(Arena Bobotoh) Poor, Poor, Belencoso
Sunday, 31 July 2016 | 17:28
Datang dengan status sebagai salah satu pemain termahal di Indonesia, memiliki track record mentereng dalam urusan mencetak gol, dan sederet prestasi pribadi maupun bersama klub sebelumnya, membuat Juan Carlos Belencoso menjadi harapan baru di lini penyerangan Persib ketika didatangkan pada awal musim sebelum TSC 2016 digelar.
Singkat seiring perjalanan Waktu, Belencoso belum mampu menorehkan sebiji gol pun di TSC 2016. Nada sinis bermunculan untuk kemudian mempertanyakan kemampuan Belencoso yang tidak berkutik kala bermain di Indonesia. Dan lebih menyedihkan lagi, Belencoso mendapat perlakuan yang paling tidak menyenangkan justru bukan dari media atau Bobotoh, tetapi dari Persib itu sendiri. Ya, Persib yang merupakan tim yang dia bela saat ini.
Saya pribadi juga tidak puas dengan apa yang Belencoso lakukan di lapangan, performa bersama Persib terasa jomplang dengan CV yang dia bawa saat menuju Persib. Pun dengan permainan Persib itu sendiri, tidak ada efek signifikan dengan masuknya Belencoso di lini depan.
Eit, tunggu dulu. Dalam pandangan saya pribadi, buruknya lini serang Persib, dan mandulnya Belencoso tidak serta merta menjadikan dia sebagai biang kerok dan kambing hitam dari apa yang terjadi pada Persib sampai saat ini. Apalagi mendapatkan perlakuan buruk dari manajemen klub seperti yang terjadi saat ini. Diberitahu akan diistirahatkan sampai putaran pertama, tidak dicoret dan tak mendapat status jelas untuk nasibnya, plus manajemen yang mulai mencari pengganti perannya secara terang terangan.
Akuilah bahwa saat ini, seluruh striker yang dimiliki Persib sedang tidak dalam keadaan yang bisa dibilang baik. Nama seperti Samsul Arip dan Zulham Zamrun belum bisa berbuat banyak, bahkan Sergio van Dijk yang pernah memberi memori indah untuk Bobotoh tentang ekspektasi seorang striker, baru bisa menceploskan 1 gol, itupun dari titik putih.
Atau coba dipikirkan, selama TSC 2016 berapa banyak pemain sayap Persib yang mampu melepaskan crossing dengan benar? Bagaimana pola serangan Persib berjalan? Lantas, mengapa hanya Belencoso yang mendapat perlakuan seperti itu dari manajemen? Bila Belencoso dianggap gagal beradaptasi, lantas mengapa tidak menyalahkan scout atau manajemen yang menyetujui untuk merekrut dia?
Ketika Persib sedang terseok seok di klasemen, berusaha untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya kembali, manajemen lebih memilih membuat panas ruang ganti. akan lebih bijaksana bila Belencoso diberi motivasi dan tetap diperlakukan dengan selayaknya. Bilapun memang manajemen akan mencoret dirinya, lebih elok rasanya bila etika dan sikap respect diberlakukan oleh manajemen.
Jauh di Eropa sana, banyak pemain yang kurang lebih memiliki situasi sama dengan Belencoso. Dianggap flop dan tak mampu menunjukan kemampuannya. Namun sejauh ini, para pemain tersebut kerap mendapat pembelaan dari pihak manajemen dari hujatan media dan supporter. manajemen dan tim pelatih lebih memilih memotivasi pemain tersebut untuk bangkit. Bahkan bilamana memang pemain tersebut memang akan dilepas, pihak klub akan merahasiakan hal tersebut hingga akhir musim. Dan ketika media mengaitkan nama baru untuk pengganti pemain tersebut, pihak klub lebih memilih bungkam hingga bursa transfer bergulir.
