Arena Bobotoh: Selamat Sore Si Jalak Harupat
Monday, 30 January 2012 | 09:31Penulis: Andri Irianto.

Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Persib yang berhasil menang atas Persija tadi malam. Saya Andri, mahasiswa yang sore tadi secara tidak sengaja menonton pertandingan antara Persib melawan Persija dengan maksud menjawab tanggapan seseorang yang menyebutkan “belum menjadi warga Bandung kalau nonton Persib aja di tv terus” akhirnya tersirat di benak saya bahwa suatu saat saya akan menonton Persib langsung di stadion.
Kenapa saya sebut tidak sengaja menonton Persib ? Karena setelah era Yaris Riyadi dan Sujana berakhir, saya sudah mulai malas menonton Persib ke stadion. Alesannya ? kaya bukan nonton Persib yang suka pada saat zaman itu. Namun hari itu akhirnya datang juga disaat saya sedang jalan-jalan di Bandung untuk suatu kepentingan pada hari kamis tanggal 26 Januari kemarin, insting saya ingin menyuruh untuk menengok ke Stadion Persib yang di Jl. Jend Achmad yani.
Teman saya sedikit memotret beberapa sudut stadion yang saya kenal sebagai Markas SSB Sidolig dulu dan setelah itu mendadak ada bapa-bapa yang menawari tiket pertandingan antara Persib lawan Persija kepada saya dan teman saya ini. Sedikit berfikir untuk membeli tiket itu karena harganya saja untuk tribun timur Rp.50.000,00 untuk tribun timur. Oke, karena saya teringat untuk menyempatkan menonton Persib di stadion dengan berat hati saya membeli tiket pertandingan tersebut dengan konsekuensi menguras uang akhir minggu saya. Oke, hitung-hitung dapet pengalaman baru, menebus janji, merasakan euphoria pertandingan klasik tersebut, menjadi orang Bandung dan tentunya menonton klub kebanggaan kota Bandung ini.
29 Januari 2012, pada hari minggu ini saya bangun dengan fokus lamunan pada pertandingan nanti malam. Sungguh tidak sabar untuk segera menyapa sebuah stadion di kawasan Kabupaten Bandung yang dinamai julukan dari seorang pahlawan asli Jawa Barat “Si Jalak Harupat”. Saya menjadwalkan berangkat ke kecamatan Soreang jam 2 siang sehingga bisa mengantri lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk di tribun timur yang selalu penuh itu. Sedikit tergesa-gesa saat berangkat menuju stadion hanya bisa ditenangkan dengan spesifikasi stadion yang bisa memuat 26.000 – 40.000-an penonton (efektifnya mungkin ya) dan itu berhasil membuat saya sedikit tenang meskipun di jalan menuju stadion sudah sangat banyak bobotoh yang pawai.
Jam 15:30 saya sampai di area Stadion Jalak Harupat. Memarkir kendaraan bermotor di sebuah lokasi parkir dadakan milik warga setempat dan berjalan kaki menuju stadion jalak harupat yang sudah dipenuhi para bobotoh. Kesan pertama pun muncul disaat saya berjalan kaki “oh bener euy, ngan ieu nu bisa ngahijikeun masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung teh” itu membuat jantung saya berdetak lebih cepat dikarenakan semakin tidak sabar untuk masuk dan menonton pertandingan itu.
Sekitar 15 menit saya berjalan dan akhirnya saya dapat merasakan atmosfir stadion si Jalak Harupat itu. Sedikit mendokumentasikan momen tersebut sehingga saya dapat memamerkan pada seseorang yang sebelumnya member saran kepada saya untuk menonton Persib di stadion. Sedikit berjalan kaki lagi menuju pintu masuk tribun timur dan WOW. Benar dugaan saya, pintu utama dan pintu dua dipenuhi oleh para bobotoh yang sedang berteriak “Buka Buka ! Buka Buka !” maksudnya buka gerbangnya.
Bermodal tiket yang sudah saya beli jauh-jauh hari, saya dan 2 teman saya maju menuju gerbang yang dimana sudah dipenuhi oleh bobotoh yang sedang marah dan memanjat trails besi gerbang untuk memaksa masuk stadio (CHAOS BRO !). Keadaan di area antrian pun tidak kalah chaos, bobotoh saling dorong-mendorong, memanjat trails besi, mencoba untuk merobohkan gerbang hingga tidak jarang melihat bobotoh yang kurang beruntung jatuh dan nyaris terinjak-injak oleh sekumpulan bobotoh yang sedang mengamuk itu. Sedikit berteriak “Santai bro, rapih-rapih ! lamun boga tiket jeung rapih mah kabeh pasti bisa abus” ya tapi apa daya teriakan kecil saya itu mungkin berubah menjadi teriakan “Dobrak-dobrak” saat sampai di telinga mereka hahaha.

