(Arena Bobotoh) Merajut Asa, Mengulang Rasa
Sunday, 19 February 2017 | 07:39
Senin, 6 Februari 2017. Kerinduan Bobotoh akan Persib akhirnya terluapkan kala Persib melakoni pertandingan pertama di Piala Presiden. Langkah awal Persib harus berhadapan dengan PSM Makasar, yang bisa dibilang PSM adalah musuh bubuyutan sejak jaman perserikatan. Tampil sebagai tuan rumah tentunya Persib lebih diuntungkan karena bisa langsung mendapat dukungan dari Bobotoh. Disisi lain juga Persib memang kandidat yang diunggulkan dibanding PSM, Persiba, dan Persala. Sebagai juara bertahan, Persib tak boleh lengah ataupun terlena dengan situasi dan keadaan. Tak tanggung-tanggung Djanur menargetkan clean sheet di 3 pertandingan penyisihan grup.
Pertandingan melawan PSM dimulai, semua Bobotoh menyimpan harapan besar bahwa Persib akan menang. Pada Starting Eleven, terlihat pemain muda Zola, Henhen dan Febry diturunkan sejak menit awal berharap bisa membuntuk mental bermainnya (mereun). Bli Made masih dipercaya dibawah mistar gawang, duet CLBK Vlado dan Jupe berharap tetap solid, SvD Botak juga msih dipercaya sebagai perobek jala lawan di lini depan, dan tentunya yang selama ini di nanti, Erick Weeks diturunkan dengan bisa bermain seperti apa yang Bobotoh inginkan. Dan yang lebih elegan dari Starting Eleven ini adalah ketika ban kapten melingkar di lengan Mas Har. Lets see the match.
Febri masih tampil sebagai pemain muda yang meliak-liuk melewati pemain lain, sedangkan Zola dan Henhen terlihat geumper pada malam itu. Tapi jika dilihat secara keseluruhan, memang malam itu permainan Persib terlihat geumper, mungkin belum menemukan pola permainannya. Keberadaan SvD dan Erick Weaks dilini depan terlihat biasa saja, kurang greget brow. Terbukti di match pertama lawan PSM malah Vlado anu mecetak gol penentu kemenangan.
Di match kedua, lawan Persiba, menjadi laga yg dinanti oleh ribuan bobotoh. Bermain di hari minggu tentunya membuat Bobotoh lebih leluasa datang ke Stadion. Bahakan jauh-jauh hari dari match day, Bobotoh dari berbagai elemen berkumpul untuk menyatukan suara di tribun di hari minggu nanti.
Berjalan lima menit, Persib justru malah kebobolan, entah apa yang membuat gol itu bisa tercipta, mungkin masalah prahara pertahanan lini belakang Persib. Masih banyak waktu dalam pertandingan itu, Persib tetap bermain tanpa beban, seolah tak dalam kondisi tertinggal. Serang demi serangan terus diluncurkan hasilnya Persib mendapat hadiah penalti setelah bola mengenai salah satu pemain Persiba. SvD menjadi ekesekutor dalam penalti tersebut, padahal pinalti biasanya diambil oleh Vlado. Mun ceuk coach @riphanpradipta mah “untuk meningkatkan kepercayaan SvD dilini depan” dan memang Vlado juga paham, bahwa yang bertugas mencetak gol adalah pemain depan, bukan pemain belakang.
Babak pertama bertahan dengan skor 1-1, mau tidak mau pola permainan hars dirubah. Pemain muda ditarik keluar digantikan oleh pemain senior, terkecuali Febri Bow, dia tetap jadi RX King yang beberebetan di malam itu, semakin sering kita melihat Febri membawa bola, maka semakin lupa bahwa Erick pun juga ikut bermain. Tapi kamaa wae eta si Erick? Weak?
Hasil kreasi Febri dan Matsunaga berbuah gol kedua bagi SvD, dan aksi Febri juga semakin lengkap dengan sumbangan satu golnya dimalam itu. Tak salah jika Pelatih Timnas melirik Febri pada malam itu. Skor 3-1 berakhir, satu kaki Persib kini telah di 8 besar, hanya perlu hasil seri dilaga terakhir Persib sudah di pastikan lolos ke 8 besar.
