(Arena Bobotoh) Persib Bandung dan Jantung Pertahanan Timnas Indonesia
Monday, 21 November 2016 | 21:01
Setelah absen kurang lebih setahun, Tim nasional Indonesia akhirnya kembali berlaga di kompetisi antar negara bertajuk Piala AFF. Ini tentu menjadi pelepas dahaga masyarakat sepakbola Indonesia yang sudah lama menunggu tim Garuda kembali beraksi di lapangan. Sayangnya, pada pertandingan perdana setelah absen sekian lama, Indonesia babak belur dihantam Thailand dengan skor telak 4-2.
Menjadi salah satu founding fathers dari organisasi sepakbola regional Asia Tenggara. Indonesia nyatanya sudah bertanding di kompetisi tersebut sejak edisi pertama yang digelar pada tahun 1996, kala itu namanya masih Piala Tiger. Dan selama keberjalanan 20 tahun kompetisi antar negara Asia Tenggara tersebut ada sebuah tren yang menarik. Para pemain Persib Bandung cukup sering dipanggil untuk mengisi pos pemain belakang. Berikut diantaranya:
Robby Darwis , Piala Tiger 1996, Singapura
Pemain legendaris yang dipuja. Robby Darwis yang berposisi sebagai stopper memiliki postur tinggi besar dan kuat. Tidak hanya tangguh ketika bertahan Robby juga terkenal mampu menyarangkan gol melalu tendangan-tendangan jarak jauh. Bima – begitu julukan pemain ini, menjadi patokan untuk pemain belakang generasi generasi selanjutnya.
Menikmati kesuksesan karena berhasil mengantarkan Persib menjadi juara liga unifikasi perdana. Dan membawa kesebelasannya ke fase perempat final kejuaraan Asia. Robby kemudian dipanggil oleh Danurwindo ke skuat Indonesia untuk Piala Tiger 1996 di Singapura. Awalnya ia dipanggil untuk menjadi mentor bagi para bek muda seperti Yeyen Tumena, Nur’Alim dan Aples Tecuari. Namun ternyata Robby tidak tergantikan. Ia membawa Indonesia hingga fase semifinal dan mencetak satu gol ketika Indonesia menang besar 5-1 atas Laos.
I Gusti Ngurah Bayu Sutha, Piala AFF 2007, Singapura & Thailand
Butuh hampir satu dekade hingga akhirnya Persib kembali mengirim pemain belakang ke Timnas. I Gusti Ngurah Bayu Sutha menjadi perwakilan Persib untuk Timnas Indonesia yang berlaga di edisi perdana kompetisi dengan nama baru. Gelandang Eka Ramdani juga menjadi bagian dari generasi Timnas Indonesia pertama yang gagal lolos ke fase semifinal.
Pemanggilan Bayu Sutha sebenarnya juga mengundang sejumlah tanda tanya. Pasalnya di Persib saja ia merupakan pemain pelapis. Kemudian di turnamen pun Bayu hanya menjadi pelapis dari Charis Yulianto dan Maman Abdurrahman.
Nova Arianto, Piala AFF 2008, Indonesia & Thailand
Tepat setahun setelah gelaran Piala Asia pertama di Asia Tenggara. Indonesia kembali menjadi tuan rumah turnamen sepakbola antar negara, kali ini khusus untuk kawasan Asia Tenggara. Tim tidak banyak berubah ketika Indonesia berlaga di Piala Asia. Ada beberapa penambahan pemain seperti Fandi Mochtar, M. Ilham, Isnan Ali, Irsyad Aras, dan bek Persib, Nova Arianto.
Setali tiga uang dengan Bayu Sutha, Nova juga hanya menjadi pelapis. Ia baru diturunkan ketika Indonesia menghadapi Thailand di leg kedua partai semifinal. Pada partai tersebut Nova berhasil mencetak gol melalui sundulan kepala. Namun sayang lesakannya tersebut tidak bisa membawa Indonesia ke partai puncak karena kalah aggregat 1-3.