1.1 Gambar bobotoh yang sedang memanjat tralis besi gerbang tribun dan mencoba untuk masuk dari sela-sela trails tersebut
1 jam selanjutnya, saya dan 1 teman saya memilih untuk mundur dan berharap pihak panpel bisa memberi alternatif dari masalah yang saya liat ini sehingga saya bisa mendapatkan hak untuk masuk gerbang tribun. Disaat itu ada kejadian yang membuat saya sedikit berbicara WOW dalam hati. Kejadiannya adalah disaat ada 2 pemuda beratribut Persib dengan logat betawi yang akhirnya saya ketahui bahwa mereka adalah “Jakmania” panggilan untuk supporter tim Persija. Teman saya sedikit berbincang dengan 2 pemuda ini, mereka mengaku datang ke Bandung menggunakan kereta dan mengadu nasib untuk mendapatkan tiket di Venue. Tuturan 2 pemuda yang cukup menarik perhatian saya adalah saat mereka mengucapkan “kalau untuk tiket pertandingan Persib di Bandung ga bisa dibeli lewat online ya bang ?” hmm saya pun kurang tau dengan itu, ya mungkin mereka sudah lebih awal mencoba untuk mendapatkan tiket lewat online dan setelah saya cek ke website resmi Persib, fitur tiket online “under construction”. Ya oke mereka benar. Saya pun menghargai keberanian mereka untuk datang ke Bandung dan mengantri dengan ribuan kepala bobotoh yang katanya rival sejati Jakmania.
Oke, 2 jam sudah berlalu. Mood untuk menonton pertandingan pun sudah mulai hilang karena sampai saat itu belum ada alternative dari pihak panpel untuk memberikan hak si pemilik tiket masuk ke gerbang tribun dan keadaan semakin chaos disaat para bobotoh memaksa masuk dengan cara melewati balkon tribun timur. Tapi yang saya tau, mayoritas dari mereka datang tanpa membawa tiket karena sebelumnya kawan-kawan mereka melempar tiket bekas dari atas balkon untuk dapat dipakai lagi. Ah sangat kecewa, kenapa ? ya oknum-oknum seperti itu yang merusak citra “Bobotoh” teh. Sejatinya kan, kalau kita loyal, peduli dan cinta Persib ya nonton beli tiket dong, kan itu salah satu bentuk peduli kita terhadap klub kota kita ini (kalau kata saya sih gitu). Sekarang ekspetasi bobotoh ke Persib sangat segudang tapi beberapa oknum yang mengaku bobotoh tidak bisa memberikan kepeduliannya terhadap Persib. Oke lupakan, anggap judge saya terhadap bobotoh yang teterekelan di tali dan perspektif saya di konteks cara menghargai sebuah klub sepak bola yang kita dukung itu benar benar salah. Hampura baraya !

1.2 Bobotoh mengambil umbul-umbul dan dijadikan sebagai alat untuk memanjat balkon tribun.

1.3 Bobotoh meminta tiket bekas yang sebelumnya dipakai oleh kawannya.

1.4 Bobotoh mencoba naik ke balkon tribun dengan kain yang diambil dari umbul-umbul sponsor pertandingan
Oke sudah jam 19:30, babak 1 berakhir dan saat itu skor menunjukan bahwa Persib unggul 1-0 atas Persija. Tidak terbayang bagaimana atmosfir di dalam stadion karena saya masih diluar dan sudah pasrah dengan tiket yang sudah saya beli ini. Dikarenakan kecewa dan sudah tidak tahan mencium bau minuman alkohol yang “ngahiliwir” di depan saya, saya dan teman saya memutuskan pulang ke Bandung dengan sedikit pembelajaran bahwa 2 pihak yang seharusnya membantu mulusnya pertandingan tidak benar-benar memiliki fungsi sebenarnya sebagai pihak penting (dibaca: mungkin panpel dan oknum bobotoh) dalam suatu pertandingan bagi saya. Oke, perjalanan menuju tempat parkir pun macet sangat-sangat parah dan saya sudah tidak bisa menggerutu lagi.
