(Arena Bobotoh) Kebutuhan Taktikal atau Kepentingan Bisnis, Sib?
Wednesday, 15 March 2017 | 20:14
Selasa, 14 Maret 2017 menjadi akhir dari sayembara pencarian AMF asing idaman Coach Djanur. Sayembara dimulai setelah Sang Entrenador Djadjang Nurjaman menyatakan tidak membutuhkan kembali tenaga Marcos Flores di akhir turnamen liga kopi 2016 karena tidak masuk kriteria yang diinginkan Djanur. Beberapa AMF asing sempat berdatangan mencoba peruntungan untuk bermain bagi maung Bandung. Dari kedatangan sang kreator asal Brazil Alex “si Putra yang Tertukar” William Costa, kemudian di php-keun oleh Vitor Saba “The Kidal men” yang lebih memilih menemani istrinya yang sedang hamil, rumor pemain sekelas Ronaldinho yang gagal bergabung karena jadi duta Barcelona F.C, Willie Overtoom, Livaja, dan Lofquist yang dipulangkan padahal geus jauh jauh datang ti Eropa, dan terakhir Erick Weeks yang penampilannya tidak sesuai ekspetasi hingga kontraknya tidak diperpanjang untuk Liga 1. Semua pemain trial gagal bergabung dengan persib karena penampilan mereka tidak sesuai dengan keinginan dan kriteria Coach Djanur. Kecuali dua pemain, Vitor Saba dan Ronaldinho yang gagal bergabung karena faktor non teknis. Selanjutnya banyak spekulasi bertebaran di media online mengenai pemain asing level dunia yang akan bergabung dengan Persib.
Hingga akhirnya bertepatan dengan hari jadi Persib yang ke 84 menejemen mengumumkan pemain asing baru. Ya. MICHAEL ESSIEN! BOOM! Media online ataupun televisi seantero negeri memberitakan seorang pemain top level dunia bergabung dengan Persib Bandung. Rasanya memang seperti mimpi. Tim kebanggaan bobotoh kedatangan mantan pemain Chelsea, Real Madrid, AC Milan dan Timnas Ghana ini. Bukan lagi pemain asing medioker yang datang untuk trial, namun pemain kelas dunia yang penuh dengan pengalaman dan gelar juara kelas atas. Terlepas dari euforia kedatangannya, muncul satu pertanyaan penting. Apakah Essien solusi tepat bagi Persib saat ini? Mengingat kriteria yang diinginkan Djanur bagi AMF Persib nantinya adalah selain seorang playmaker yang penuh kreatifitas dia juga harus bisa melewati lawan dalam skema one on one, memiliki tendangan bebas aduhai, dan bisa mencetak gol ketika sang striker sedang minim gol. Ataupun akhir-akhir ini malah Djanur menginginkan seorang striker yang bisa turun ke bawah untuk mencari bola (non target man) sekaligus bisa menjadi AMF. Bahkan Djanur pun menyebut dia sudah mengantongi 4 nama yang berasal dari Amerika Latin dan Eropa. Rasanya bila mengerucut kepada kriteria dan kisi-kisi yang diberikan Djanur sama sekali tidak terduga yang datang adalah seorang Michael Essien.
Karena Essien adalah seorang gelandang yang berposisi sebagai CMF atau kadang dia bermain sebagai Holding Midfield. Di atas lapangan pun dia bukan pemain seperti Eden Hazard yang agresif menyerang melewati lawan atau memiliki tendangan bebas mematikan layaknya Toni Kroos. Dia lebih bermain sebagai breaker atau pemutus serangan lawan seperti yang ditunjukkan pada saat dia bermain di Chelsea ataupun Real Madrid. Sedangkan di Persib tugas breaker sudah mampu di emban oleh MasHar 24, Kim kuncir ataupun maung ngora Ahmad Subagja Baasith. Meskipun nantinya Essien diproyeksikan sebagai AMF, akankah penampilannya lebih memuaskan dibanding mencari pemain lain dengan posisi AMF murni dan usia yang lebih muda?. Dengan mahar kurang lebih 11 Milyar Rupiah seperti yang dilansir situs TransferMarkt.com maka rasanya agak mubazir mengontrak pemain yang sepertinya kurang tepat dengan kebutuhan Persib. Mungkin bila boleh berandai-andai sebelum perkerutan Essien terjadi dan regulasi liga berubah menjadi 3+1, dengan uang sebanyak itu alangkah indahnya jika menejemen membelanjakannya untuk mengontrak Ricardinho sebagai AMF, membajak Marcel Sacramento dari Semen Padang sebagai juru gedor kemudian menambal lini belakang dengan mengontrak Fachrudin Aryanto dari Madura United lalu sisanya mungkin bisa disisihkan untuk membeli bus baru bagi pemain. Lebih efektif dan masuk dengan konsep yang diinginkan Djanur bukan? Tapi mungkin menejemen dan jajaran pelatih memiliki pertimbangan yang lain dalam saga transfer Persib menuju Liga 1 2017 ini.