Maman Abdurrahman, Piala AFF 2010, Indonesia & Vietnam
Disebut-sebut sebagai generasi Timnas Indonesia yang bermain paling atraktif sepanjang sejarah. Indonesia yang kala itu ditangani Alfred Riedl berhasil melaju ke partai puncak hingga kemudian dihempaskan oleh Malaysia. Piala AFF edisi tersebut menjadi salah satu memori indah yang bisa dinikmati oleh generasi saat ini. Meskipun tidak berakhir begitu menyenangkan.
Menjadi sosok penting dalam jantung pertahan Persib selama dua musim beruntun. Maman kemudian dipanggil Riedl untuk memperkuat Timnas Indonesia. Ada dua hal yang diingat dari penampilan Maman di Piala AFF pada tahun tersebut. Duetnya bersama Hamka merupakan yang terbaik bahkan membuat Indonesia menjadi tim yang paling sedikit kemasukan sebelum partai final. Dan yang kedua tentunya adalah dua blunder yang ia buat di dua leg final yang membuat Indonesia kemasukan dan harus merelakan gelar juara kepada Malaysia.
Achmad Jufriyanto, Piala AFF 2014, Singapura & Vietnam
Hanya tepat beberapa minggu saja setelah Persib berhasil merengkuh mahkota kompetisi nasional untuk pertama kalinya setelah hampir dua dekade. Indonesia tampil di Piala AFF 2014 dengan ditangani kembali oleh Alfred Riedl. Sayang Indonesia juga kembali babak belur pada turnamen kali ini dan tidak berhasil melaju ke babak semifinal. Kekalahan 4-0 dari Filipina menjadi highlight pada turnamen kali ini. Karena kita semua tahu bahwa kita selalu menang bahkan dalam jumlah besar yaitu 13-1 dari negara kepulauan ini.
Achmad Jufriyanto menjadi pemain di posisi bek tengah yang dipanggil oleh Riedl selain Victor Igbonefo, Muhammad Robby, dan Fachrudin Aryanto. Meskipun Indonesia gagal, penampilan pemain yang akrab disapa Jupe ini patut diacungi jempol. Ia menjadi pemain yang paling banyak melakukan blok tendangan yaitu sebanyak 13 kali di turnamen antar negara Asia ini.
***
Di Piala AFF 2016 kali ini juga Persib kembali mengirimkan bek tengah. Yanto Basna menjadi penerus estafet jantung pertahanan Timnas selalu diisi oleh para pemain klub kebanggan Jawa Barat tersebut. Yanto menjadi pemain termuda untuk kategori pemain belakang Persib yang berlaga di Piala AFF. Ia dipanggil di usia yang masih 21 tahun. Robby Darwis hingga kini tercatat sebagai yang paling tua di kategori ini ketika bermain di Singapura 1996 dalam usia 32 tahun.
Partai perdananya berakhir dengan mengecewakan. Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 4-2. Harapan besarnya tentu Yanto bisa mengikuti jejak Maman yang bisa melaju hingga partai final. Dari Robby Darwis sampai Yanto Basna. Sebuah tren yang bisa dibilang sangat menarik. Bisa jadi untuk selanjutnya akan ada lagi pemain belakang Timnas yang berasal dari Persib Bandung.
Ditulis oleh Aun Rahman, Bobotoh dengan akun Twitter @aunrrahman dan akun Instagram @aunrahman

Setelah absen kurang lebih setahun, Tim nasional Indonesia akhirnya kembali berlaga di kompetisi antar negara bertajuk Piala AFF. Ini tentu menjadi pelepas dahaga masyarakat sepakbola Indonesia yang sudah lama menunggu tim Garuda kembali beraksi di lapangan. Sayangnya, pada pertandingan perdana setelah absen sekian lama, Indonesia babak belur dihantam Thailand dengan skor telak 4-2.
