Dua hari belakangan bobotoh dikagetkan oleh berita tidak diperpanjangnya kontrak Hariono oleh Persib. Bak petir disiang bolong, hal ini sontak membuat bobotoh meradang, bagaimana tidak, bagi bobotoh Mas Har adalah idola, dia adalah sosok pemain panutan dan pemain kesayangan.. Sudah lama Persib tidak memiliki ikon tim seperti Hariono, pemain pekerja keras, pantang menyerah, sedikit berbicara tapi menunjukkan loyalitas dan kesetiannya, dia adalah representasi pemain yang bobotoh idamkan selama ini, pemain yang “maen jeung getihna” yang siap melakukan apapun dilapangan demi persib. Karakter yang tidak pernah dimiliki oleh pemain persib, selama satu dekade ini.
Penolakan dari bobotoh mengalir deras di linimasa media sosial khususnya twitter, cacian, makian, dan ketidakpuasan atas pencoretan ini bertubi-tubi dialamatkan kepada akun @persib, manajemen dan pelatih Robert Albert. termasuk saya pribadipun melakukan hal yang sama, dulu sempat ada kelakar “kalau ada pelatih baru Persib ingin mencoret Hariono, bukan Hariono yang dicoret, tapi pelatih yang diganti” tapi ternyata hal ini terjadi Hariono, akhirnya dicoret kontraknya tidak diperpanjang oleh Persib. bukan ingin mengintervensi keputusan pelatih. Tapi ini soal sosok pemain loyal yang sudah lama tidak dimiliki Persib. Pemain rendah hati yang bermain dengan hati untuk Persib, pemain yang siap membela rekannya yang dikasari lawan dilapangan, sosok yang sangat jarang dimiliki pemain Persib lain. Akan sangat susah mendapatkan pemain seperti ini. Belum lagi kultur liga Indonesia yang kental dengan unsur senioritas, Hariono adalah sosok yang masih dibutuhkan Tim, karena secara skill dan umurpun rasanya Mas Har masih bisa main di Persib 2-3 musim kedepan.
Hingga waktunya tiba, pada hari Minggu, 24 Desember 2019, kala Persib berjumpa dengan PSM di Stadion Jalak Harupat Soreang Kab.Bandung, momen yang sangat ditunggu-tunggu datang juga, tepatnya pada menit 54 sang legenda Hariono masuk kelapangan menggantikan Ghozali Siregar, momen haru pertama datang ketika kapten Persib Supardi melingkarkan ban kaptennya ke lengan Hariono. Saya meneteskan air mata, haru dan sedih berkecamuk dalam hati dan pikiran. ditambah lagi pada menit ke 66 Mas Har mendapatkan kesempatan untuk menendang penalti, dan Gooollll, air mata menetes lebih deras dan tangispun pecah, saya sampai menangis terisak menyaksikan momen ini, bahagia, sedih, dan haru biru bercampur aduk. Hingga akhirnya asap flare menyelimuti Si Jalak Harupat tak lama kemudian peluit tanda akhir pertandingan dibunyikan.
Selepas akhir pertandingan, Hariono mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan ungkapan hatinya langsung dihadapan bobotoh. Dengan suara berat dan menahan tangis Hariono berujar “ Jujur dari lubuk hati yang paling dalam saya ingin pensiun di Persib, tapi pelatih tidak menginginkan keberadaan saya di Persib Bandung, mulai saat ini ijinkan saya untuk mundur dulu dari Persib Bandung, saya mengalah, biarlah saya yang mengalah”. Sebuah ungkapan tulus dan ikhlas dari sang Legenda hidup Persib Bandung.
Kata perpisahan sudah terlanjur terucap, Mari Ikhlaskan Perpisahan ini, mas Har pun sudah legowo, berat memang tapi jangan lupakan bahwa moment perpisahan ini dihiasai oleh hal indah 1 Gol, 1 Assist, dan ban kapten Persib melingkar ditangannya, Mas Har pasti bangga pernah jadi bagian dari Persib, seperti yang saya sampaikan dalam twit saya, beruntungnya Hariono mendapatkan moment perpisahan yang lebih indah dengan mendapat respect dan sambutan yang meriah dari Bobotoh, hal yang tidak pernah bisa didapatkan oleh legenda Persib lainnya semisal Ajat Sudrajat, Robby Darwis bahkan Atep sekalipun. Jangan sampai moment indah ini berakhir dengan antiklimaks, biarkanlah ini menjadi kenangan yang tak terlupakan untuk Hariono dan Bobotoh yang akan menjadi bagian dari sejarah Persib. Mari doakan yang terbaik untuk Mas Har dan Persib dimasa mendatang.
Tak selamanya legenda sepakbola mendapatkan kesempatan untuk mengakhiri karir di tim yang dicintainya, terkadang dia harus pergi lebih cepat dari yang seharusnya, hal sama yang terjadi pada legenda sepakbola lainnya sepeti Raul Gonzalez, Xavi Hernandez, Frank Lampard, dan Steven Gerrard serta legenda sepakbola lainnya. Begitupun untuk Hariono, tapi hal itu tentu saja tidak akan pernah mengurangi rasa bangga, hormat dan cinta bobotoh untukmu Hariono. Jika memang ditakdirkan untuk bersatu, kita akan dipertemukan kembali dimasa mendatang, layaknya Buffon yang pergi untuk kembali ke Juventus. Hatur Nuhun Hariono 24!!!
Keputusan sudah diambil, kalau memang ini keputusan pelatih sudah semestinya kita dukung karena pelatih yang lebih tahu kebutuhan tim. Tapi tentu saja ini bakal jadi peringatan bagi Coach Robert Albert, kritikan akan mengalir deras jika musim depan performa Tim Persib buruk bahkan mungkin kritik itu akan dimulai dari pertandingan ppertama musim depan atau bisa saja dari awal pramusim. Semoga hal itu tidak terjadi, keputusan yang diambil tepat Persib bisa bermain baik tiap pertandingan dan menjadi juara. Semoga.
Penulis adalah bobotoh biasa yang sedang belajar menulis, bernama Robby Rachman berakun twitter @robbyrachman17.
Komentar Bobotoh