(Arena Bobotoh) Liga 1, Masa Kegelapan Untuk Persib Bandung
Monday, 13 November 2017 | 13:35
Alhamdulillah, gelaran Liga 1 Gojek Traveloka 2017 telah usai. Beragam kontroversi serta denda uang dan hukuman lebih menonjol ketimbang aspek lain yang tentunya lebih layak di tampilkan. Bhayangkara fc menjadi kampiun setelah sempat bersaing ketat jelang akhir kompetisi bersama beberapa tim lainnya sementara tiga tim dipastikan turun kasta ke Liga 2 yakni persegres gresik united, persiba Balikpapan, dan semen padang. Apa kabar dengan sang juara bertahan persib bandung? Tim kebanggaan kami diluar dugaan ternyata harus finish di posisi yang sejujurnya tidak layak yakni posisi ke 13, sungguh pilu memang menilik pencapaian persib bandung di gelaran Liga 1 ini, bukannya bersaing di papan atas justru malah terjebak dalam zona kelam degradasi.
Kecewa, marah, kesal, semua menjadi satu dan itulah yang dirasakan oleh para bobotoh se alam dunia jika melihat persib saat ini. target juara yang di usung sebelum kompetisi dimulai ditambah jor-joran dalam mendatangkan pemain bintang level patbelas semakin menguatkan optisme bobotoh, puncaknya launching tim mewah layaknya sebuah kesebelasan yang siap bertarung untuk bersaing menjadi jawara di akhir musim. Namun yang terjadi nyatanya tidak demikian, menjadi juara ibarat sebuah khayalan yang dalam kenyataannya justru terasa sangat amat menyakitkan.
Pemain bintang ternyata tidak memberikan efek yang signifikan, justru kesempatan yang diberikan kepada mereka tidak berbalas pada hasil yang di inginkan. Pemain bintang yang di anggap memiliki kelebihan hingga garansi masuk strating eleven terus dilakukan walau sudah terlihat tidak mampu berbuat apa-apa. Bukanlah malah memberikan penampilan terbaik justru malah membunuh karir talenta lokal yang secara otomatis menit bermain mereka terganjal oleh nama besar si pemain bintang.
Beragam persoalan datang silih berganti, mulai dari pelatih hingga pemain. Sang legenda hidup djajang nurjaman yang dipilih kembali menjadi arsitek maung bandung harus mundur ditengah jalan karena dinilai tidak memuaskan. Pemain yang di datangkan awal musim dengan label marquee player pun dipaksa angkat koper dari kota kembang karena jauh dari ekspektasi.
Kini kompetisi yang penuh intrik itu telah usai, persib yang secara jujur harus di akui telah menorehkan noda hitam di persepakbolaan Indonesia. Sindiran sebagai tim remis yang sempat melekat jelang akhir kompetisi terasa amat menyakitkan, kebanggaan kami yang dulu begitu perkasa kini dijadikan guyonan beberapa kalangan. Slogan Golden Ngerakeun yang terus di teriakan oleh bobotoh adalah bentuk ketidak puasan yang cukup berasalan, ini harus jadi pembelajaran untuk manajemen persib agar musim depan tidak sembrono dalam hal membeli pemain. Apalah artina kesebelasan yang dihuni oleh deretan pemain bintang namun tidak memberikan impact untuk tim itu sendiri.
Terimakasih untuk para pemain yang selalu bermain jeung getihna selama kompetisi, semoga di kompetisi tahun depan prestasi mampu kembali diraih untuk membalas kesetiaan bobotoh dan nama besar persib itu sendiri.
Ditulis oleh Bobotoh dengan akun Twitter @HardlineBobotoh

Alhamdulillah, gelaran Liga 1 Gojek Traveloka 2017 telah usai. Beragam kontroversi serta denda uang dan hukuman lebih menonjol ketimbang aspek lain yang tentunya lebih layak di tampilkan. Bhayangkara fc menjadi kampiun setelah sempat bersaing ketat jelang akhir kompetisi bersama beberapa tim lainnya sementara tiga tim dipastikan turun kasta ke Liga 2 yakni persegres gresik united, persiba Balikpapan, dan semen padang. Apa kabar dengan sang juara bertahan persib bandung? Tim kebanggaan kami diluar dugaan ternyata harus finish di posisi yang sejujurnya tidak layak yakni posisi ke 13, sungguh pilu memang menilik pencapaian persib bandung di gelaran Liga 1 ini, bukannya bersaing di papan atas justru malah terjebak dalam zona kelam degradasi.
Kecewa, marah, kesal, semua menjadi satu dan itulah yang dirasakan oleh para bobotoh se alam dunia jika melihat persib saat ini. target juara yang di usung sebelum kompetisi dimulai ditambah jor-joran dalam mendatangkan pemain bintang level patbelas semakin menguatkan optisme bobotoh, puncaknya launching tim mewah layaknya sebuah kesebelasan yang siap bertarung untuk bersaing menjadi jawara di akhir musim. Namun yang terjadi nyatanya tidak demikian, menjadi juara ibarat sebuah khayalan yang dalam kenyataannya justru terasa sangat amat menyakitkan.
Pemain bintang ternyata tidak memberikan efek yang signifikan, justru kesempatan yang diberikan kepada mereka tidak berbalas pada hasil yang di inginkan. Pemain bintang yang di anggap memiliki kelebihan hingga garansi masuk strating eleven terus dilakukan walau sudah terlihat tidak mampu berbuat apa-apa. Bukanlah malah memberikan penampilan terbaik justru malah membunuh karir talenta lokal yang secara otomatis menit bermain mereka terganjal oleh nama besar si pemain bintang.
Beragam persoalan datang silih berganti, mulai dari pelatih hingga pemain. Sang legenda hidup djajang nurjaman yang dipilih kembali menjadi arsitek maung bandung harus mundur ditengah jalan karena dinilai tidak memuaskan. Pemain yang di datangkan awal musim dengan label marquee player pun dipaksa angkat koper dari kota kembang karena jauh dari ekspektasi.
Kini kompetisi yang penuh intrik itu telah usai, persib yang secara jujur harus di akui telah menorehkan noda hitam di persepakbolaan Indonesia. Sindiran sebagai tim remis yang sempat melekat jelang akhir kompetisi terasa amat menyakitkan, kebanggaan kami yang dulu begitu perkasa kini dijadikan guyonan beberapa kalangan. Slogan Golden Ngerakeun yang terus di teriakan oleh bobotoh adalah bentuk ketidak puasan yang cukup berasalan, ini harus jadi pembelajaran untuk manajemen persib agar musim depan tidak sembrono dalam hal membeli pemain. Apalah artina kesebelasan yang dihuni oleh deretan pemain bintang namun tidak memberikan impact untuk tim itu sendiri.
Terimakasih untuk para pemain yang selalu bermain jeung getihna selama kompetisi, semoga di kompetisi tahun depan prestasi mampu kembali diraih untuk membalas kesetiaan bobotoh dan nama besar persib itu sendiri.
Ditulis oleh Bobotoh dengan akun Twitter @HardlineBobotoh

#Persibjuaradrama
suatu kewajaran bahwa tidak selamanya kita itu berada dalam satu kondisi instan. Kadang jaya kadang terpuruk. yang penting jadi pelajran untuk menentukan langkah ke depan yang lebih baik