(Arena Bobotoh) Maaf, PERSIB Lebih dari Emas!
Wednesday, 31 August 2016 | 14:01
Anak emas, julukan yang saat ini sedang ramai disematkan pada tim Persib Bandung pada kompetisi Indonesia Soccer Championship, hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan Glen T. Sugita selaku Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, yang merangkap sebagai Komisaris Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC. Beberapa keputusan yang dikeluarkan pihak GTS terkait lisensi kepelatihan Djajang Nurdjaman, perubahan jadwal sepihak, serta terkait monopoli hak siar TV, memang cukup beralasan untuk memberikan julukan anak emas pada tim Persib Bandung, yang memang selalu menggEMASkan bila suatu berita terkait dengan tim kebanggaan warga Jabar ini.
Kita kembali pada julukan anak emas, julukan tersebut seringkali disematkan pada sesuatu yang special atau yang diutamakan, sebenarnya ini bukan kali pertama Persib dijuluki anak emas, masih ingat ketika Persib berhasil menjuarai Indonesia Super League 2014?, banyak yang bilang Persib anak emas PSSI, Juara settingan, Persib lemah tanpa PSSI, lalu ketika Persib menjuarai Piala Presiden 2015 julukan tersebut muncul kembali, Persib anak emas Mahaka, Persib lemah tanpa Mahaka, kini terulang kembali digelaran Indonesia Soccer Championship. Mungkin untuk tahun 2014 & 2015 kurang fakta yang akurat hingga hanya sebatas sindiran atas rasa iri, tapi ditahun 2016 ini Persib memang bisa dipojokan oleh tim lain, supporter lain, hingga media-media lainnya karena keberadaan Dirut PT. PBB didalam PT. GTS yang tentunya membuat orang-orang berpikir regulasi tidak akan tegas terhadap Persib.
Berbicara terkait regulasi, ok lah pihak GTS tidak tegas menegakan regulasi dalam gelaran Indonesia Soccer Championship ini, masalah lisensi kepelatihan Djajang Nurdjaman ini memang bisa diperdebatkan karena Djanur masih memiliki Recognition of Competence dari PT. Liga Indonesia sehingga dengan rekomendasi tersebut, pelatih dapat melatih di strata tertinggi, tetapi tidak berlaku untuk kompetisi AFC, mungkin yang didebatkan bahwa ISC bukan dibawah aturan PT. Liga Indonesia, akan tetapi ISC juga bukan liga resmi dari AFC/FIFA. Lalu masalah perubahan jadwal Persib melawan Pbfc terkait adanya PON sehingga Persib keberatan tidak bisa menggelar laga kandang di Bandung maupun stadion lainnya yang ada di Jawa Barat, menurut saya ini hal yang wajar karena bermain home adalah kesempatan untuk meraih poin penuh dengan dukungan penuh supporter.
Kemarin, saya baca berita diakun twitter official Pbfc, bahwa “Persib harusnya meniru Persija” maaf Persib bukan persija yang melepas laga kandang hanya mencari untung dari tiket saja, karena tujuan berkompetisi itu untuk menjadi juara yang diperoleh dari poin tertinggi bukan dari seberapa banyak tiket terjual, lagipula persija itu memang tidak bisa bertanding di Jakarta karena pertama GBK direnovasi dengan waktu yang cukup lama hingga akhir 2017 atau awal 2018 saya kurang tahu tepatnya tapi yang pasti itu memakan waktu yang cukup lama, apa harus laga persija dijadwal ulang hingga GBK selesai direnovasi??? Lalu yang kedua persija itu sulit mendapatkan izin bertanding dari kepolisian karena ulah supporternya sendiri, jadi jangan samakan dengan Persib yang setelah PON selesai bisa kembali menggunakan stadion di Bandung ataupun stadion lainnya di Jawa Barat.