Menjadi salah satu founding fathers dari organisasi sepakbola regional Asia Tenggara. Indonesia nyatanya sudah bertanding di kompetisi tersebut sejak edisi pertama yang digelar pada tahun 1996, kala itu namanya masih Piala Tiger. Dan selama keberjalanan 20 tahun kompetisi antar negara Asia Tenggara tersebut ada sebuah tren yang menarik. Para pemain Persib Bandung cukup sering dipanggil untuk mengisi pos pemain belakang. Berikut diantaranya:
Robby Darwis , Piala Tiger 1996, Singapura
Pemain legendaris yang dipuja. Robby Darwis yang berposisi sebagai stopper memiliki postur tinggi besar dan kuat. Tidak hanya tangguh ketika bertahan Robby juga terkenal mampu menyarangkan gol melalu tendangan-tendangan jarak jauh. Bima – begitu julukan pemain ini, menjadi patokan untuk pemain belakang generasi generasi selanjutnya.
Menikmati kesuksesan karena berhasil mengantarkan Persib menjadi juara liga unifikasi perdana. Dan membawa kesebelasannya ke fase perempat final kejuaraan Asia. Robby kemudian dipanggil oleh Danurwindo ke skuat Indonesia untuk Piala Tiger 1996 di Singapura. Awalnya ia dipanggil untuk menjadi mentor bagi para bek muda seperti Yeyen Tumena, Nur’Alim dan Aples Tecuari. Namun ternyata Robby tidak tergantikan. Ia membawa Indonesia hingga fase semifinal dan mencetak satu gol ketika Indonesia menang besar 5-1 atas Laos.
I Gusti Ngurah Bayu Sutha, Piala AFF 2007, Singapura & Thailand
Butuh hampir satu dekade hingga akhirnya Persib kembali mengirim pemain belakang ke Timnas. I Gusti Ngurah Bayu Sutha menjadi perwakilan Persib untuk Timnas Indonesia yang berlaga di edisi perdana kompetisi dengan nama baru. Gelandang Eka Ramdani juga menjadi bagian dari generasi Timnas Indonesia pertama yang gagal lolos ke fase semifinal.
Pemanggilan Bayu Sutha sebenarnya juga mengundang sejumlah tanda tanya. Pasalnya di Persib saja ia merupakan pemain pelapis. Kemudian di turnamen pun Bayu hanya menjadi pelapis dari Charis Yulianto dan Maman Abdurrahman.
Nova Arianto, Piala AFF 2008, Indonesia & Thailand
Tepat setahun setelah gelaran Piala Asia pertama di Asia Tenggara. Indonesia kembali menjadi tuan rumah turnamen sepakbola antar negara, kali ini khusus untuk kawasan Asia Tenggara. Tim tidak banyak berubah ketika Indonesia berlaga di Piala Asia. Ada beberapa penambahan pemain seperti Fandi Mochtar, M. Ilham, Isnan Ali, Irsyad Aras, dan bek Persib, Nova Arianto.
Setali tiga uang dengan Bayu Sutha, Nova juga hanya menjadi pelapis. Ia baru diturunkan ketika Indonesia menghadapi Thailand di leg kedua partai semifinal. Pada partai tersebut Nova berhasil mencetak gol melalui sundulan kepala. Namun sayang lesakannya tersebut tidak bisa membawa Indonesia ke partai puncak karena kalah aggregat 1-3.
Maman Abdurrahman, Piala AFF 2010, Indonesia & Vietnam
Disebut-sebut sebagai generasi Timnas Indonesia yang bermain paling atraktif sepanjang sejarah. Indonesia yang kala itu ditangani Alfred Riedl berhasil melaju ke partai puncak hingga kemudian dihempaskan oleh Malaysia. Piala AFF edisi tersebut menjadi salah satu memori indah yang bisa dinikmati oleh generasi saat ini. Meskipun tidak berakhir begitu menyenangkan.
Menjadi sosok penting dalam jantung pertahan Persib selama dua musim beruntun. Maman kemudian dipanggil Riedl untuk memperkuat Timnas Indonesia. Ada dua hal yang diingat dari penampilan Maman di Piala AFF pada tahun tersebut. Duetnya bersama Hamka merupakan yang terbaik bahkan membuat Indonesia menjadi tim yang paling sedikit kemasukan sebelum partai final. Dan yang kedua tentunya adalah dua blunder yang ia buat di dua leg final yang membuat Indonesia kemasukan dan harus merelakan gelar juara kepada Malaysia.