Dari segi bisnis dan industri sepakbola kedatangan Michael Essien nampaknya akan memberikan efek yang signifikan bagi Persib Bandung maupun sepakbola Indonesia itu sendiri. Dengan tidak adanya lagi dana APBD bagi klub, mau tidak mau klub harus hidup mandiri dari hasil Sponsorship. Ditambah baru saja lepasnya sanksi FIFA kepada PSSI yang membuat klub agak kesulitan mencari sponsor. Namun dengan adanya pemain level dunia di suatu klub tentu saja memudahkan klub itu sendiri untuk menggaet sponsor sebagai modal kehidupan di Liga 1 nanti. Meskipun sebenernya bagi tim sebesar Persib akan mudah mendapatkan sponsor tanpa pemain level dunia sekalipun seperti yang sudah terjadi musim-musim sebelumnya. Mungkin menejemen memiliki target tersendiri bagi Persib dengan rela menggelontorkan uang kurang lebih 11 Milyar Rupiah untuk seorang pemain. Terlebih saat ini sepakbola bukan hanya hiburan semata, tetapi sudah masuk ke dalam dunia industri. Sepakbola kini menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Baik dari pemain itu sendiri, agen pemain, sponsorship, marketing klub hingga penjual merchandise berbau klub. Apalagi dengan merapatnya Michael Essien ke Persib Bandung mungkin akan membuat penjualan merchandise Persib meningkat pesat. Namun tetap perekrutan pemain tidak hanya didasarkan pada keuntungan bisnis semata. Paling utama yang harus dipertimbangkan adalah kebutuhan taktikal tim. Jadi, apakah perekrutan Michael Essien merupakan murni kebutuhan taktikal tim atau kepentingan bisnis semata, Sib?
Mungkin hanya menejemen dan jajaran pelatih yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Kita tunggu saja hasil dari rencana besar yang disiapkan menejemen dan coach Djanur. Apakah akan menggunakan formasi 4-6-0? Atau 3-7-0? Secara yang dibutuhkan adalah seorang striker atau AMF tapi nu datangna CMF. Numpuk atuh Coach! Tapi semoga saja coach Djanur memiliki strategi yang indah dengan masuknya Essien. Karena kita selalu percaya Djanur memiliki sejuta taktik bagi kemajuan Persib. Juga semoga saja permainan Essien kembali pada massa jayanya seperti pada saat di Chelsea atau kalaupun nantinya under perform (naudzubillahhimindzalik) tetap memberikan dampak positif dengan memberikan tutor yang tak terlupakan bagi Gian Zola atau Ahmad Baasith. Semoga saja perekrutan Michael Essien tidak hanya untuk kepentingan bisnis semata, namun berjalan beriringan dengan kebutuhan taktikal tim yang dibutuhkan Persib. Semoga. Hidup Persib!
Ditulis oleh seorang pecinta sepakbola yang sedang gemar menulis namun sulit untuk menabung. Dapat ditenjo di akun twitter @luthfihazazi dan akun ig @luthfifarisan

Selasa, 14 Maret 2017 menjadi akhir dari sayembara pencarian AMF asing idaman Coach Djanur. Sayembara dimulai setelah Sang Entrenador Djadjang Nurjaman menyatakan tidak membutuhkan kembali tenaga Marcos Flores di akhir turnamen liga kopi 2016 karena tidak masuk kriteria yang diinginkan Djanur. Beberapa AMF asing sempat berdatangan mencoba peruntungan untuk bermain bagi maung Bandung. Dari kedatangan sang kreator asal Brazil Alex “si Putra yang Tertukar” William Costa, kemudian di php-keun oleh Vitor Saba “The Kidal men” yang lebih memilih menemani istrinya yang sedang hamil, rumor pemain sekelas Ronaldinho yang gagal bergabung karena jadi duta Barcelona F.C, Willie Overtoom, Livaja, dan Lofquist yang dipulangkan padahal geus jauh jauh datang ti Eropa, dan terakhir Erick Weeks yang penampilannya tidak sesuai ekspetasi hingga kontraknya tidak diperpanjang untuk Liga 1. Semua pemain trial gagal bergabung dengan persib karena penampilan mereka tidak sesuai dengan keinginan dan kriteria Coach Djanur. Kecuali dua pemain, Vitor Saba dan Ronaldinho yang gagal bergabung karena faktor non teknis. Selanjutnya banyak spekulasi bertebaran di media online mengenai pemain asing level dunia yang akan bergabung dengan Persib.