Sementara terkait masalah wo pbfc saat gagal terbang ke serui ini saya kurang tahu apakah benar permohonan perubahan jadwal yang ditolak karena tiket yang memang sulit didapatkan atau kelalaian terkait pemesanan tiket pesawat ke serui, karena tim lain bisa bertandang ke serui sesuai dengan jadwal. Regulasi memang menjadi hal yang harus ditegakkan, akan tetapi yang menjadi pertanyaan saya adalah selama ini kalian kemana saja? Selama ISL (liga resmi dibawah FIFA) digelar sudah seringkali regulasi-regulasi ini ditabrak, contohnya tim yang tidak lolos verifikasi terkait penunggakan gaji tidak bisa mengikuti ISL, tapi akhirnya lolos-lolos juga, tanpa ada hukuman yang jelas, tak pernah seramai ini, apa mungkin karena tim-tim yang melanggar regulasi itu bukan Persib? Semoga saja teriakan tegakan regulasi ini berlanjut saat ISL sebagai liga resmi yang diakui FIFA bergulir kembali, bukan hanya sampai ISC yang bukan kompetisi resmi dan karena berkaitan dengan Persib.
Sedangkan masalah monopoli hak siar televisi itu harusnya tidak perlu dipermasalahkan, dibuat simple aja, sponsor mensponsori suatu kompetisi itu tentunya ingin meraih untung dari iklan yang mereka pasang, kenapa mereka memilih Persib yang bermain di prime time? Karena rating tv Persib memang jauh lebih tinggi daripada tim lainnya bahkan sering kali rating tv Persib mengalahkan rating sinetron-sinetron yang setiap hari merajai rating tv di Indonesia, jadi sudah sewajarnya mereka ingin produknya dilihat oleh banyak orang. Jika berbicara terkait pembagian uang dari hak siar televisi ini bukan perkara adil atau tidak adil, tapi memang sudah sewajarnya karena yang memiliki rating lebih tinggi akan mendapatkan uang yang lebih juga, selalu ingat ADIL BUKAN BERARTI SAMA RATA! Segala sesuatu itu harus sesuai, jika yang memiliki rating tinggi dibayar sama dengan yang ratingnya rendah, apakah itu yang namanya adil?.
Sebelum mengakhiri tulisan ini saya berpesan pada Bpk. Glen T. Sugita untuk memilih, mengurus Persib atau mengurus liga? Jangan pilih keduanya karena Persib akan selalu disebut anak emas jika tetap begitu, sedangkan PERSIB ITU LEBIH DARI EMAS BAGI BOBOTOH! Sekian tulisan atau lebih tepatnya curhatan saya terkait anak emas, mohon maaf bila ada pihak yang tersinggung.
Pencurhat merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara, yang tentunya merupakan anak emas di keluarga dan berakun twitter @AlbertWDNamara #HidupAnakEmas

Anak emas, julukan yang saat ini sedang ramai disematkan pada tim Persib Bandung pada kompetisi Indonesia Soccer Championship, hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan Glen T. Sugita selaku Direktur Utama PT Persib Bandung Bermartabat, yang merangkap sebagai Komisaris Utama PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC. Beberapa keputusan yang dikeluarkan pihak GTS terkait lisensi kepelatihan Djajang Nurdjaman, perubahan jadwal sepihak, serta terkait monopoli hak siar TV, memang cukup beralasan untuk memberikan julukan anak emas pada tim Persib Bandung, yang memang selalu menggEMASkan bila suatu berita terkait dengan tim kebanggaan warga Jabar ini.
