(Arena Bobotoh) Rek Kieu Wae Sib??
Thursday, 07 March 2019 | 19:16
Sabar-sabar ulah ngomong kasar, sabar, sabar.
Dasar kopl**k, tuh kan kaceplosan, pasti ngartilah keselna siga kumaha. Sudah berapa kali pertandingan di lakoni tim Persib di bawah asuhan coach Radovic. Hasilnya pasti sudah pada tahu, miris memang. Sebenarnya tidak hanya berfokus pada hasil akhir pertandingan, tapi lebih kepada gaya permainan yang di mainkan para punggawa Persib. Gaya permainan ini pernah berjaya di bawah asuhan Kang Djanur sang legenda ketika menukangi Persib, bahkan bisa memberikan tropi. Tapi itu dulu, sekarang gaya permainan ini sudah sangat usang dan bahkan sudah banyak antibiotiknya. Ya, mipir gawir, mengandalkan kecepatan sayap tanpa di sokong pergerakan dari barisan belakang sangat mudah di antisipasi pemain lawan.
Jujur nepi detik ieu, urang teu ngarti kunaon coach Gomez nepika di pecat. Secara prestasi justru sangat memuaskan, bisa meraih juara paruh musim, dan bertahan di tengah badai sanksi. Meski gagal mempersembahkan gelar juara di akhir musim. Bagi saya pribadi, Persib di bawah asuhan Gomez memiliki gaya permainan yang garang, cerdas, dan tidak membosankan.
Sekarang?? Tunduh lalajo nage, kumaha pikiran na manajemen teh?
Di saat klub lain merekrut pelatih yang mempunyai jam terbang tinggi, manajemen Persib malah merekrut pelatih yang kapasitasnya diragukan semua pihak. Oke lah Radovic begitu membekas di ingatan para Bobotoh, tapi itu sebagai pemain, bukan sebagai seorang pelatih. Alangkah lebih bijak apabila Radovic tidak langsung ditunjuk sebagai pelatih utama, karena sebagai pelatih, Radovic belum punya prestasi. Rek nurutan Pep Guardiola dengan Barcelona0-nya? Atau Zinedine Zidane dengan Real Madrid-nya?? Kedua pelatih itu tidak langsung menduduki sebagai pelatih utama, tapi mereka bertahap naik perlahan-lahan, sedangkan Radovic??
Meski Radovic sempat memegang jabatan di tubuh Persib, itu belum lama. Belum cukup dijadikan sebagai batu loncatan ke posisi sebagai pelatih utama. Geus ayeuna mah nyaladar diri we lah, boh ka manajemen, boh ka pelatihna. Persib bukan buat ajang uji coba, Persib itu udah dewasa, maka sudah sewajarnya mengambil sikap yang dewasa juga. Masih belum terlambat buat “memperbaiki’ kesalahan, toh turnamen yang resminya masih lama ini kan. Cuma piala kampanye.
Sebenarnya, banyak yang pengen saya sampaikan di tulisan ini. Tapi biarlah, dunia sosmed pasti lebih mangprang kritikan na. Pasti bisa bikin pelatih dan manajemen “panas ceuli”. Tulisan ini tanpa di konsep dan edit sana sini, hanya dibikin mengalir begitu saja. Jadi harap maklum, intina mah #Radovicout lah.
07 Maret 2019 menjelang adzan Magrib, penulis Cuma seorang bonjovi yang selalu menunggu Persib berlaga dan bukan penulis aktif. Bisa di sapa di Fb Ovi nugraha, twitter @ovinugraha_24

Sabar-sabar ulah ngomong kasar, sabar, sabar.
Dasar kopl**k, tuh kan kaceplosan, pasti ngartilah keselna siga kumaha. Sudah berapa kali pertandingan di lakoni tim Persib di bawah asuhan coach Radovic. Hasilnya pasti sudah pada tahu, miris memang. Sebenarnya tidak hanya berfokus pada hasil akhir pertandingan, tapi lebih kepada gaya permainan yang di mainkan para punggawa Persib. Gaya permainan ini pernah berjaya di bawah asuhan Kang Djanur sang legenda ketika menukangi Persib, bahkan bisa memberikan tropi. Tapi itu dulu, sekarang gaya permainan ini sudah sangat usang dan bahkan sudah banyak antibiotiknya. Ya, mipir gawir, mengandalkan kecepatan sayap tanpa di sokong pergerakan dari barisan belakang sangat mudah di antisipasi pemain lawan.
Jujur nepi detik ieu, urang teu ngarti kunaon coach Gomez nepika di pecat. Secara prestasi justru sangat memuaskan, bisa meraih juara paruh musim, dan bertahan di tengah badai sanksi. Meski gagal mempersembahkan gelar juara di akhir musim. Bagi saya pribadi, Persib di bawah asuhan Gomez memiliki gaya permainan yang garang, cerdas, dan tidak membosankan.