Apa yang dilakukan klub klub di Eropa itu adalah suatu etika dan sikap menghormati kepada pemain tersebut. Sesuai dengan badge yang selalu tertera di lengan kostum mereka “Respect”. Sedangkan apa yang terjadi pada Belencoso, sudah sangat keterlaluan dalam pandangan saya. Ketika diberitahukan secara langsung bahwa dia akan diistirahatkan, akan dicoret di paruh pertama, dan bahkan manajemen mengumbar nama nama yang akan menjadi calon pengganti dirinya, Belencoso tetap mengikuti sesi latihan, datang ke pertandingan, dan tetap menyembunyikan ekspresi kekecewaannya dibanding berkoar kepada media.
Dalam situasi seperti ini, biasanya seorang kapten tim memiliki peran paling besar. Seorang kapten tim tidak hanya harus mampu memotivasi dan memimpin para pemain didalam lapangan. Lebih jauh, dia wajib menjaga keharmonisan ruang ganti, hubungan antara para pemain dan manajemen, juga menjadi mediator dan pemecah masalah yang mungkin terjadi. Ah saya lupa, apalah yang bisa diharapkan dari kapten Persib saat ini, didalam lapangan saja cenderung tak mampu memimpin selayaknya seorang kapten, bagaimana mungkin mau melibatkan diri dalam situasi seperti saat ini.
Hmmm Poor, Poor, Belencoso. Apapun yang terjadi nanti, sikap profesional dan respect anda terhadap Persib Bandung akan saya kenang. Berhasil atau tidak, anda telah berjuang untuk Persib dan mencoba bermain dengan sepenuh hati. Setidaknya respect dari saya untuk anda, jauh lebih besar daripada respect saya untuk para pemain ‘yang pernah muda’ di Persib, yang memilih menjadi cadangan abadi dan menolak pergi keluar untuk mengembangkan potensi demi kebaikan Persib di masa mendatang. Dalam pandangan saya, alih alih loyalitas terhadap Persib, hal tersebut lebih cenderung kepada kemanan pembayaran gaji.
Ditulis oleh Gery H Saputra dengan akun Twitter @storyofgery

Datang dengan status sebagai salah satu pemain termahal di Indonesia, memiliki track record mentereng dalam urusan mencetak gol, dan sederet prestasi pribadi maupun bersama klub sebelumnya, membuat Juan Carlos Belencoso menjadi harapan baru di lini penyerangan Persib ketika didatangkan pada awal musim sebelum TSC 2016 digelar.
Singkat seiring perjalanan Waktu, Belencoso belum mampu menorehkan sebiji gol pun di TSC 2016. Nada sinis bermunculan untuk kemudian mempertanyakan kemampuan Belencoso yang tidak berkutik kala bermain di Indonesia. Dan lebih menyedihkan lagi, Belencoso mendapat perlakuan yang paling tidak menyenangkan justru bukan dari media atau Bobotoh, tetapi dari Persib itu sendiri. Ya, Persib yang merupakan tim yang dia bela saat ini.
Saya pribadi juga tidak puas dengan apa yang Belencoso lakukan di lapangan, performa bersama Persib terasa jomplang dengan CV yang dia bawa saat menuju Persib. Pun dengan permainan Persib itu sendiri, tidak ada efek signifikan dengan masuknya Belencoso di lini depan.
Eit, tunggu dulu. Dalam pandangan saya pribadi, buruknya lini serang Persib, dan mandulnya Belencoso tidak serta merta menjadikan dia sebagai biang kerok dan kambing hitam dari apa yang terjadi pada Persib sampai saat ini. Apalagi mendapatkan perlakuan buruk dari manajemen klub seperti yang terjadi saat ini. Diberitahu akan diistirahatkan sampai putaran pertama, tidak dicoret dan tak mendapat status jelas untuk nasibnya, plus manajemen yang mulai mencari pengganti perannya secara terang terangan.
Akuilah bahwa saat ini, seluruh striker yang dimiliki Persib sedang tidak dalam keadaan yang bisa dibilang baik. Nama seperti Samsul Arip dan Zulham Zamrun belum bisa berbuat banyak, bahkan Sergio van Dijk yang pernah memberi memori indah untuk Bobotoh tentang ekspektasi seorang striker, baru bisa menceploskan 1 gol, itupun dari titik putih.