Kita kembali pada julukan anak emas, julukan tersebut seringkali disematkan pada sesuatu yang special atau yang diutamakan, sebenarnya ini bukan kali pertama Persib dijuluki anak emas, masih ingat ketika Persib berhasil menjuarai Indonesia Super League 2014?, banyak yang bilang Persib anak emas PSSI, Juara settingan, Persib lemah tanpa PSSI, lalu ketika Persib menjuarai Piala Presiden 2015 julukan tersebut muncul kembali, Persib anak emas Mahaka, Persib lemah tanpa Mahaka, kini terulang kembali digelaran Indonesia Soccer Championship. Mungkin untuk tahun 2014 & 2015 kurang fakta yang akurat hingga hanya sebatas sindiran atas rasa iri, tapi ditahun 2016 ini Persib memang bisa dipojokan oleh tim lain, supporter lain, hingga media-media lainnya karena keberadaan Dirut PT. PBB didalam PT. GTS yang tentunya membuat orang-orang berpikir regulasi tidak akan tegas terhadap Persib.
Berbicara terkait regulasi, ok lah pihak GTS tidak tegas menegakan regulasi dalam gelaran Indonesia Soccer Championship ini, masalah lisensi kepelatihan Djajang Nurdjaman ini memang bisa diperdebatkan karena Djanur masih memiliki Recognition of Competence dari PT. Liga Indonesia sehingga dengan rekomendasi tersebut, pelatih dapat melatih di strata tertinggi, tetapi tidak berlaku untuk kompetisi AFC, mungkin yang didebatkan bahwa ISC bukan dibawah aturan PT. Liga Indonesia, akan tetapi ISC juga bukan liga resmi dari AFC/FIFA. Lalu masalah perubahan jadwal Persib melawan Pbfc terkait adanya PON sehingga Persib keberatan tidak bisa menggelar laga kandang di Bandung maupun stadion lainnya yang ada di Jawa Barat, menurut saya ini hal yang wajar karena bermain home adalah kesempatan untuk meraih poin penuh dengan dukungan penuh supporter.
Kemarin, saya baca berita diakun twitter official Pbfc, bahwa “Persib harusnya meniru Persija” maaf Persib bukan persija yang melepas laga kandang hanya mencari untung dari tiket saja, karena tujuan berkompetisi itu untuk menjadi juara yang diperoleh dari poin tertinggi bukan dari seberapa banyak tiket terjual, lagipula persija itu memang tidak bisa bertanding di Jakarta karena pertama GBK direnovasi dengan waktu yang cukup lama hingga akhir 2017 atau awal 2018 saya kurang tahu tepatnya tapi yang pasti itu memakan waktu yang cukup lama, apa harus laga persija dijadwal ulang hingga GBK selesai direnovasi??? Lalu yang kedua persija itu sulit mendapatkan izin bertanding dari kepolisian karena ulah supporternya sendiri, jadi jangan samakan dengan Persib yang setelah PON selesai bisa kembali menggunakan stadion di Bandung ataupun stadion lainnya di Jawa Barat.
Sementara terkait masalah wo pbfc saat gagal terbang ke serui ini saya kurang tahu apakah benar permohonan perubahan jadwal yang ditolak karena tiket yang memang sulit didapatkan atau kelalaian terkait pemesanan tiket pesawat ke serui, karena tim lain bisa bertandang ke serui sesuai dengan jadwal. Regulasi memang menjadi hal yang harus ditegakkan, akan tetapi yang menjadi pertanyaan saya adalah selama ini kalian kemana saja? Selama ISL (liga resmi dibawah FIFA) digelar sudah seringkali regulasi-regulasi ini ditabrak, contohnya tim yang tidak lolos verifikasi terkait penunggakan gaji tidak bisa mengikuti ISL, tapi akhirnya lolos-lolos juga, tanpa ada hukuman yang jelas, tak pernah seramai ini, apa mungkin karena tim-tim yang melanggar regulasi itu bukan Persib? Semoga saja teriakan tegakan regulasi ini berlanjut saat ISL sebagai liga resmi yang diakui FIFA bergulir kembali, bukan hanya sampai ISC yang bukan kompetisi resmi dan karena berkaitan dengan Persib.
