(Arena Bobotoh) No Good in Goodbye
Wednesday, 16 January 2019 | 09:49
“Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu” – Pidibaiq
Mungkin kita sudah tak asing lagi mendengar kata “setiap pertemuan pasti ada perpisahan”. Namun, saat Atep “Si Anak Hilang” itu pulang, semua kata berubah menjadi “kita dipertemukan untuk dipersatukan”. Ini memang jalan Tuhan, bahwa Atep adalah Legenda Persib.
Sebelum kembali ke Persib, Atep pernah menjadi bagian dari Skuat Persija. Saya yakin betul bahwa Persib adalah tim yang ingin dibelanya sejak kecil. Itu bukan lips service yang biasanya pemain-pemain baru katakan saat bergabung dengan Persib.
Atep tumbuh dan berkembang di Persib, dari awalnya dicadangkan hingga akhirnya diandalkan. Lambat laun, Atep menjadi seorang panutan, bagaimana tidak, ia menjadi pemain paling senior karena 10 tahun berturut membela Persib.
Kontribusinya terhadap Persib nampaknya tak perlu dihiraukan lagi, selalu mencetak gol disetiap musim da setiap kompetisi bahkan saat Persib berkompetisi di level Asia. Tanpa disadari, hanya nama Atep yang tak pernah dirumorkan untuk berpindah ke lain klub. Mungkin baginya hanya ada satu tim harus dia bela yaitu Persib.
Inkonsistensi mulai menggrogiti Atep beberapa musim tetakhir. Atep kerap kali bermain baik, dan tidak jarang juga bermain piaraleun. Atep selalu mencetak gol, namun sering juga membuang peluang. Atep sesekali mencetak gol spektakuler, namun tak jarang juga membuang peluang di depan mata.
Julukan bernada sindir ditujukan kepada seorang Atep, every Bobotoh called him Lord. Bahkan, Bobotoh mendidikasilan gol Atep dengan push up, karena apa? Karena inkonsistensi tadi.
Seumpama kekasih yang begitu meyebalkan, Atep selalu dielu-elukan. Sosok yang selalu Bobotoh sayangi dan dambakan. Hal ini terlihat dari beberapa respon Bobotoh saat mengetahui Atep akan meninggalkan Persib.
Atau mungkin beberapa dari Bobotoh telah jatuh cinta pada sosok Atep. Karena, level tertinggi me cintai bukan sebanyak apa kita memuja dan memuji. Tapi sejauh mana kita berani mencaci, memaki dan menasehati.
Atep adalah bagian dari bertambahnya bintang diatas logo Persib. Atep adalah bagian dari kisah, Atep adalah serpihan sejarah.
Atep tetaplah Atep. Sosok yang tak pernah menerima caci maki dengan hati. Atep adalah Atep. Sosok yang selalu bermain dengan hati.
Atep, thanks for all memories.
Its not goodbye, just see u later.
Long Live Lord, Long Live Legend!
Ditulis oleh Muhammad Luthfi Fadhlullah, admin dari akun twitter dan instagram @MLFadhlullah

“Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu” – Pidibaiq
Mungkin kita sudah tak asing lagi mendengar kata “setiap pertemuan pasti ada perpisahan”. Namun, saat Atep “Si Anak Hilang” itu pulang, semua kata berubah menjadi “kita dipertemukan untuk dipersatukan”. Ini memang jalan Tuhan, bahwa Atep adalah Legenda Persib.
Sebelum kembali ke Persib, Atep pernah menjadi bagian dari Skuat Persija. Saya yakin betul bahwa Persib adalah tim yang ingin dibelanya sejak kecil. Itu bukan lips service yang biasanya pemain-pemain baru katakan saat bergabung dengan Persib.
Atep tumbuh dan berkembang di Persib, dari awalnya dicadangkan hingga akhirnya diandalkan. Lambat laun, Atep menjadi seorang panutan, bagaimana tidak, ia menjadi pemain paling senior karena 10 tahun berturut membela Persib.
Kontribusinya terhadap Persib nampaknya tak perlu dihiraukan lagi, selalu mencetak gol disetiap musim da setiap kompetisi bahkan saat Persib berkompetisi di level Asia. Tanpa disadari, hanya nama Atep yang tak pernah dirumorkan untuk berpindah ke lain klub. Mungkin baginya hanya ada satu tim harus dia bela yaitu Persib.
Inkonsistensi mulai menggrogiti Atep beberapa musim tetakhir. Atep kerap kali bermain baik, dan tidak jarang juga bermain piaraleun. Atep selalu mencetak gol, namun sering juga membuang peluang. Atep sesekali mencetak gol spektakuler, namun tak jarang juga membuang peluang di depan mata.
Julukan bernada sindir ditujukan kepada seorang Atep, every Bobotoh called him Lord. Bahkan, Bobotoh mendidikasilan gol Atep dengan push up, karena apa? Karena inkonsistensi tadi.
Seumpama kekasih yang begitu meyebalkan, Atep selalu dielu-elukan. Sosok yang selalu Bobotoh sayangi dan dambakan. Hal ini terlihat dari beberapa respon Bobotoh saat mengetahui Atep akan meninggalkan Persib.
Atau mungkin beberapa dari Bobotoh telah jatuh cinta pada sosok Atep. Karena, level tertinggi me cintai bukan sebanyak apa kita memuja dan memuji. Tapi sejauh mana kita berani mencaci, memaki dan menasehati.
Atep adalah bagian dari bertambahnya bintang diatas logo Persib. Atep adalah bagian dari kisah, Atep adalah serpihan sejarah.
Atep tetaplah Atep. Sosok yang tak pernah menerima caci maki dengan hati. Atep adalah Atep. Sosok yang selalu bermain dengan hati.
Atep, thanks for all memories.
Its not goodbye, just see u later.
Long Live Lord, Long Live Legend!
Ditulis oleh Muhammad Luthfi Fadhlullah, admin dari akun twitter dan instagram @MLFadhlullah
