(Arena Bobotoh) Mengharap Taktik Revolusioner, Apa Daya Persib Tak Mampu
Monday, 04 March 2019 | 13:19
Persib Bandung baru saja dikalahkan oleh tamunya PS TIRA Persikabo dengan skor tipis 1-2, dimana kedua goal dari persikabo dicetak oleh striker naturalisasi mereka yaitu Osas Saha dan Persib hanya mampu memperkecil keadaan lewat sundulan Kim Kurniawan. Namun yang jadi sorotan bobotoh, bukanlah kekalahan Persib, Melainkan taktik atau pola permainan yang di terapkan oleh persib, dengan menggunakan pola 4-3-3 tentu saja Persib ingin tampil lebih menyerang di partai pembuka piala presiden 2019.
Beberapa hari sebelum pertandingan, pelatih Persib Miljan Radovic mengatakan bahwa tim yang di asuhnya akan menggunakan taktik tiki taka revolusioner, yaitu dengan bermain ball possesion yang tentu lebih offensif, jika kita mendengar kata tiki taka tentu saja langsung teringat akan FC. Barcelona, dimana istilah tiki taka mulai dikenal ketika Pep Guardiola menangani tim kebanggan masyarakat Catalan tersebut.
FC. Barcelona menggunakan taktik tiki taka dengan pola permainan 4-3-3 dan sesekali 3-4-3 ketika ada pemain yang absen. Xavi, Busquets dan Iniesta adalah 3 pemain kunci lini tengah Barcelona dimana Xavi berperan sebagai Playmaker, Busquets sebagai pamain pertama yang memutus serangan lawan dan juga mengalirkan bola antar lini Iniesta Pemain yang lebih ke depan.
Kembali ke taktikal Persib, Persib Menurunkan trio lini tengah Hariono, Kim dan Srdan, ucapan tiki taka revolusioner yang di janjikan oleh miljan tidak lah berjalan, serangan dari lawan seringkali menembus pertahanan Persib, serangan Persib pun tidaklah baik, karena Persib kembali ke habitat awalnya yaitu “mapay gawir” Lopicic yang mendapat mandat sebagai playmaker atau “xavi”di Persib tidak mampu menjalankan tugasnya, terlepas dari satu goal nya kim pun tidak bermain dengan yang di harapkan, hanya mas Har lah yang dinilai bermain baik bagi lini tengah Persib, dimana mas Har menjadi orang pertama yang memutus serangan lawan, juga sebagai pengirim bola dengan beberapa kali penetrasi ke depan.
Lopicic memang menjadi buah bibir dikalangan bobotoh, bukan hanya usia nya yang tidak muda lagi, namun permainan dan fisiknya pun sudah berkurang, ketika pertama kali tiba di kota kembang, tagar Lopicic out sudah mulai ramai di media sosial, Miljan berpendapat bahwa dalam sepakbola tidak ada tua dan muda, yang ada bagus dan jelek, saya pribadi satu suara dengan Miljan, tapi untuk Lopicic tidak, kenapa? Karena dia sudah habis, selain usia, permainanya pun kurang begitu menonjol di beberapa tim yang pernah dia bela, bahkan pada musim lalu, diputus kontrak oleh Borneo FC. Van Der Velden adalah nama yang sudah tidak asing lagi di publik sepakbola nasional, mantan playmaker Bali United ini sudah memutuskan pensiun, bergabung ke bali united di tahun 2017 saat usianya sudah menginjak 35 tahun, mungkin hampir sama dengan Lopicic saat ini namun tidak ada penolakan dari suporter Bali, kenapa? karena track record dia yang bagus dengan membela beberapa klub besar juga dengan status marque player.
Kesimpulanya, kenapa perekrutan Lopicic ini sampai gaduh? lihat saja riwayat klub yang pernah di bela oleh Lopicic, adakah klub sebesar Persib yang menggunakan jasa dia? Tidak, “tapi da bola mah permainan tim, lain individu” okay, coba lihat klub yang pernah dia bela, adakah yang mendapat prestasi bagus? Tidak.
