(Arena Bobotoh) HAYU DIVAKSINASI, BOBOTOH!
Friday, 25 June 2021 | 17:48
Pemain Persib Bandung menjalani vaksinasi Covid-19 di Sleman, Jumat 26 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung.
“Yang punya kesempatan untuk vaksin, mending segera vaksin. Ga usah percaya vaksin dimasukin chip, hidup kalian ga sepenting itu untuk mereka. Kalo masih kena, ya setidaknya bisa mengurangi resiko. Sok, biar bisa kumpul & dan canda tawa lagi di stadion, kabita kan liat Budapest tadi malam?” Viking Frontline @v_frontline_pc di Twitter tanggal 16 Juni 2021.
Sejak minggu lalu kita disuguhkan pertandingan sepakbola babak penyisihan EURO 2020 di layar kaca. Cuitan Viking Frontline itu diposting minggu lalu, sehari setelah pertandingan antara Hungaria VS Portugal di Puskas Arena, Budapest. Menonton pertandingan tersebut sangat membuat kita iri, stadion tetap dipenuhi suporter di semua tribun meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid 19. Kok bisa?
Sejak minggu lalu juga kita disuguhkan berbagai berita buruk dari dalam negeri. Lonjakan kasus positif Covid 19 mencapai rekor baru di Indonesia, terutama di Jakarta dan Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akhirnya memutuskan untuk menarik rem darurat. Rumah sakit di Bandung banyak yang sudah kewalahan, hampir kolaps. Timeline dipenuhi dengan cuitan-cuitan yang tidak mengenakan. Ada yang sedang mencari tempat isolasi, ada yang mencari rumah sakit untuk perawatan, ada yang mencari ICU tapi penuh dimana-mana, sampai banyak yang mengabarkan kalau orang terdekatnya akhirnya meninggal. Menyedihkan.
Status Bandung Raya menjadi Siaga 1 setelah mengalami peningkatan kasus dengan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Dengan pertimbangan itu akhirnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan izin kepada pemerintah daerah di wilayah Bandung Raya untuk melakukan vaksinasi terhadap warga umum yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Izin telah diberikan sejak 17 Juni 2021. Wilayah yang masuk Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
Kenapa saya mengajak semua bobotoh untuk melakukan vaksinasi? Karena Bandung Raya adalah wilayah bobotoh Persib, mari manfaatkan kesempatan ini karena ketersediaan vaksin masih terbatas. Dan tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin karena riwayat penyakitnya. Artinya selain melindungi diri sendiri, kita yang divaksinasi melindungi orang lain juga. Makanya saya setuju dengan Viking Frontline : Yang punya kesempatan untuk vaksin, mending segera vaksin!
Pelaksanaan vaksinasi massal di Bandung Raya sudah berjalan beberapa hari kemarin. Itu merupakan hal yang bagus. Tapi tidak sedikit juga yang masih menolak untuk divaksinasi, termasuk di lingkungan saya sendiri. Ada yang meragukan keamanan dan kehalalannya, padahal BPOM sudah mengeluarkan izin pemakaian dan MUI juga sudah memberikan sertifikat halal. Ada juga yang yang tidak mau di vaksin karena sentimen anti Cina. Bahan baku memang impor dari Cina tapi pengolahan akhirnya diproses Biofarma, pabrik vaksin yang ada di Bandung. Dan masih banyak juga yang percaya berita hoaks konspirasi global atau pun alasan lain yang terkadang tidak masuk akal hingga mereka enggan divaksinasi.
Vaksin adalah Harapan
“Vaksin adalah temuan hebat peradaban kita. Bukti sahih tingginya akal budi umat manusia. Jangan merasa sehat sendirian. Pikirkan orang-orang kesayangan. Vaksin melindungi kita sebagai himpunan” Catatan Mata Najwa/Najwa Shihab.
Ketika vaksin disuntikan, tubuh kita akan merespon dengan membentuk antibodi spesifik untuk melawan penyakit tertentu. Jika kemudian hari ada virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit yang masuk, tubuh akan dapat melawan karena sudah mempunyai antibodinya. Itulah cara kerja vaksin secara umum yang juga berlaku untuk vaksin Covid-19.
