(Arena Bobotoh) Mirip di Liga Dangdut, Maung Bandung Tersenggol Dalam 45 Menit
Monday, 02 April 2018 | 14:49
Jika diperhatikan, pemain Persib tidak seperti sedang berkompetisi di Liga 1 namun seakan berkompetisi di Liga Dangdut Indonesia, dimana setiap penyanyi kurang lebih 45 menit waktu yang dibutuhkan untuk menyanyi, dikomentari dan ditambah dengan iklan, yang setelahnya tersenggol lalu muncul kembali untuk menyampaikan permohonan maaf untuk fansnya. Keadaan tersebut sangatlah mirip dengan apa yang ditunjukkan oleh Maung Bandung, hanya terlihat di 45 menit awal, lalu menghilang di 45 akhir, hingga akhirnya kata-kata maaf itu muncul juga dengan janji akan bangkit dipertandingan berikutnya yang entah sudah berapa kali mereka janjikan.
Celakanya, setelah Maung Bandung tersenggol oleh Laskar Wong Kito, sang vocalis ehh, sang agen ehh, maaf sang assisten pelatih maksud saya (sebut saja Soler) tidak tahu penyebab timnya mengulangi kesalahan? Ari soler sehat? Mamah nyangu? Atos mamam teu acan? Jika orang yang setiap harinya membantu pelatih, menemani pemain latihan hingga bertanding saja tidak tahu kenapa, terus aku kudu piye? Yang saya lihat dengan kegoblogan saya mengenai strategi bermain bola, ya saya menilai bahwa skuad musim ini hanya mampu bermain (lumayan) di 45 menit awal saja, sisanya habis fisik. Lalu yang mengherankan lagi soler menilai timnya bermain bagus? Maaf nih ler, sepanjang pertandingan, SFC sangat mendominasi, terlebih dibabak ke 2 seperti saat melawan PS Tira, pemain Persib seakan sedang dipermainkan dilapangan oleh tim lawan, disuruh lari kesini lari kesana hingga kocar-kacir disetiap lininya.
Musim ini Persib tidak memiliki pemain pembeda, disetiap lini bermasalah. dibelakang Malisic menurun penampilannya, Henhen yang mengalami peningkatan tapi tetap masih kurang pengalaman, Wildansyah & Toncip mencapai batasnya. Ditengah aya pemain nu maen ditengah teu? Asa bertahan eweuhan, komo nyerang mah. Didepan? Serahkan pada duet maut King Eze dan si Joni, Joni melakukan debutnya dengan baik, lumayan kartu kuning tidak perlu, rek nurutan King mengkoleksi kartu?. Melirik kearah bangku cadangan, tak ada pemain pembeda yang mampu mengubah jalannya pertandingan, hanya mengandalkan Febri? Febri saja under perform.
Menang, kalah, seri memang hal yang biasa dalam berkompetisi, tapi cara atau proses menang, kalah, seri itu yang menjadi masalah. Jangankan kalah, menang saja pasti bobotoh masih akan mengkritik jika permainan yang ditampilkan seperti itu. Kenapa? Ya karena kecintaan bobotoh pada Persib itu bukan main-main, jika membaca kata-kata “Persib bukan sekedar tim sepakbola” itu memang benar adanya, saya merasakan sendiri saat Persib Juara tahun 2014, saat itu hampir setiap penjuru kota memecah kesunyian malam dengan teriakan “PERSIB JUARA” sambil meneteskan air mata, ya benar meneteskan air mata, bahkan orang-orang yang saya tahu sering bilang Persib butut atau seakan acuh, ternyata menyimpan perasaan yang mendalam untuk Persib dan ikut mengharu biru.
Teruntuk manajemen, pelatih, assisten pelatih, dan pemain Persib tolong jaga kebanggaan kami, ada banyak harga diri yang harus dijaga atas nama PERSIB, bekerjalah sesuai porsinya masing-masing jangan ada yang merangkap jadi agen atau yang lainnya. Seakan tidak pernah belajar dari kesalahan yang pernah terjadi, seperti telat evaluasi, telat menentukan pelatih hingga akhirnya telat mendapatkan pemain yang bagus, dan seperti inilah hasilnya.