Sekarang?? Tunduh lalajo nage, kumaha pikiran na manajemen teh?
Di saat klub lain merekrut pelatih yang mempunyai jam terbang tinggi, manajemen Persib malah merekrut pelatih yang kapasitasnya diragukan semua pihak. Oke lah Radovic begitu membekas di ingatan para Bobotoh, tapi itu sebagai pemain, bukan sebagai seorang pelatih. Alangkah lebih bijak apabila Radovic tidak langsung ditunjuk sebagai pelatih utama, karena sebagai pelatih, Radovic belum punya prestasi. Rek nurutan Pep Guardiola dengan Barcelona0-nya? Atau Zinedine Zidane dengan Real Madrid-nya?? Kedua pelatih itu tidak langsung menduduki sebagai pelatih utama, tapi mereka bertahap naik perlahan-lahan, sedangkan Radovic??
Meski Radovic sempat memegang jabatan di tubuh Persib, itu belum lama. Belum cukup dijadikan sebagai batu loncatan ke posisi sebagai pelatih utama. Geus ayeuna mah nyaladar diri we lah, boh ka manajemen, boh ka pelatihna. Persib bukan buat ajang uji coba, Persib itu udah dewasa, maka sudah sewajarnya mengambil sikap yang dewasa juga. Masih belum terlambat buat “memperbaiki’ kesalahan, toh turnamen yang resminya masih lama ini kan. Cuma piala kampanye.
Sebenarnya, banyak yang pengen saya sampaikan di tulisan ini. Tapi biarlah, dunia sosmed pasti lebih mangprang kritikan na. Pasti bisa bikin pelatih dan manajemen “panas ceuli”. Tulisan ini tanpa di konsep dan edit sana sini, hanya dibikin mengalir begitu saja. Jadi harap maklum, intina mah #Radovicout lah.
07 Maret 2019 menjelang adzan Magrib, penulis Cuma seorang bonjovi yang selalu menunggu Persib berlaga dan bukan penulis aktif. Bisa di sapa di Fb Ovi nugraha, twitter @ovinugraha_24

Save prsib= rado lopic out titik.
Jgn lama2 ganti pelatih + seleksi lg pemin nya gimn mau bersaing di liga. Jgn pikir panjang lagi drpd persib hancur
lah pikiraneun teuing prestasi mah, sponsor loba, bobotoh pinuh wae rek eleh rek meunang ge, nu penting mah duit ngumpul…
tah eta pikiran manajemen persib ayeuna teh, nu penting mah komisi tinu meuli pemain kabagean gede
Jadi kieu mang Ovinugraha : kunaon sababna gomes teu di perpanjang, lain teu di perpanjang tp memang gomes,bauman,solar menta kenaikan gajih karena mereka merasa lebih dari ekspetasi. Juara paruh musim dan bertengger di 5 besar akhir musim. Terus kunaon atuh teu di cumponan naek gajihna. Kieu atuh lamun can apal mah.. Persib musim kamari hampir satengah musim euweuh support di stadion. Otomatis pendapatan berkurang, cuma ngandelin sponsor dan rating tv aja ga cukup. Sedangkan gajih gomes, bauman dan soler emang mahal. Persib neangan pelatih anu murah tp darah biru. Meunanglah radovic… Pemain anu datang oge kasebutna tina klub anu degradasi ameh geratis.. Intina mah imbas hukuman musim kamari, loba denda jeung denda..
Sepertinya masuk akal alasan mang UBED….
Tah lamun daek ayeuna sok bobotoh udunan meh bisa ngagajih gomez, soler jeung bauman.
Wkwkwk…. yg bicara ini kapasitasnya sebagai apa? Hoax atau bukan? Kalau memang PERSIB Ga punya duit gara2 kena sanksi terus P.T nya ngapain aja???
management lieur…milih pemain asing aki2…
mening tong comentlah…anteupkeun sina karasa mun degradasi mun teu di robah 100% degradasi
macaan komentar “tatangga” sabeulah di detik.com meni hayang ngabanting leptop tapi da lebar……
gogorowokkan ge moal kakuping ku management, maklum rada bonge.maranehna mah ngansaukur neangan bati hungkul.
Manajemen na neangan heula bati nga gantian tahun Kamari rugi cenah, jadi rek ngemeng naon oge moal di denge bobotoh mah, coba demo awut2 sakalian meh ceuli na teu conge an manajemen teh
(Geus ayeuna mah nyaladar diri we lah, boh ka manajemen, boh ka pelatihna. Persib bukan buat ajang uji coba, Persib itu udah dewasa, maka sudah sewajarnya mengambil sikap yang dewasa juga. )
Ngutip kalimat iyeu… bobotoh na kaliwat,, sina intropeksi oge,,
Jadi hayang hitut macana..
Hehehhehe
Cik lah ulah ditonton pami maen dikandang..hayang apal euy..siga kmh maena peesib na…manya can pernah menang draw..eleh…aslina…tips ghozali siregar coret…