018 di klub Qizilqum Zarafshon di Liga Uzbekistan.
Pekan pertama Liga 1 2019 Artur mencetak brace untuk kemenangan telak 3-0 atas Persipura, namun hingga pertandingan terakhir melawan Madura ia absen mencetak goal. Yang menjadi sorotan adalah perform dari Ezechiel alih alih mencetak goal ia malah mencetak kartu kuning pada setiap match yang ia lakoni. Baru pada pertandingan terakhir melawan Madura, ia mencetak goal pertamanya di Liga 1 2019. Itu pun dari titik putih. Liga 1 musim 2019 baru berjalan 4 pekan, permasalahan Alberts selama menjalani karir di Indonesia mungkin bisa saja terulang terlebih pada saat menangani Persib ia dihadapkan dengan komposisi pemain peninggalan Radovic.
Memang Klub Juara tidak harus mempunyai striker yang menjadi top skor juga. Contohnya top skor Serie A malah disabet pemain tua, Quagrialela pun dengan Top Skor Piemer League yang disabet tiga pemain Afrika, Mane, Salah dan Aubameyang dan bukan dari klub Juara. Tapi mempunyai striker oke yang dapat bersaing di jajaran top skor menjadi peluang tersendiri untuk klub tersebut menjadi juara. Uniknya Alberts selalu bersaing di posisi atas walaupun tidak mempunyai striker top, jawaban dari itu semua adalah Alberts memaksimalkan peran Gelandang Asing yang bisa menutup lemahnya Striker majal dan menjadi pembeda dalam setiap pertandingan, di Arema ia mempunyai Roman Chmelo dan M. Ridhuan, di PSM ia mempunyai Pluim dan Marc Klok, di Persib?
Alberts Butuh Waktu
Bobotoh sebaiknya harus sedikit bersabar dengan performa Persib di liga 1 2019, alasannya adalah Alberts yang tidak memiliki waktu cukup lama untuk membenahi Persib. Hampir seratus persen skuat pun merupakan hasil peninggalan Radovic dengan pemahaman pemain akan skema yang diterapkan Alberts.
Kiprah Alberts layak kita tunggu setidaknya sampai paruh pertama Liga 1 berakhir. Buktinya, Alberts yang selalu memasang starter dengan kompoisi pemain berbeda yang artinya ia masih meraba raba strategi dan pemain yang ada dalam tim. Permainan Persib dari pertandingan ke pertandingan pun cukup menunjukan kenaikan kualitas. Tapi tetap, selama belum meraih hasil maksimal, maka Persib sedang dalam masalah yang belum terselesaikan.
Mungkin yang dibutuhkan Alberts saat ini adalah Gelandang Agresif yang bisa menjadi pembeda pada setiap pertandingan, bukan striker yang selalu menjadi masalah Alberts. Mungkin…
Ditulis oleh bobotoh dan pemuda tanggung dengan akun Twitter @M_emiriza

Persib kembali gagal meraih poin sempurna di kandang setelah ditahan Madura united dengan skor imbang 1 – 1. Hasil ini merupakan hasil imbang kali ketiga secara berturut turut dalam gelaran liga 1 2019, padahal Liga baru bergulir empat pekan. Sebelum liga 1 musim 2019 bergulir, Persib mengganti pelatih mereka, Miljan Radovic yang mundur karena akan melakukan kursus kepelatihan UEFA Pro. Padahal, mantan pemain persib tersebut baru menjabat tiga bulan.
Persib bergerak cepat, Alberts Rene Albert ditunjuk untuk menangani Persib mengarungi Liga 1 2019, selain itu Alberts juga diharapkan mengakhiri raihan minor Persib selama dilatih Radovic. Dua laga awal Alberts bersama persib menunujukan hasil yang baik, menang 3-2 lawan Borneo di Piala Indonesia (Tidak lolos karena agresifitas gol tandang) dan menang di laga pembuka Liga 1 2019 melawan Persipura dengan skor cukup telak, 3 – 0. Di pekan kedua hingga pertandingan terakhir melawan Madura United inilah, permasalahan persib yang sesungguhnya mulai nampak. Tiga hasil seri, dua diantara nya di kandang Persib tentu raihan yang kurang oke bagi tim yang selalu menargetkan Juara. Tapi ini mungkin masalah waktu, pemain, atau juga factor factor lain yang hanya diketahui Alberts.
Alberts datang ke Indonesia, dan kemudian masuk dalam jajaran elite pelatih. Ia berhasil membawa Arema Indonesia juara ISL 2009-2010, peringkat 3 PSM Makassar Liga 1 2017, dan Runner Up Liga 1 2018. Namun dalam karirnya di Indonesia, ternyata ia ternyata memiliki masalah yang relative sama.
Sulit menemukan Striker Haus Gol
Saat mengantarkan Arema Indonesia menjadi kampiun ISL, Alberts mempunyai duo Singapura terbaik yang ada pada diri Noh Alamsyah dan M. Ridhuan ditopang dengan Roman Chmelo yang bertipikal agresif. Namun pada musim itu gelar top skore jatuh kepada striker Bontang FC, Aldo Baretto dengan 19 gol diikuti Cristian Gonzales dengan 18 gol. Noh Alamsyah jauh di bawahnya dengan raihan 14 goal diikuti teman satu tim nya, Roman Chmelo dengan raihan 13 goal. Kunci Arema menjadi juara ISL adalah lini belakang mereka yang dipimpin Pierre Njanka dan penjaga gawanag Kurnia Mega. Tercatat pada saat itu, Arema menjadi tim yang paling banyak clean sheets dengan 15 kali.
