(Arena Bobotoh) Kartu Kuning dan Gelagat Frustasi Ezechiel N’Douasel
Friday, 08 November 2019 | 15:12
Sejauh ini, ada dua pemain yang paling banyak mengoleksi kartu kuning untuk Persib Bandung pada Liga 1 2019, yakni Achmad Jufriyanto dengan koleksi 8 kartu kuning dan Ezechiel N’Douasel berjumlah 9 kartu kuning.
Nama terakhir menjadi menarik karena Eze–sapaan karib Ezechiel N’Douasel–merupakan seorang striker. Cukup beruntung, catatan 9 kartu kuning sang penyerang diimbangi dengan torehan golnya yang juga berada di angka 9. Eze pun menjadi pencetak gol paling banyak untuk Persib bersama Febri Hariyadi hingga pekan ke-27 Liga 1 2019.
Ada fakta unik mengenai 9 kartu kuning yang diperoleh oleh Eze. Pertama, 7 -kartu kuning yang dikoleksi Eze lahir pada babak kedua dan 2 sisanya pada babak pertama. Hal tersebut jika ditarik pada tugas Eze sebagai penyerang, mengindikasikan sang striker menunjukkan gelagat frustasi karena sukar untuk mencetak gol ke gawang lawan di babak pertama.
Fakta kedua dan mempertebal indikasi Eze frustasi karena susah membobol gawang lawan, diaktualisasikan olehnya dengan melakukan diving untuk mencari penalti; 3 kartu kuning yang didapatnya karena ‘ulah’ divingnya tersebut. Tercatat, ia melakukan diving dan berbuah kartu kuning ketika melawan Persipura (menit 54), Tira Persikabo (menit 73), dan Madura United (menit 71), ketiga pertandingan tersebut Persib bertindak sebagai tuan rumah.
Berbicara mengenai sisa kartu kuning yang dikoleksi Eze pun sebenarnya mubazir. 3 kartu kuning didapatnya karena bersitegang dengan pemain lain (Semen Padang, Persija dan Madura United), satu protes ke wasit (Bali United) dan dua lainnya karena ia melanggar pemain lawan, yakni Mark Klok (PSM) dan Joko Ribowo (PSIS).
Fakta di atas berbanding lurus dengan catatan gol Eze selama ia mendapat kartu kuning dari 9 pertandingan berbeda. Dari 9 pertandingan tersebut, penyerang asal Chad hanya mampu mencetak 3 gol, satu di antaranya lewat tendangan penalti.
Seiring dengan buruknya penampilan Eze, buruk pula posisi Persib di klasemen sementara Liga 1 pada putaran pertama.
Namun, sedikit demi sedikit watak Eze yang cenderung gampang frustasi mulai membaik ketika memasuki putaran kedua. Hanya 2 kartu kuning (lawan Madura United dan PSIS) yang didapatinya ketika memasuki putaran kedua, dari total 9 kartu kuning yang dikantonginya.
Baiknya kelakuan Eze di tengah lapangan pada putaran kedua sejalan dengan pencapainnya dalam mencetak gol. Setidaknya, dari 6 kali bermain di putaran kedua, sang penyerang sudah mengemas 5 gol.
Angka ini berbeda dengan kiprahnya di putaran pertama, pada 14 kali kesempatan bermain, Eze hanya mampu mencetak 4 gol.
Gelagat frustasi yang menghasilkan banjir kartu kuning untuk Eze pada putaran pertama memang tidak sepenuhnya karena kesalahan ia seorang. Banyak faktor yang melatarbelakanginnya, semisal teman duet di lini depan yang sering berganti-ganti dan pelatih kepala Robert Alberts yang belum menemukan formula tepat di dimensi tengah Persib. Dua hal tersebut yang sering membuat Eze mencari bola ke tengah dan seakan bertarung sendiri di depan.
Memasuki putaran kedua dan masuknya 3 penggawa asing baru, membuat Eze menemukan partner di depan, bersama Kevin Kippersluis. Serta lini tengah Maung Bandung yang kian solid dengan duet Omid Nazari dan Abdul Aziz. Membuat Eze tak perlu repot untuk mencari bola jauh ke belakang.
Selain itu, hadirnya pemain baru membuat permainan Persib membaik dan sejalan dengan membaiknya penampilan Eze di tengah lapangan. Pemain yang dijuluki ‘King’ ini mulai menunjukkan sikap dewasa dan mengurangi bahasa tubuh yang bisa menyebabkan ia diganjar kartu kuning ketika bertanding.
Persib pun pelan tapi pasti mulai menemukan penampilan konsisten pada putaran kedua, setidaknya sejauh ini dari 9 pertandingan, Maung Bandung berhasil 5 kali menang, 3 kali imbang dan hanya sekali menelam kekalahan.