Saya sabar dan oke setidaknya saya sudah mencoba mendukung Persib dengan membeli tiket, menjadi supporter yang tertib, tidak merusak property stadion dan “TIDAK MEMINUM ALKOHOL SAAT PERTANDINGAN BERLANGSUNG”. Oke mohon maaf bila tulisan saya ini terkesan omong kosong atau sebuah opini bobotoh “cacing cau” yang jarang nonton Persib ke Stadion saya minta maaf sebesar-besarnya. Khususnya kepada pihak-pihak yang ikut andil di tulisan/foto yang saya cantumkan di curhatan ini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Oya, satu lagi setidaknya tadi sore saya sudah menyapa stadion si Jalak Harupat bahwa saya orang Bandung yang mau mendukung tim kesayangan warga Bandung. Sukses sepakbola Indonesia (tidak pernah lelah menyerukan itu) ! dan HIDUP PERSIB !

Penulis: Andri Irianto.
Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada Persib yang berhasil menang atas Persija tadi malam. Saya Andri, mahasiswa yang sore tadi secara tidak sengaja menonton pertandingan antara Persib melawan Persija dengan maksud menjawab tanggapan seseorang yang menyebutkan “belum menjadi warga Bandung kalau nonton Persib aja di tv terus” akhirnya tersirat di benak saya bahwa suatu saat saya akan menonton Persib langsung di stadion.
Kenapa saya sebut tidak sengaja menonton Persib ? Karena setelah era Yaris Riyadi dan Sujana berakhir, saya sudah mulai malas menonton Persib ke stadion. Alesannya ? kaya bukan nonton Persib yang suka pada saat zaman itu. Namun hari itu akhirnya datang juga disaat saya sedang jalan-jalan di Bandung untuk suatu kepentingan pada hari kamis tanggal 26 Januari kemarin, insting saya ingin menyuruh untuk menengok ke Stadion Persib yang di Jl. Jend Achmad yani.
Teman saya sedikit memotret beberapa sudut stadion yang saya kenal sebagai Markas SSB Sidolig dulu dan setelah itu mendadak ada bapa-bapa yang menawari tiket pertandingan antara Persib lawan Persija kepada saya dan teman saya ini. Sedikit berfikir untuk membeli tiket itu karena harganya saja untuk tribun timur Rp.50.000,00 untuk tribun timur. Oke, karena saya teringat untuk menyempatkan menonton Persib di stadion dengan berat hati saya membeli tiket pertandingan tersebut dengan konsekuensi menguras uang akhir minggu saya. Oke, hitung-hitung dapet pengalaman baru, menebus janji, merasakan euphoria pertandingan klasik tersebut, menjadi orang Bandung dan tentunya menonton klub kebanggaan kota Bandung ini.
29 Januari 2012, pada hari minggu ini saya bangun dengan fokus lamunan pada pertandingan nanti malam. Sungguh tidak sabar untuk segera menyapa sebuah stadion di kawasan Kabupaten Bandung yang dinamai julukan dari seorang pahlawan asli Jawa Barat “Si Jalak Harupat”. Saya menjadwalkan berangkat ke kecamatan Soreang jam 2 siang sehingga bisa mengantri lebih awal untuk mendapatkan tempat duduk di tribun timur yang selalu penuh itu. Sedikit tergesa-gesa saat berangkat menuju stadion hanya bisa ditenangkan dengan spesifikasi stadion yang bisa memuat 26.000 – 40.000-an penonton (efektifnya mungkin ya) dan itu berhasil membuat saya sedikit tenang meskipun di jalan menuju stadion sudah sangat banyak bobotoh yang pawai.
Jam 15:30 saya sampai di area Stadion Jalak Harupat. Memarkir kendaraan bermotor di sebuah lokasi parkir dadakan milik warga setempat dan berjalan kaki menuju stadion jalak harupat yang sudah dipenuhi para bobotoh. Kesan pertama pun muncul disaat saya berjalan kaki “oh bener euy, ngan ieu nu bisa ngahijikeun masyarakat Jawa Barat khususnya Bandung teh” itu membuat jantung saya berdetak lebih cepat dikarenakan semakin tidak sabar untuk masuk dan menonton pertandingan itu.
Sekitar 15 menit saya berjalan dan akhirnya saya dapat merasakan atmosfir stadion si Jalak Harupat itu. Sedikit mendokumentasikan momen tersebut sehingga saya dapat memamerkan pada seseorang yang sebelumnya member saran kepada saya untuk menonton Persib di stadion. Sedikit berjalan kaki lagi menuju pintu masuk tribun timur dan WOW. Benar dugaan saya, pintu utama dan pintu dua dipenuhi oleh para bobotoh yang sedang berteriak “Buka Buka ! Buka Buka !” maksudnya buka gerbangnya.