Ditulis oleh Adhi Kusnadi, Bobotoh dengan akun Twitter @Adhialves

Persib Bandung baru saja dikalahkan oleh tamunya PS TIRA Persikabo dengan skor tipis 1-2, dimana kedua goal dari persikabo dicetak oleh striker naturalisasi mereka yaitu Osas Saha dan Persib hanya mampu memperkecil keadaan lewat sundulan Kim Kurniawan. Namun yang jadi sorotan bobotoh, bukanlah kekalahan Persib, Melainkan taktik atau pola permainan yang di terapkan oleh persib, dengan menggunakan pola 4-3-3 tentu saja Persib ingin tampil lebih menyerang di partai pembuka piala presiden 2019.
Beberapa hari sebelum pertandingan, pelatih Persib Miljan Radovic mengatakan bahwa tim yang di asuhnya akan menggunakan taktik tiki taka revolusioner, yaitu dengan bermain ball possesion yang tentu lebih offensif, jika kita mendengar kata tiki taka tentu saja langsung teringat akan FC. Barcelona, dimana istilah tiki taka mulai dikenal ketika Pep Guardiola menangani tim kebanggan masyarakat Catalan tersebut.
FC. Barcelona menggunakan taktik tiki taka dengan pola permainan 4-3-3 dan sesekali 3-4-3 ketika ada pemain yang absen. Xavi, Busquets dan Iniesta adalah 3 pemain kunci lini tengah Barcelona dimana Xavi berperan sebagai Playmaker, Busquets sebagai pamain pertama yang memutus serangan lawan dan juga mengalirkan bola antar lini Iniesta Pemain yang lebih ke depan.
Kembali ke taktikal Persib, Persib Menurunkan trio lini tengah Hariono, Kim dan Srdan, ucapan tiki taka revolusioner yang di janjikan oleh miljan tidak lah berjalan, serangan dari lawan seringkali menembus pertahanan Persib, serangan Persib pun tidaklah baik, karena Persib kembali ke habitat awalnya yaitu “mapay gawir” Lopicic yang mendapat mandat sebagai playmaker atau “xavi”di Persib tidak mampu menjalankan tugasnya, terlepas dari satu goal nya kim pun tidak bermain dengan yang di harapkan, hanya mas Har lah yang dinilai bermain baik bagi lini tengah Persib, dimana mas Har menjadi orang pertama yang memutus serangan lawan, juga sebagai pengirim bola dengan beberapa kali penetrasi ke depan.
Lopicic memang menjadi buah bibir dikalangan bobotoh, bukan hanya usia nya yang tidak muda lagi, namun permainan dan fisiknya pun sudah berkurang, ketika pertama kali tiba di kota kembang, tagar Lopicic out sudah mulai ramai di media sosial, Miljan berpendapat bahwa dalam sepakbola tidak ada tua dan muda, yang ada bagus dan jelek, saya pribadi satu suara dengan Miljan, tapi untuk Lopicic tidak, kenapa? Karena dia sudah habis, selain usia, permainanya pun kurang begitu menonjol di beberapa tim yang pernah dia bela, bahkan pada musim lalu, diputus kontrak oleh Borneo FC. Van Der Velden adalah nama yang sudah tidak asing lagi di publik sepakbola nasional, mantan playmaker Bali United ini sudah memutuskan pensiun, bergabung ke bali united di tahun 2017 saat usianya sudah menginjak 35 tahun, mungkin hampir sama dengan Lopicic saat ini namun tidak ada penolakan dari suporter Bali, kenapa? karena track record dia yang bagus dengan membela beberapa klub besar juga dengan status marque player.
Kesimpulanya, kenapa perekrutan Lopicic ini sampai gaduh? lihat saja riwayat klub yang pernah di bela oleh Lopicic, adakah klub sebesar Persib yang menggunakan jasa dia? Tidak, “tapi da bola mah permainan tim, lain individu” okay, coba lihat klub yang pernah dia bela, adakah yang mendapat prestasi bagus? Tidak.
Ditulis oleh Adhi Kusnadi, Bobotoh dengan akun Twitter @Adhialves

bikeun deui ka Aki gomez..
#radovicout
#bahgomezin
#vitorsabain
Sebelum terlambat ganti pelatih dan lopicic
Kalau persib mau juara cari pelatih berkelas jgn ragu