Sedangkan masalah monopoli hak siar televisi itu harusnya tidak perlu dipermasalahkan, dibuat simple aja, sponsor mensponsori suatu kompetisi itu tentunya ingin meraih untung dari iklan yang mereka pasang, kenapa mereka memilih Persib yang bermain di prime time? Karena rating tv Persib memang jauh lebih tinggi daripada tim lainnya bahkan sering kali rating tv Persib mengalahkan rating sinetron-sinetron yang setiap hari merajai rating tv di Indonesia, jadi sudah sewajarnya mereka ingin produknya dilihat oleh banyak orang. Jika berbicara terkait pembagian uang dari hak siar televisi ini bukan perkara adil atau tidak adil, tapi memang sudah sewajarnya karena yang memiliki rating lebih tinggi akan mendapatkan uang yang lebih juga, selalu ingat ADIL BUKAN BERARTI SAMA RATA! Segala sesuatu itu harus sesuai, jika yang memiliki rating tinggi dibayar sama dengan yang ratingnya rendah, apakah itu yang namanya adil?.
Sebelum mengakhiri tulisan ini saya berpesan pada Bpk. Glen T. Sugita untuk memilih, mengurus Persib atau mengurus liga? Jangan pilih keduanya karena Persib akan selalu disebut anak emas jika tetap begitu, sedangkan PERSIB ITU LEBIH DARI EMAS BAGI BOBOTOH! Sekian tulisan atau lebih tepatnya curhatan saya terkait anak emas, mohon maaf bila ada pihak yang tersinggung.
Pencurhat merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara, yang tentunya merupakan anak emas di keluarga dan berakun twitter @AlbertWDNamara #HidupAnakEmas

Laaaah…piraanan turnamen meni kudu lisensi-lisensian AFC A sagala rupa nu nu penting pelatih lesensina teu bodong
Rek tuluy kamana mun jadi juara hah ?
Justru didieu masalah nu mendasarna. Terlepas turnamen resmi atawa teu resmi.
Wajar ceuk kuring lamun kudu aya sarat lisensi A. Pan ieu teh turnamen ‘kasta tertinggi’ di indonesia.
Lian ti eta, hal ieu teh bakal jadi standar baru pikeun para pelatih di indonesia nu hayang nangani klub level atas.
Kahareupna bakal nimbulkeun persaingan nu sehat tur kompeten.
Ulah alergi ku hal baru, ai geus puguh alusmah.
Secara akal sehat, semakin tinggi lisensi, semakin loba elmu nu diserap ku pelatih…
Kitu tah panginten mang uhe,,,
tahh eta,,,,,,,!!!!!!!!!!
pinter oge manehk euy,,,
alus lah otakna, meuli dimana ??
engke bejaan heu,euh,,,
ayeuna mah, urang rek ngarep, sugan weh atuh engke persib dilatih ku guardiola.
nya balik atuhk ka imah ari geuz juara mah ,, rek naon deuii??
rek ngajedog wae di stadion kitu ? nugguan hadiah nepi ka cair,,,,?
lieur si uhe mah ,,,
Nu puguh mah loba nu sirik ka Persib da klub lain mah moal ay nu bisa nyaruaan ka Persib, Di mana Persib maen di dinya ay Bobotoh masing maen di luar negeri og pasti ay Bobotoh semoga Persib Juara semangat terus Siib……
ang, ari maneh teh jadi heunteu , kawin jeung indung maneh tehh ?
terus parahuna kumaha ? parahuna jadi gunung kitu ? da ditingali tingali teh, eta gunung, ciga parahu nu ditangkubkeun. naha beut bisa kitu nya ?
Tapi mun tiap malam jum’at mah sok nangkarak heula eta gunung teh, soalna pan salakina balik cenah…
Sareuri atuh euy lah, pan urg ieu teh ngabodor..
hahaha, tahh uranx seuri jang manehk dol, uranx mah watir kamanehh,,,
kurang bageur naon sok uranx ??
Terima kasih kisanak,,haeuh cuma maneh mungkul borak nu bageur ka urg didieu mah. Lolobana mah nungararambeuk ka urg teh. Siga anak tere urang mah beak dicarekan ku bobotoh sajati..padahal salah urg naon coba? Da bageur urang mah keur kasep teh..