Bermodal tiket yang sudah saya beli jauh-jauh hari, saya dan 2 teman saya maju menuju gerbang yang dimana sudah dipenuhi oleh bobotoh yang sedang marah dan memanjat trails besi gerbang untuk memaksa masuk stadio (CHAOS BRO !). Keadaan di area antrian pun tidak kalah chaos, bobotoh saling dorong-mendorong, memanjat trails besi, mencoba untuk merobohkan gerbang hingga tidak jarang melihat bobotoh yang kurang beruntung jatuh dan nyaris terinjak-injak oleh sekumpulan bobotoh yang sedang mengamuk itu. Sedikit berteriak “Santai bro, rapih-rapih ! lamun boga tiket jeung rapih mah kabeh pasti bisa abus” ya tapi apa daya teriakan kecil saya itu mungkin berubah menjadi teriakan “Dobrak-dobrak” saat sampai di telinga mereka hahaha.
1.1 Gambar bobotoh yang sedang memanjat tralis besi gerbang tribun dan mencoba untuk masuk dari sela-sela trails tersebut
1 jam selanjutnya, saya dan 1 teman saya memilih untuk mundur dan berharap pihak panpel bisa memberi alternatif dari masalah yang saya liat ini sehingga saya bisa mendapatkan hak untuk masuk gerbang tribun. Disaat itu ada kejadian yang membuat saya sedikit berbicara WOW dalam hati. Kejadiannya adalah disaat ada 2 pemuda beratribut Persib dengan logat betawi yang akhirnya saya ketahui bahwa mereka adalah “Jakmania” panggilan untuk supporter tim Persija. Teman saya sedikit berbincang dengan 2 pemuda ini, mereka mengaku datang ke Bandung menggunakan kereta dan mengadu nasib untuk mendapatkan tiket di Venue. Tuturan 2 pemuda yang cukup menarik perhatian saya adalah saat mereka mengucapkan “kalau untuk tiket pertandingan Persib di Bandung ga bisa dibeli lewat online ya bang ?” hmm saya pun kurang tau dengan itu, ya mungkin mereka sudah lebih awal mencoba untuk mendapatkan tiket lewat online dan setelah saya cek ke website resmi Persib, fitur tiket online “under construction”. Ya oke mereka benar. Saya pun menghargai keberanian mereka untuk datang ke Bandung dan mengantri dengan ribuan kepala bobotoh yang katanya rival sejati Jakmania.
Oke, 2 jam sudah berlalu. Mood untuk menonton pertandingan pun sudah mulai hilang karena sampai saat itu belum ada alternative dari pihak panpel untuk memberikan hak si pemilik tiket masuk ke gerbang tribun dan keadaan semakin chaos disaat para bobotoh memaksa masuk dengan cara melewati balkon tribun timur. Tapi yang saya tau, mayoritas dari mereka datang tanpa membawa tiket karena sebelumnya kawan-kawan mereka melempar tiket bekas dari atas balkon untuk dapat dipakai lagi. Ah sangat kecewa, kenapa ? ya oknum-oknum seperti itu yang merusak citra “Bobotoh” teh. Sejatinya kan, kalau kita loyal, peduli dan cinta Persib ya nonton beli tiket dong, kan itu salah satu bentuk peduli kita terhadap klub kota kita ini (kalau kata saya sih gitu). Sekarang ekspetasi bobotoh ke Persib sangat segudang tapi beberapa oknum yang mengaku bobotoh tidak bisa memberikan kepeduliannya terhadap Persib. Oke lupakan, anggap judge saya terhadap bobotoh yang teterekelan di tali dan perspektif saya di konteks cara menghargai sebuah klub sepak bola yang kita dukung itu benar benar salah. Hampura baraya !
1.2 Bobotoh mengambil umbul-umbul dan dijadikan sebagai alat untuk memanjat balkon tribun.
1.3 Bobotoh meminta tiket bekas yang sebelumnya dipakai oleh kawannya.
1.4 Bobotoh mencoba naik ke balkon tribun dengan kain yang diambil dari umbul-umbul sponsor pertandingan
Oke sudah jam 19:30, babak 1 berakhir dan saat itu skor menunjukan bahwa Persib unggul 1-0 atas Persija. Tidak terbayang bagaimana atmosfir di dalam stadion karena saya masih diluar dan sudah pasrah dengan tiket yang sudah saya beli ini. Dikarenakan kecewa dan sudah tidak tahan mencium bau minuman alkohol yang “ngahiliwir” di depan saya, saya dan teman saya memutuskan pulang ke Bandung dengan sedikit pembelajaran bahwa 2 pihak yang seharusnya membantu mulusnya pertandingan tidak benar-benar memiliki fungsi sebenarnya sebagai pihak penting (dibaca: mungkin panpel dan oknum bobotoh) dalam suatu pertandingan bagi saya. Oke, perjalanan menuju tempat parkir pun macet sangat-sangat parah dan saya sudah tidak bisa menggerutu lagi.