Di Liga 1 2017 Alberts kembali dengan masalah yang sama, di musim tersebut dia membawa PSM Makassar finish di posisi tiga klasemen dibawah Bhayangkara dan Bali United. Top skor PSM pada saat itu malah striker lokal , Ferdinand Sinaga dan gelandang jangkung Wiljan Pluim dengan raihan gol yang sama, 12 goal. Raihan ini terpaut jauh dengan bomber Bali United Comvalius yang menjadi superior dengan 37 goal nya dan Marclei Sacramento dengan 24 goal. Padahal pada saat itu, PSM mempunyai Reinaldo dan Pavel Purinshki yang ternyata majal di Liga 1.
Musim berikutnya di PSM Makassar, permalahan Alberts tetap sama. Bersaing ketat dengan Persija Jakarta untuk menjuarai Liga 1 2018, PSM akhirnya harus puas dengan posisi runner up. Permasalahannya tetap sama, striker. Ferdinand Sinaga yang kerap masuk sebagai pemain pengganti pada saat itu malah menjadi top skor PSM Makassar dengan 11 goal diikuti M. Rahmat dan Guy Junior dengan torehan 8 goal. Di deretan teratas top skor ada striker PS Tira, Alexander Rakic yang mengemas 21 goal. Sedangkan striker Juara Liga 1, Marco Simic menempati pos 3 dengan raihan 17 goal. Dan mungkin permasalahan Striker PSM Makassar pada Liga 1 2018 yang menjadi salah satu penyebab gagalnya ia menjadi juara.
Musim Sekarang di Persib, Mungkin dengan Permasalahan yang Sama
Ditunjuk menjadi pelatih Persib kurang lebih satu bulan sebelum Liga 1 bergulir menjadi tantangan untuk Alberts. Pelatih asal Belanda ini harus menangani tim dengan pemain yang mungkin bukan pilihan nya, hal tersebut terlihat ketika memasuki pekan kedua Liga 1 2019. Permasalahan Alberts masih tetap sama, tapi mungkin ini bisa ditolerir karena ia tidak mempunyai pemain yang ia inginkan. Pada saat ini, Persib mempunyai Striker asing, Ezechiel dan Artur. Ezechiel mempunyai catatan oke musim 2018 dengan raihan 17 goal, raihan tersebut menyamai Marko Simic yang membawa Persija juara dan terpaut selisih empat goal dari top skor liga 1 2018, Alexander Rakic. Sedangkan Artur meraih 14 goal dalam 58 match pada musim 2017-2018 di klub Qizilqum Zarafshon di Liga Uzbekistan.
Pekan pertama Liga 1 2019 Artur mencetak brace untuk kemenangan telak 3-0 atas Persipura, namun hingga pertandingan terakhir melawan Madura ia absen mencetak goal. Yang menjadi sorotan adalah perform dari Ezechiel alih alih mencetak goal ia malah mencetak kartu kuning pada setiap match yang ia lakoni. Baru pada pertandingan terakhir melawan Madura, ia mencetak goal pertamanya di Liga 1 2019. Itu pun dari titik putih. Liga 1 musim 2019 baru berjalan 4 pekan, permasalahan Alberts selama menjalani karir di Indonesia mungkin bisa saja terulang terlebih pada saat menangani Persib ia dihadapkan dengan komposisi pemain peninggalan Radovic.
Memang Klub Juara tidak harus mempunyai striker yang menjadi top skor juga. Contohnya top skor Serie A malah disabet pemain tua, Quagrialela pun dengan Top Skor Piemer League yang disabet tiga pemain Afrika, Mane, Salah dan Aubameyang dan bukan dari klub Juara. Tapi mempunyai striker oke yang dapat bersaing di jajaran top skor menjadi peluang tersendiri untuk klub tersebut menjadi juara. Uniknya Alberts selalu bersaing di posisi atas walaupun tidak mempunyai striker top, jawaban dari itu semua adalah Alberts memaksimalkan peran Gelandang Asing yang bisa menutup lemahnya Striker majal dan menjadi pembeda dalam setiap pertandingan, di Arema ia mempunyai Roman Chmelo dan M. Ridhuan, di PSM ia mempunyai Pluim dan Marc Klok, di Persib?
Alberts Butuh Waktu
Bobotoh sebaiknya harus sedikit bersabar dengan performa Persib di liga 1 2019, alasannya adalah Alberts yang tidak memiliki waktu cukup lama untuk membenahi Persib. Hampir seratus persen skuat pun merupakan hasil peninggalan Radovic dengan pemahaman pemain akan skema yang diterapkan Alberts.
Kiprah Alberts layak kita tunggu setidaknya sampai paruh pertama Liga 1 berakhir. Buktinya, Alberts yang selalu memasang starter dengan kompoisi pemain berbeda yang artinya ia masih meraba raba strategi dan pemain yang ada dalam tim. Permainan Persib dari pertandingan ke pertandingan pun cukup menunjukan kenaikan kualitas. Tapi tetap, selama belum meraih hasil maksimal, maka Persib sedang dalam masalah yang belum terselesaikan.
Mungkin yang dibutuhkan Alberts saat ini adalah Gelandang Agresif yang bisa menjadi pembeda pada setiap pertandingan, bukan striker yang selalu menjadi masalah Alberts. Mungkin…
Ditulis oleh bobotoh dan pemuda tanggung dengan akun Twitter @M_emiriza

Persib kudu boga 3 striker siap pake
Satuju kang
Muklis untuk apa bos