Di Match terakhir lawan Persela, Djanur tetap targetkan poin penuh, 3 poin harga mati. Kemabli menurunkan pemain-pemain muda sejak menit awal kembali meningkatkan kepercayaan mereka. Terlihat bukan hanya Febri yang sering menguasai bola, Zola dan Henhen pun kina mulai percaya diri dalam menguasai bola, terbukti beberapa kali mereka di jegal oleh pemain Persela. Babak pertama kitu-kitu wae, tidak terlalu banyak tekanan, hasilna skor kacamata menghiasa papan skor hingga babak pertama usai. Hal yang paling antik di babak pertama adalah, ketika Mas Har sering sekali berduel denga ER8 di lini tengah. “Dulu saling sayang, sekarang saling hadang”. Mas Har, yang diawal masuk bersama rombongan Deltras, tak pernak disangka bahwa kini akan jadi legenda, sebaliknya ER8, pemain yang sudah jadi icon dan diharapkan jadi legenda, malah pergi ke sana ke mari dan entah mau bagaimana. Bobotoh takkan lupa pada dua sosok pemain tersebut.
Di babak kedua, Djanur selalu merubah pola permainan, pemain muda ditarik keluar seperti biasanya, dan pergerakan Febri di sisi kanan juga semakin menyulitkan. Persib tampil lebih menyerang dibabak kedua, dan Persela justru bermain bertahan di babak kedua. Berawal dari umpat siang dari sisi kanan kemudian berbuah bola liar di area kotak pinalti, Kim dengan sigap menahan bola dan melakukan tendangan poli yang menghujam jala Persela, 1-0 untuk Persib. Setelah gol itu permainan Persib semakin meningkat, kembali dari sisi kanan, akselerasi Bow hingga kotak pinalty, dilanjutkan dengan operan ke SvD dan sontekan SvD kembali berbuah gol. Gol yang seharusnya bisa dicetak oleh Bow sendiri, namun dia membuktikan bahwa dia bukan anak muda yang egois.
Hasil 2-0 mengakhiri laga di malam itu, sekaligus memastikan Persib lolos sebagai juara grup. Sebuah asa untuk kembali memepertahankan gelar juara. Perjalanan Persib kini semakin berat karena harus berhadapan dengan tim-tim yang terbilang terbaik di grupnya. Mari kita terus dukung Persib dengan sepenuh hati.
Piala Presiden harus tetap ada di Bandung, Piala Presiden harus kembali ke Bandung.
Mari merajut asa akan kemenangan dan kemenangan. Dan mari mengulang rasa akan indahnya merayakan.
KAGOK EDAN, JUARA (DEUI) SAKALIAN.
Penulis adalah Mahasiswa Tingkat Akhir Teknik Elektro Universitas Jendral Achmad Yani. Mohon di bantu selesaikan tugas akhir di akun @MLFadhlullah

Senin, 6 Februari 2017. Kerinduan Bobotoh akan Persib akhirnya terluapkan kala Persib melakoni pertandingan pertama di Piala Presiden. Langkah awal Persib harus berhadapan dengan PSM Makasar, yang bisa dibilang PSM adalah musuh bubuyutan sejak jaman perserikatan. Tampil sebagai tuan rumah tentunya Persib lebih diuntungkan karena bisa langsung mendapat dukungan dari Bobotoh. Disisi lain juga Persib memang kandidat yang diunggulkan dibanding PSM, Persiba, dan Persala. Sebagai juara bertahan, Persib tak boleh lengah ataupun terlena dengan situasi dan keadaan. Tak tanggung-tanggung Djanur menargetkan clean sheet di 3 pertandingan penyisihan grup.
Pertandingan melawan PSM dimulai, semua Bobotoh menyimpan harapan besar bahwa Persib akan menang. Pada Starting Eleven, terlihat pemain muda Zola, Henhen dan Febry diturunkan sejak menit awal berharap bisa membuntuk mental bermainnya (mereun). Bli Made masih dipercaya dibawah mistar gawang, duet CLBK Vlado dan Jupe berharap tetap solid, SvD Botak juga msih dipercaya sebagai perobek jala lawan di lini depan, dan tentunya yang selama ini di nanti, Erick Weeks diturunkan dengan bisa bermain seperti apa yang Bobotoh inginkan. Dan yang lebih elegan dari Starting Eleven ini adalah ketika ban kapten melingkar di lengan Mas Har. Lets see the match.
Febri masih tampil sebagai pemain muda yang meliak-liuk melewati pemain lain, sedangkan Zola dan Henhen terlihat geumper pada malam itu. Tapi jika dilihat secara keseluruhan, memang malam itu permainan Persib terlihat geumper, mungkin belum menemukan pola permainannya. Keberadaan SvD dan Erick Weaks dilini depan terlihat biasa saja, kurang greget brow. Terbukti di match pertama lawan PSM malah Vlado anu mecetak gol penentu kemenangan.
Di match kedua, lawan Persiba, menjadi laga yg dinanti oleh ribuan bobotoh. Bermain di hari minggu tentunya membuat Bobotoh lebih leluasa datang ke Stadion. Bahakan jauh-jauh hari dari match day, Bobotoh dari berbagai elemen berkumpul untuk menyatukan suara di tribun di hari minggu nanti.