Saya sabar dan oke setidaknya saya sudah mencoba mendukung Persib dengan membeli tiket, menjadi supporter yang tertib, tidak merusak property stadion dan “TIDAK MEMINUM ALKOHOL SAAT PERTANDINGAN BERLANGSUNG”. Oke mohon maaf bila tulisan saya ini terkesan omong kosong atau sebuah opini bobotoh “cacing cau” yang jarang nonton Persib ke Stadion saya minta maaf sebesar-besarnya. Khususnya kepada pihak-pihak yang ikut andil di tulisan/foto yang saya cantumkan di curhatan ini saya mohon maaf sebesar-besarnya. Oya, satu lagi setidaknya tadi sore saya sudah menyapa stadion si Jalak Harupat bahwa saya orang Bandung yang mau mendukung tim kesayangan warga Bandung. Sukses sepakbola Indonesia (tidak pernah lelah menyerukan itu) ! dan HIDUP PERSIB !

Iyaa kang betul, saya oge kamari nonton ka jalak harupat tapi saya sedikit lebih beruntung ti akang, datang jam setngah 5 masih bisa masuk di samping vip barat I meskipun sangat tidak nyaman padempet-dempet pisan. Nu bikin miris saya ninggali seperti sudah membudaya sebagian bobotoh datang ke stadion memang berniat untuk tidak membeli tiket. Sebelum saya masuk ngobrol dulu sama salah satu “bobotoh” yg biasa datang tanpa tiket bersama teman”nya umurnya kisaran SMP-SMA lah, dia bilang sudah seperti langganan tinggal bayar kolektif 10rb/org ke aparat sudah bisa masuk. Sungguh ironis memang disaat kita susah” cari tiket beberapa hari sebelum pertandingan dengan harga cukup mahal, apalagi khusus pertandingan Persib VS Persija seakan Calo sudah berkuasa krn mereka pegang tiket bergepok-gepok sementara di loket yg katanya di siliwangi di buka hari jumat ternyata niihil dlm sekejap entah kemana pas hari jumat itu. Sebenarnya ini masalah klise dari dulu sampe skrg permasalahannya masih seperti itu, saya jg tidak menyudutkan panpel krn “mungkin” mereka pun sudah berusaha keras untuk persoalan ini. Persib milik urg salarea…..
Subhanawlah … kau memang contoh bobotoh yang santun 😀
tenang kawan opini mu akan saya jalankan dengan cara endukung persib dengan hati .
saya akan menjadi bobotoh yang sopan dan santun .
hidup indonesia , hidup persib .
dari cirebon untuk persib
Tah kitu tah kang, enya ge saya deukeut ka jalak harupat, tapi lalajo persib ka stadion jaman ayeuna mah jauh dari rasa aman, nyaman, tur merenah…. pepeling we ka bobotoh nu brutal, lain kitu cara na ngadukung persib mah kang, dukung persib make manah…. nuhun ah
baca >> “setidaknya saya sudah mencoba mendukung Persib dengan membeli tiket, menjadi supporter yang tertib, tidak merusak property stadion dan TIDAK MEMINUM ALKOHOL SAAT PERTANDINGAN BERLANGSUNG”
lamun kabeh supporter persib siga tulisan eta, saladar, yakin persib jeung bobotohna bakal maju !
da jang saha deui sih ? jang urang urang keneh !
nuhun tulisanna brader, sing “kacarabok” tah oknum2 bobotoh nu siga karitu
sip lah
eta oge nu di alaman ku urang ,ges mah urang teh meuli tiket di timur teu bisa asu ,utung w rada bisa lalajo da ngajebol heula panto utara
Punten atuh kang, jadi teu kahaja kaserat ku abdi di artikel.
upami kedah disebatkeun mah, abi ge sami tos tebih ti cilengkrang bade lalajo Persib, tos meser tiket ti dinten jumaah, ti siang keneh tos teu kiat hoyong angkat ka SJH, kanu umum,pasesedek, duka uihna kumaha. pas begitu dugi ka SJH, nya sapartos dinu gambar weh. meni teu raraoseun.
nice post pisan kang, cina marikir, cina saradar, boh ngadukung Persib teh SANES KITU CARANA.
Persib harus punya stadion sebesar gelora bungkarno.semakin lama bobotoh semakin bertambah pesat apalagi persib punya prestasi yg bagus..bravo persib..