Atau coba dipikirkan, selama TSC 2016 berapa banyak pemain sayap Persib yang mampu melepaskan crossing dengan benar? Bagaimana pola serangan Persib berjalan? Lantas, mengapa hanya Belencoso yang mendapat perlakuan seperti itu dari manajemen? Bila Belencoso dianggap gagal beradaptasi, lantas mengapa tidak menyalahkan scout atau manajemen yang menyetujui untuk merekrut dia?
Ketika Persib sedang terseok seok di klasemen, berusaha untuk menemukan bentuk permainan terbaiknya kembali, manajemen lebih memilih membuat panas ruang ganti. akan lebih bijaksana bila Belencoso diberi motivasi dan tetap diperlakukan dengan selayaknya. Bilapun memang manajemen akan mencoret dirinya, lebih elok rasanya bila etika dan sikap respect diberlakukan oleh manajemen.
Jauh di Eropa sana, banyak pemain yang kurang lebih memiliki situasi sama dengan Belencoso. Dianggap flop dan tak mampu menunjukan kemampuannya. Namun sejauh ini, para pemain tersebut kerap mendapat pembelaan dari pihak manajemen dari hujatan media dan supporter. manajemen dan tim pelatih lebih memilih memotivasi pemain tersebut untuk bangkit. Bahkan bilamana memang pemain tersebut memang akan dilepas, pihak klub akan merahasiakan hal tersebut hingga akhir musim. Dan ketika media mengaitkan nama baru untuk pengganti pemain tersebut, pihak klub lebih memilih bungkam hingga bursa transfer bergulir.
Apa yang dilakukan klub klub di Eropa itu adalah suatu etika dan sikap menghormati kepada pemain tersebut. Sesuai dengan badge yang selalu tertera di lengan kostum mereka “Respect”. Sedangkan apa yang terjadi pada Belencoso, sudah sangat keterlaluan dalam pandangan saya. Ketika diberitahukan secara langsung bahwa dia akan diistirahatkan, akan dicoret di paruh pertama, dan bahkan manajemen mengumbar nama nama yang akan menjadi calon pengganti dirinya, Belencoso tetap mengikuti sesi latihan, datang ke pertandingan, dan tetap menyembunyikan ekspresi kekecewaannya dibanding berkoar kepada media.
Dalam situasi seperti ini, biasanya seorang kapten tim memiliki peran paling besar. Seorang kapten tim tidak hanya harus mampu memotivasi dan memimpin para pemain didalam lapangan. Lebih jauh, dia wajib menjaga keharmonisan ruang ganti, hubungan antara para pemain dan manajemen, juga menjadi mediator dan pemecah masalah yang mungkin terjadi. Ah saya lupa, apalah yang bisa diharapkan dari kapten Persib saat ini, didalam lapangan saja cenderung tak mampu memimpin selayaknya seorang kapten, bagaimana mungkin mau melibatkan diri dalam situasi seperti saat ini.
Hmmm Poor, Poor, Belencoso. Apapun yang terjadi nanti, sikap profesional dan respect anda terhadap Persib Bandung akan saya kenang. Berhasil atau tidak, anda telah berjuang untuk Persib dan mencoba bermain dengan sepenuh hati. Setidaknya respect dari saya untuk anda, jauh lebih besar daripada respect saya untuk para pemain ‘yang pernah muda’ di Persib, yang memilih menjadi cadangan abadi dan menolak pergi keluar untuk mengembangkan potensi demi kebaikan Persib di masa mendatang. Dalam pandangan saya, alih alih loyalitas terhadap Persib, hal tersebut lebih cenderung kepada kemanan pembayaran gaji.
Ditulis oleh Gery H Saputra dengan akun Twitter @storyofgery

Kalo sampe belen di keluarkan persib bukan lagi tim propesional.dulu di incar skarang di asingkan apa karna pelatihna sudah pernah melatih tim luar negri jd besar kepala.jajang sekarang bukan janur junur juara isl
#savebelencoso
Didatangkan seperti seorang raja..disambut layaknya seorang bintang namun dikucilkan dan d buang layaknya sampah..
Lamun ti mimiti si belencoso apaleun manajemen jiga kitu jeung permaenan persib jiga kieu (eweuh umpan aralus ti sayap jeung lini tengah terus terkesan individual) jigana mikir 2x gabung ka persib
coba konate can indit, duet balencoso dan konate = mengerikan.