Hingga akhirnya bertepatan dengan hari jadi Persib yang ke 84 menejemen mengumumkan pemain asing baru. Ya. MICHAEL ESSIEN! BOOM! Media online ataupun televisi seantero negeri memberitakan seorang pemain top level dunia bergabung dengan Persib Bandung. Rasanya memang seperti mimpi. Tim kebanggaan bobotoh kedatangan mantan pemain Chelsea, Real Madrid, AC Milan dan Timnas Ghana ini. Bukan lagi pemain asing medioker yang datang untuk trial, namun pemain kelas dunia yang penuh dengan pengalaman dan gelar juara kelas atas. Terlepas dari euforia kedatangannya, muncul satu pertanyaan penting. Apakah Essien solusi tepat bagi Persib saat ini? Mengingat kriteria yang diinginkan Djanur bagi AMF Persib nantinya adalah selain seorang playmaker yang penuh kreatifitas dia juga harus bisa melewati lawan dalam skema one on one, memiliki tendangan bebas aduhai, dan bisa mencetak gol ketika sang striker sedang minim gol. Ataupun akhir-akhir ini malah Djanur menginginkan seorang striker yang bisa turun ke bawah untuk mencari bola (non target man) sekaligus bisa menjadi AMF. Bahkan Djanur pun menyebut dia sudah mengantongi 4 nama yang berasal dari Amerika Latin dan Eropa. Rasanya bila mengerucut kepada kriteria dan kisi-kisi yang diberikan Djanur sama sekali tidak terduga yang datang adalah seorang Michael Essien.
Karena Essien adalah seorang gelandang yang berposisi sebagai CMF atau kadang dia bermain sebagai Holding Midfield. Di atas lapangan pun dia bukan pemain seperti Eden Hazard yang agresif menyerang melewati lawan atau memiliki tendangan bebas mematikan layaknya Toni Kroos. Dia lebih bermain sebagai breaker atau pemutus serangan lawan seperti yang ditunjukkan pada saat dia bermain di Chelsea ataupun Real Madrid. Sedangkan di Persib tugas breaker sudah mampu di emban oleh MasHar 24, Kim kuncir ataupun maung ngora Ahmad Subagja Baasith. Meskipun nantinya Essien diproyeksikan sebagai AMF, akankah penampilannya lebih memuaskan dibanding mencari pemain lain dengan posisi AMF murni dan usia yang lebih muda?. Dengan mahar kurang lebih 11 Milyar Rupiah seperti yang dilansir situs TransferMarkt.com maka rasanya agak mubazir mengontrak pemain yang sepertinya kurang tepat dengan kebutuhan Persib. Mungkin bila boleh berandai-andai sebelum perkerutan Essien terjadi dan regulasi liga berubah menjadi 3+1, dengan uang sebanyak itu alangkah indahnya jika menejemen membelanjakannya untuk mengontrak Ricardinho sebagai AMF, membajak Marcel Sacramento dari Semen Padang sebagai juru gedor kemudian menambal lini belakang dengan mengontrak Fachrudin Aryanto dari Madura United lalu sisanya mungkin bisa disisihkan untuk membeli bus baru bagi pemain. Lebih efektif dan masuk dengan konsep yang diinginkan Djanur bukan? Tapi mungkin menejemen dan jajaran pelatih memiliki pertimbangan yang lain dalam saga transfer Persib menuju Liga 1 2017 ini.