Urang ge hayang seuri ieu teh, ngan kagok keur rapat keneh ke we wa andol ari beres rapat nya…
seuri ah//////goakkkkkkkkk
Padahal nu ayeuna sirik ka persib teh, anu bareto sok “dibantuan” ku oknum wasit. Eta mah sami sareng MALING teriak maling.
Mikir siah
saha ari maneh , nu sok di bantuan ku wasit teh??
anak2 samarinda lain?? ngomong wehh PBFC kituh,
meni ciga nu sensor kitu maneh mah ngomong teh.
Taaaaah eta kang,anu nepikeun tim lain embung jadi juara grup pedah bakal panggih jeung tim eta,kuduna mh mikir nepi kadinya,sarua jeung maling teriak bangsat c Nabil gendut mh
Nya haeuh diurang mah asa loba pisan toleransina lah,komo boga orang jero mah,,iraha rek maju na atuh.ari ngeutem wae mah.
hahahaha…. haduhh… haduhh…
meni nepi ka nyeuri kieu… hayang seuri, ningali eta komen kang borax jeung gandol, meni ampir di tiap postingan. can pernah absen ngabodor.
naha lain ngiluan stend ap komedi atuh? ane mah yakin, pasti juara tah!!!
Ari mang lejeun kumaha atuh karunya pan geus berjasa mawa juara eta teh. Kudu kaluar ari guardiola asup mah. Jaba guardiola mah da hyg nuturkeun liga batur pelatih teh rangkap jabatan jeung menejer,atuh aya duaan nu kudu kaluar teh.
Aaaah maneh mah sok kitu euy ka uing teh,,,!!!
Ai si borak diaku bageur kumaneh,,,
Ai uing henteu,,,
Ah urang mah sok sararedih ai geus kieu teh,,,,
Sok hayang nyusu deui kanu dot,,,!!!
Kamu mah jahat dol,,,!!!
Jeup jang jeup..Bongan maneh naha teu seuri jiga si borak atuh,.ari sedih mah sarua urang oge sok dicarekan wae ku bobotoh sajati sunda asli
Sarua sok hayang nyusu deui ka doi ,,eeh kanu dot.
uyuhan posisi di tengah wae disebut anak emas, kumaha lamun posisi kahiji…mun anak emas mah moal mungkin beres maen ti papua langsung ka padang, ngarenghab heula ka bandung terus ka papua deui…
laahhhh tong jadi hariwang lahhh,,,,nu penting mah,,,ti operator turnamen cek beja rek dibere ,,5 atw 15 milyar nya,,,,keur Persib sbgai tim terlaku,,,lumayan tahhh keur meuli CLBK(Cilok Lezat Bertabur Kacang)
15% tina total pembagian hak siar (15 miliar totalna), pami teu lepat mah. Berarti sekitar 2,sekian miliar.
Sumber detik.
Bae da moal kabere urang mah ah…
Rek dicalana deui we jang ah
Rek kitu rek kie tong di denge,, nu penting aya persib maen eleh meunang lalajo.
“Operator (GTS) hanya mengakomodir keinginan klub-klub tertentu, sementara klub-klub lain ditegas-tegasin dengan peraturan. Kenapa harus begini? Apa perlu kita punya saham dulu biar bisa jadi anak emas?” tambahnya. – Head Media Officer PBFC, Abe Hedly Sundana
https://www.topiktrend.com/2016/08/30/pbfc-sindir-persib-dan-operator-isc/
Nantang eta mah nya,,,,
Nya ai gaduh acis mah,,,
Teu masalah bilih bade nyimpen saham mah,,,,
fakta yang berbicara, persib diistimewakan gts. tulisan di atas hanya pembelaan dari kubu bandung, tp dari pengamatan kacamata surabaya, sudah sangat jelas.