Berjalan lima menit, Persib justru malah kebobolan, entah apa yang membuat gol itu bisa tercipta, mungkin masalah prahara pertahanan lini belakang Persib. Masih banyak waktu dalam pertandingan itu, Persib tetap bermain tanpa beban, seolah tak dalam kondisi tertinggal. Serang demi serangan terus diluncurkan hasilnya Persib mendapat hadiah penalti setelah bola mengenai salah satu pemain Persiba. SvD menjadi ekesekutor dalam penalti tersebut, padahal pinalti biasanya diambil oleh Vlado. Mun ceuk coach @riphanpradipta mah “untuk meningkatkan kepercayaan SvD dilini depan” dan memang Vlado juga paham, bahwa yang bertugas mencetak gol adalah pemain depan, bukan pemain belakang.
Babak pertama bertahan dengan skor 1-1, mau tidak mau pola permainan hars dirubah. Pemain muda ditarik keluar digantikan oleh pemain senior, terkecuali Febri Bow, dia tetap jadi RX King yang beberebetan di malam itu, semakin sering kita melihat Febri membawa bola, maka semakin lupa bahwa Erick pun juga ikut bermain. Tapi kamaa wae eta si Erick? Weak?
Hasil kreasi Febri dan Matsunaga berbuah gol kedua bagi SvD, dan aksi Febri juga semakin lengkap dengan sumbangan satu golnya dimalam itu. Tak salah jika Pelatih Timnas melirik Febri pada malam itu. Skor 3-1 berakhir, satu kaki Persib kini telah di 8 besar, hanya perlu hasil seri dilaga terakhir Persib sudah di pastikan lolos ke 8 besar.
Di Match terakhir lawan Persela, Djanur tetap targetkan poin penuh, 3 poin harga mati. Kemabli menurunkan pemain-pemain muda sejak menit awal kembali meningkatkan kepercayaan mereka. Terlihat bukan hanya Febri yang sering menguasai bola, Zola dan Henhen pun kina mulai percaya diri dalam menguasai bola, terbukti beberapa kali mereka di jegal oleh pemain Persela. Babak pertama kitu-kitu wae, tidak terlalu banyak tekanan, hasilna skor kacamata menghiasa papan skor hingga babak pertama usai. Hal yang paling antik di babak pertama adalah, ketika Mas Har sering sekali berduel denga ER8 di lini tengah. “Dulu saling sayang, sekarang saling hadang”. Mas Har, yang diawal masuk bersama rombongan Deltras, tak pernak disangka bahwa kini akan jadi legenda, sebaliknya ER8, pemain yang sudah jadi icon dan diharapkan jadi legenda, malah pergi ke sana ke mari dan entah mau bagaimana. Bobotoh takkan lupa pada dua sosok pemain tersebut.
Di babak kedua, Djanur selalu merubah pola permainan, pemain muda ditarik keluar seperti biasanya, dan pergerakan Febri di sisi kanan juga semakin menyulitkan. Persib tampil lebih menyerang dibabak kedua, dan Persela justru bermain bertahan di babak kedua. Berawal dari umpat siang dari sisi kanan kemudian berbuah bola liar di area kotak pinalti, Kim dengan sigap menahan bola dan melakukan tendangan poli yang menghujam jala Persela, 1-0 untuk Persib. Setelah gol itu permainan Persib semakin meningkat, kembali dari sisi kanan, akselerasi Bow hingga kotak pinalty, dilanjutkan dengan operan ke SvD dan sontekan SvD kembali berbuah gol. Gol yang seharusnya bisa dicetak oleh Bow sendiri, namun dia membuktikan bahwa dia bukan anak muda yang egois.
Hasil 2-0 mengakhiri laga di malam itu, sekaligus memastikan Persib lolos sebagai juara grup. Sebuah asa untuk kembali memepertahankan gelar juara. Perjalanan Persib kini semakin berat karena harus berhadapan dengan tim-tim yang terbilang terbaik di grupnya. Mari kita terus dukung Persib dengan sepenuh hati.
Piala Presiden harus tetap ada di Bandung, Piala Presiden harus kembali ke Bandung.
Mari merajut asa akan kemenangan dan kemenangan. Dan mari mengulang rasa akan indahnya merayakan.
KAGOK EDAN, JUARA (DEUI) SAKALIAN.
Penulis adalah Mahasiswa Tingkat Akhir Teknik Elektro Universitas Jendral Achmad Yani. Mohon di bantu selesaikan tugas akhir di akun @MLFadhlullah

Merajut asa….. Kanjut tah asaan..!
pasti sok ka SARII…item…nya maneh…
Semoga prestasi tetap di pertahankan.
budak unjani lur