Jika tidak cinta maka sudah kutinggalkan kau! Kami marah karena melihat PERSIB menjadi seperti ini, jika kami diam atau pura-pura tidak melihat keadaan yang terjadi (supporter asal joget) maka merugilah kalian, karena hal inilah yang membedakan PERSIB dengan tim lainnya!. Maaf kalo ada yang bilang ke saya “Maneh weh nu maen”, saya tanya balik yang pesepakbola professional siapa?. Ingat kultur atau atmosphere sepakbola di Bandung emang seperti ini sejak dulu, kultur inilah yang selalu menjaga kebesaran PERSIB! Jadi rek bangkit iraha sib?.
Pengetik hanyalah jomblowan yang sedang resah, galau, merana dengan keadaan. Mohon maaf jika ada kata yang menyinggung baik yang disengaja ataupun tidak, terkadang jujur itu menyakitkan. Bila ada yang mau marah atas tulisan ini, mangga akun saya ini @AlbertWDNamara hatur nuhun.

Jika diperhatikan, pemain Persib tidak seperti sedang berkompetisi di Liga 1 namun seakan berkompetisi di Liga Dangdut Indonesia, dimana setiap penyanyi kurang lebih 45 menit waktu yang dibutuhkan untuk menyanyi, dikomentari dan ditambah dengan iklan, yang setelahnya tersenggol lalu muncul kembali untuk menyampaikan permohonan maaf untuk fansnya. Keadaan tersebut sangatlah mirip dengan apa yang ditunjukkan oleh Maung Bandung, hanya terlihat di 45 menit awal, lalu menghilang di 45 akhir, hingga akhirnya kata-kata maaf itu muncul juga dengan janji akan bangkit dipertandingan berikutnya yang entah sudah berapa kali mereka janjikan.
Celakanya, setelah Maung Bandung tersenggol oleh Laskar Wong Kito, sang vocalis ehh, sang agen ehh, maaf sang assisten pelatih maksud saya (sebut saja Soler) tidak tahu penyebab timnya mengulangi kesalahan? Ari soler sehat? Mamah nyangu? Atos mamam teu acan? Jika orang yang setiap harinya membantu pelatih, menemani pemain latihan hingga bertanding saja tidak tahu kenapa, terus aku kudu piye? Yang saya lihat dengan kegoblogan saya mengenai strategi bermain bola, ya saya menilai bahwa skuad musim ini hanya mampu bermain (lumayan) di 45 menit awal saja, sisanya habis fisik. Lalu yang mengherankan lagi soler menilai timnya bermain bagus? Maaf nih ler, sepanjang pertandingan, SFC sangat mendominasi, terlebih dibabak ke 2 seperti saat melawan PS Tira, pemain Persib seakan sedang dipermainkan dilapangan oleh tim lawan, disuruh lari kesini lari kesana hingga kocar-kacir disetiap lininya.
Musim ini Persib tidak memiliki pemain pembeda, disetiap lini bermasalah. dibelakang Malisic menurun penampilannya, Henhen yang mengalami peningkatan tapi tetap masih kurang pengalaman, Wildansyah & Toncip mencapai batasnya. Ditengah aya pemain nu maen ditengah teu? Asa bertahan eweuhan, komo nyerang mah. Didepan? Serahkan pada duet maut King Eze dan si Joni, Joni melakukan debutnya dengan baik, lumayan kartu kuning tidak perlu, rek nurutan King mengkoleksi kartu?. Melirik kearah bangku cadangan, tak ada pemain pembeda yang mampu mengubah jalannya pertandingan, hanya mengandalkan Febri? Febri saja under perform.