Ditulis oleh Insan Fazrul Bobotoh ganteng yang sedang mencari teman hidup. Aktif dengan akun Twitter @insan_fazrul

Sejauh ini, ada dua pemain yang paling banyak mengoleksi kartu kuning untuk Persib Bandung pada Liga 1 2019, yakni Achmad Jufriyanto dengan koleksi 8 kartu kuning dan Ezechiel N’Douasel berjumlah 9 kartu kuning.
Nama terakhir menjadi menarik karena Eze–sapaan karib Ezechiel N’Douasel–merupakan seorang striker. Cukup beruntung, catatan 9 kartu kuning sang penyerang diimbangi dengan torehan golnya yang juga berada di angka 9. Eze pun menjadi pencetak gol paling banyak untuk Persib bersama Febri Hariyadi hingga pekan ke-27 Liga 1 2019.
Ada fakta unik mengenai 9 kartu kuning yang diperoleh oleh Eze. Pertama, 7 -kartu kuning yang dikoleksi Eze lahir pada babak kedua dan 2 sisanya pada babak pertama. Hal tersebut jika ditarik pada tugas Eze sebagai penyerang, mengindikasikan sang striker menunjukkan gelagat frustasi karena sukar untuk mencetak gol ke gawang lawan di babak pertama.
Fakta kedua dan mempertebal indikasi Eze frustasi karena susah membobol gawang lawan, diaktualisasikan olehnya dengan melakukan diving untuk mencari penalti; 3 kartu kuning yang didapatnya karena ‘ulah’ divingnya tersebut. Tercatat, ia melakukan diving dan berbuah kartu kuning ketika melawan Persipura (menit 54), Tira Persikabo (menit 73), dan Madura United (menit 71), ketiga pertandingan tersebut Persib bertindak sebagai tuan rumah.
Berbicara mengenai sisa kartu kuning yang dikoleksi Eze pun sebenarnya mubazir. 3 kartu kuning didapatnya karena bersitegang dengan pemain lain (Semen Padang, Persija dan Madura United), satu protes ke wasit (Bali United) dan dua lainnya karena ia melanggar pemain lawan, yakni Mark Klok (PSM) dan Joko Ribowo (PSIS).
Fakta di atas berbanding lurus dengan catatan gol Eze selama ia mendapat kartu kuning dari 9 pertandingan berbeda. Dari 9 pertandingan tersebut, penyerang asal Chad hanya mampu mencetak 3 gol, satu di antaranya lewat tendangan penalti.
Seiring dengan buruknya penampilan Eze, buruk pula posisi Persib di klasemen sementara Liga 1 pada putaran pertama.
Namun, sedikit demi sedikit watak Eze yang cenderung gampang frustasi mulai membaik ketika memasuki putaran kedua. Hanya 2 kartu kuning (lawan Madura United dan PSIS) yang didapatinya ketika memasuki putaran kedua, dari total 9 kartu kuning yang dikantonginya.
Baiknya kelakuan Eze di tengah lapangan pada putaran kedua sejalan dengan pencapainnya dalam mencetak gol. Setidaknya, dari 6 kali bermain di putaran kedua, sang penyerang sudah mengemas 5 gol.
Angka ini berbeda dengan kiprahnya di putaran pertama, pada 14 kali kesempatan bermain, Eze hanya mampu mencetak 4 gol.
Gelagat frustasi yang menghasilkan banjir kartu kuning untuk Eze pada putaran pertama memang tidak sepenuhnya karena kesalahan ia seorang. Banyak faktor yang melatarbelakanginnya, semisal teman duet di lini depan yang sering berganti-ganti dan pelatih kepala Robert Alberts yang belum menemukan formula tepat di dimensi tengah Persib. Dua hal tersebut yang sering membuat Eze mencari bola ke tengah dan seakan bertarung sendiri di depan.
Memasuki putaran kedua dan masuknya 3 penggawa asing baru, membuat Eze menemukan partner di depan, bersama Kevin Kippersluis. Serta lini tengah Maung Bandung yang kian solid dengan duet Omid Nazari dan Abdul Aziz. Membuat Eze tak perlu repot untuk mencari bola jauh ke belakang.
Selain itu, hadirnya pemain baru membuat permainan Persib membaik dan sejalan dengan membaiknya penampilan Eze di tengah lapangan. Pemain yang dijuluki ‘King’ ini mulai menunjukkan sikap dewasa dan mengurangi bahasa tubuh yang bisa menyebabkan ia diganjar kartu kuning ketika bertanding.
Persib pun pelan tapi pasti mulai menemukan penampilan konsisten pada putaran kedua, setidaknya sejauh ini dari 9 pertandingan, Maung Bandung berhasil 5 kali menang, 3 kali imbang dan hanya sekali menelam kekalahan.
Ditulis oleh Insan Fazrul Bobotoh ganteng yang sedang mencari teman hidup. Aktif dengan akun Twitter @insan_fazrul

Maksudna eze teu salah2 teuing.., beban terlalu berat trus kondisi tim blm normal, panyakit aya di minijimin atuh