Achmad Jufriyanto, Piala AFF 2014, Singapura & Vietnam
Hanya tepat beberapa minggu saja setelah Persib berhasil merengkuh mahkota kompetisi nasional untuk pertama kalinya setelah hampir dua dekade. Indonesia tampil di Piala AFF 2014 dengan ditangani kembali oleh Alfred Riedl. Sayang Indonesia juga kembali babak belur pada turnamen kali ini dan tidak berhasil melaju ke babak semifinal. Kekalahan 4-0 dari Filipina menjadi highlight pada turnamen kali ini. Karena kita semua tahu bahwa kita selalu menang bahkan dalam jumlah besar yaitu 13-1 dari negara kepulauan ini.
Achmad Jufriyanto menjadi pemain di posisi bek tengah yang dipanggil oleh Riedl selain Victor Igbonefo, Muhammad Robby, dan Fachrudin Aryanto. Meskipun Indonesia gagal, penampilan pemain yang akrab disapa Jupe ini patut diacungi jempol. Ia menjadi pemain yang paling banyak melakukan blok tendangan yaitu sebanyak 13 kali di turnamen antar negara Asia ini.
***
Di Piala AFF 2016 kali ini juga Persib kembali mengirimkan bek tengah. Yanto Basna menjadi penerus estafet jantung pertahanan Timnas selalu diisi oleh para pemain klub kebanggan Jawa Barat tersebut. Yanto menjadi pemain termuda untuk kategori pemain belakang Persib yang berlaga di Piala AFF. Ia dipanggil di usia yang masih 21 tahun. Robby Darwis hingga kini tercatat sebagai yang paling tua di kategori ini ketika bermain di Singapura 1996 dalam usia 32 tahun.
Partai perdananya berakhir dengan mengecewakan. Indonesia kalah dari Thailand dengan skor 4-2. Harapan besarnya tentu Yanto bisa mengikuti jejak Maman yang bisa melaju hingga partai final. Dari Robby Darwis sampai Yanto Basna. Sebuah tren yang bisa dibilang sangat menarik. Bisa jadi untuk selanjutnya akan ada lagi pemain belakang Timnas yang berasal dari Persib Bandung.
Ditulis oleh Aun Rahman, Bobotoh dengan akun Twitter @aunrrahman dan akun Instagram @aunrahman

ah yanto basna maen ditimnas kalah malu2in persib wae, padahal mening si manahati we nu duet jng fachrudin mah. na ari keur di mitkuk meni mangprang rarasaan mah, pindah ka persib kalah jadi gote.
teu teu era persib mah biasa wae meunang eleh ge.. kamu we lebay
pan ceuk suporter klub lain teh: tuh pamaen ti persib nu jadi biang kerok kegagalan timnas. artina persib kabawa image goreng, kitu meureun bang. roby darwis wae ngritik si yanto can pantes aya ditimnas,
hehehe,,,
Emang aya benerna oge eta teh,,,
Kuring ge sok rada keuheul ka anu komentarna.
Sigana mah ti supporter rival, meni hayoh we ‘ngekeak’ persibna,,,
bae antep suporter batur mah jelema susah, bae roby darwis ge antep da ges eweuh di persib, timnas ge bae antep da liga na ge heheureuyan, nu penting persib beunghar, maen alus, bobotoh euweuh nu jomblo
Satuju pisan nu terahirna tah,,,!!!
???
Kajeun uing mah randa oge, nu penting can boga budak,,,
??????
tapi ayena timnas bisa asup semi final.tong poho kitu kitu ge si basna bek na..mudah mudahan we aya perbuhan da jelema mah sifat na rubah..amin
Puguh eta matak bisa nelejkeun pilipin oge bek na alus ..Basna tea atuh