Menang, kalah, seri memang hal yang biasa dalam berkompetisi, tapi cara atau proses menang, kalah, seri itu yang menjadi masalah. Jangankan kalah, menang saja pasti bobotoh masih akan mengkritik jika permainan yang ditampilkan seperti itu. Kenapa? Ya karena kecintaan bobotoh pada Persib itu bukan main-main, jika membaca kata-kata “Persib bukan sekedar tim sepakbola” itu memang benar adanya, saya merasakan sendiri saat Persib Juara tahun 2014, saat itu hampir setiap penjuru kota memecah kesunyian malam dengan teriakan “PERSIB JUARA” sambil meneteskan air mata, ya benar meneteskan air mata, bahkan orang-orang yang saya tahu sering bilang Persib butut atau seakan acuh, ternyata menyimpan perasaan yang mendalam untuk Persib dan ikut mengharu biru.
Teruntuk manajemen, pelatih, assisten pelatih, dan pemain Persib tolong jaga kebanggaan kami, ada banyak harga diri yang harus dijaga atas nama PERSIB, bekerjalah sesuai porsinya masing-masing jangan ada yang merangkap jadi agen atau yang lainnya. Seakan tidak pernah belajar dari kesalahan yang pernah terjadi, seperti telat evaluasi, telat menentukan pelatih hingga akhirnya telat mendapatkan pemain yang bagus, dan seperti inilah hasilnya.
Jika tidak cinta maka sudah kutinggalkan kau! Kami marah karena melihat PERSIB menjadi seperti ini, jika kami diam atau pura-pura tidak melihat keadaan yang terjadi (supporter asal joget) maka merugilah kalian, karena hal inilah yang membedakan PERSIB dengan tim lainnya!. Maaf kalo ada yang bilang ke saya “Maneh weh nu maen”, saya tanya balik yang pesepakbola professional siapa?. Ingat kultur atau atmosphere sepakbola di Bandung emang seperti ini sejak dulu, kultur inilah yang selalu menjaga kebesaran PERSIB! Jadi rek bangkit iraha sib?.
Pengetik hanyalah jomblowan yang sedang resah, galau, merana dengan keadaan. Mohon maaf jika ada kata yang menyinggung baik yang disengaja ataupun tidak, terkadang jujur itu menyakitkan. Bila ada yang mau marah atas tulisan ini, mangga akun saya ini @AlbertWDNamara hatur nuhun.

mantep kang @AlbertWDNamara emeng kitu tah ena persib teh…..apa gunanya pemain muda lamun tara di bere kepercayaan …komo produk lokal mah rubah tah gaya
karek 2 pertandingan .. talingakeun mun Gomes nu ngomando langsung. maju terus maung Bandung …
Gomes in!
Pelatih fisik cik evaluasi … Gomez ge jadi ngilu salah da sebagai head coach kuduna apal oge masalah ieu …
yg jelas kalah kualitas,lihat aja sfc ,dri segala lini pemain paten,perekrutan pemain blunder terus,,,
Tukang melempem, tengah melehoy, karunya Mang Eze, kotka pak pik pek riweuh sorangan…
Ku kabeneran pisan nya, begitu persib rek maen,mang Gomesna ka lemburna nyarengan istri nu teu damang (du’akeun mugi enhgal damang).Jadi wae pamaen teu kaurus, ngandelkeun mang Soler kalah ngagoler lain ngaGolkeun.
Geus mih malikir pemain jng manajemen na.. ulah ditonton ka lapang ahh…ek kitu wae Sib maen teh…teu nanaon sih..tapi nanaonan…
Persibbbb…Ek kitu wae Maen teh????????????
ya alloh mugia persib jadi pemainnya bisa mengantarkan juara lagi,,,,amin,,,
geol mang maen teh kagok
Mending esien, malisic piceun
Esien jad dmf weh.. Da alus di dmf esien mah..
Tapi ya terlanjur lier
seriuuus wa gomess
Krn masuk kategori liga dangdut akhirnya nella kharisma yg juara. Yu ah di juragan empang heula ha eee ha ee ha ee ha eee lololo joooss