Dari segi bisnis dan industri sepakbola kedatangan Michael Essien nampaknya akan memberikan efek yang signifikan bagi Persib Bandung maupun sepakbola Indonesia itu sendiri. Dengan tidak adanya lagi dana APBD bagi klub, mau tidak mau klub harus hidup mandiri dari hasil Sponsorship. Ditambah baru saja lepasnya sanksi FIFA kepada PSSI yang membuat klub agak kesulitan mencari sponsor. Namun dengan adanya pemain level dunia di suatu klub tentu saja memudahkan klub itu sendiri untuk menggaet sponsor sebagai modal kehidupan di Liga 1 nanti. Meskipun sebenernya bagi tim sebesar Persib akan mudah mendapatkan sponsor tanpa pemain level dunia sekalipun seperti yang sudah terjadi musim-musim sebelumnya. Mungkin menejemen memiliki target tersendiri bagi Persib dengan rela menggelontorkan uang kurang lebih 11 Milyar Rupiah untuk seorang pemain. Terlebih saat ini sepakbola bukan hanya hiburan semata, tetapi sudah masuk ke dalam dunia industri. Sepakbola kini menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Baik dari pemain itu sendiri, agen pemain, sponsorship, marketing klub hingga penjual merchandise berbau klub. Apalagi dengan merapatnya Michael Essien ke Persib Bandung mungkin akan membuat penjualan merchandise Persib meningkat pesat. Namun tetap perekrutan pemain tidak hanya didasarkan pada keuntungan bisnis semata. Paling utama yang harus dipertimbangkan adalah kebutuhan taktikal tim. Jadi, apakah perekrutan Michael Essien merupakan murni kebutuhan taktikal tim atau kepentingan bisnis semata, Sib?
Mungkin hanya menejemen dan jajaran pelatih yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Kita tunggu saja hasil dari rencana besar yang disiapkan menejemen dan coach Djanur. Apakah akan menggunakan formasi 4-6-0? Atau 3-7-0? Secara yang dibutuhkan adalah seorang striker atau AMF tapi nu datangna CMF. Numpuk atuh Coach! Tapi semoga saja coach Djanur memiliki strategi yang indah dengan masuknya Essien. Karena kita selalu percaya Djanur memiliki sejuta taktik bagi kemajuan Persib. Juga semoga saja permainan Essien kembali pada massa jayanya seperti pada saat di Chelsea atau kalaupun nantinya under perform (naudzubillahhimindzalik) tetap memberikan dampak positif dengan memberikan tutor yang tak terlupakan bagi Gian Zola atau Ahmad Baasith. Semoga saja perekrutan Michael Essien tidak hanya untuk kepentingan bisnis semata, namun berjalan beriringan dengan kebutuhan taktikal tim yang dibutuhkan Persib. Semoga. Hidup Persib!
Ditulis oleh seorang pecinta sepakbola yang sedang gemar menulis namun sulit untuk menabung. Dapat ditenjo di akun twitter @luthfihazazi dan akun ig @luthfifarisan

Teu masalah.. bisa maen false nine kok mun euweuh targetman, essien bisa jadi double pivot jng mashar, hareupeunna bisa zola/dedi.. kim bisa. Switch jng mashar..
coach sudah bilang bahwa Essien ini bisa main di posisi AMF karena dia bisa drible, bisa menahan bola dan bahkan bisa membuat gol. coba kita lihat cuplikan permainannya yang tersebar di media internet, golnya bagus-bagus. selain itu memang jelas pembelian Essien ini terkait bisnis, la karena Persib adalah harus hidup dan maju. Jadi tak ada keraguan dengan pembelian Essien ini. Patut bersyukur, setidaknya nama Persib dikenal dunia Internasional lagi.
Tah ieu hasil janur guguru di itali teh, mangga di perhatoskeun mun nu ngaraos sok nongton menbal ti negeri itali, aya juventus sareng inter milan anu numpukeun jumlah pemaen tengah, di juventus aya 10 Midfielder sareng 3 striker, di inter milan oge sami aya 9 Midfielder sareng 3 striker, ayeuna di persib kagungan 8 gelandang + ayeuna nambihan 1 essien sareng 2 striker, tah upami regulasi janten 3+1,persib nambihan gelandang naturalisasi 1, sareng striker 1, atos pas sareng rencana transfer maitimo ka persib, di persib janten kagungan 9 gelandang + 3 striker, tong hilap oge di jerman aya Munchen nu numpukeun pemaen tengah, di inggris aya Man utd,Liverpool,Arsenal, di spanyol aya barca, valencia,madrid, urang sebagai bobotoh mah kedahna bersukur, persib ayeuna tos mulai meniru gaya main ti tim top eropa, berarti persib teh tos maju ayeuna mah, jeung deui hasil guguru coach janur ka itali teh aya hasilna, mangga di emutan
Bener pisan Mang…. Ngarekrut Essien moal rugi…. tingali we pas maen mangprang tah lini tengah PERSIB Matak soak jang Kontestan Liga 1 alias liga Go-jek
HIDUP PERSIB