Setelah divaksinasi masih bisa positif? Iya. Setelah diberi vaksin memang tidak serta merta langsung kebal terhadap Covid 19. Proses tubuh membentuk antibodi pun memerlukan waktu. Dari awal para ahli menjelaskan, vaksin memang belum mencegah penularan tetapi terbukti mencegah gejala parah yang timbul akibat infeksi virus corona. Yang penting tidak sampai sakit parah, tidak sampai masuk rumah sakit, tidak sampai meninggal. Bukan untuk tidak positif, tapi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko terburuknya.
Mari analogikan dengan hal sederhana. Pandemi Covid 19 kita ibaratkan sebagai hujan besar. Vaksin sebagai payung dan masker sebagai jas hujan. Bayangkan kita menghadapi hujan besar bila tidak memakai payung? Pasti baseuh saawak-awak. Dengan memakai payung sebagai pelindung, meskipun baju, celana dan sepatu pasti kena cipratan air tapi setidaknya kita tidak akan basah kuyup. Makanya perlindungan harus tetap lengkap dengan jas hujan agar baju dan celana tetap kering. Jadi dalam hal ini, masker dan vaksin saling melengkapi untuk perlindungan kita dari Covid 19.
Contoh kasus nyatanya seperti apa yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Seluruh karyawan sudah divaksinasi beberapa bulan yang lalu. Kemudian dilaporkan bahwa pada rentang tanggal 1-20 Juni 2021 ini ada 212 pegawai terinfeksi Covid 19, namun dari keseluruhan hanya 14 orang yang perlu perawatan rumah sakit, sisanya gejala ringan dan hanya isolasi mandiri di rumah. Ini menunjukan bahwa vaksin itu bekerja. Mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada tidak divaksin. Jauh lebih baik.
Vaksin memang bukan solusi tunggal untuk menghadapi Covid 19. Tapi vaksin adalah salah satu produk sains dan bioteknologi yang menjadi harapan untuk mengakhiri pandemi ini. Dan buktinya sudah jelas di pertandingan olahraga yang sangat kita sukai : Sepak bola. Hungaria dapat menggelar pertandingan dengan stadion yang dipenuhi penonton bukan karena tidak ada Covid-19. Namun karena kasus sudah terkendali dan sekitar 5,4 juta orang (56 persen) dari 9,8 juta populasi Hungaria telah divaksinasi sebelum Euro 2020 dimulai. Karena vaksin tersebut, akhirnya kekebalan kelompok (Herd Immunity) di sana mulai terbentuk. Aturan lainnya, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, setiap penonton wajib menunjukkan bukti vaksinasi dan hasil tes PCR negatif.
***
Pandemi ini belum usai. Saya lelah. Semua orang pasti merasa lelah. Namun, kita harus tetap bertahan, sekuat-kuatnya, sesanggup-sanggupnya. Mari berikhtiar berdasarkan sains (ilmu pengetahuan). Segera cari informasi vaksin di sosial media, klinik, rumah sakit atau Puskesmas terdekat. Dapatkan vaksinasi secepatnya dan semoga kasus segera terkendali. Semoga Liga 1 juga segera digelar dan tentunya semua bobotoh bisa kembali memenuhi stadion untuk menonton tim kesayangan, Persib Bandung!
Penulis adalah seorang bobotoh dan buruh pabrik vaksin di Bandung. Bisa disapa melalui twitter @izalcyber


Pemain Persib Bandung menjalani vaksinasi Covid-19 di Sleman, Jumat 26 Maret 2021. Foto: Dok. Persib Bandung.
“Yang punya kesempatan untuk vaksin, mending segera vaksin. Ga usah percaya vaksin dimasukin chip, hidup kalian ga sepenting itu untuk mereka. Kalo masih kena, ya setidaknya bisa mengurangi resiko. Sok, biar bisa kumpul & dan canda tawa lagi di stadion, kabita kan liat Budapest tadi malam?” Viking Frontline @v_frontline_pc di Twitter tanggal 16 Juni 2021.
Sejak minggu lalu kita disuguhkan pertandingan sepakbola babak penyisihan EURO 2020 di layar kaca. Cuitan Viking Frontline itu diposting minggu lalu, sehari setelah pertandingan antara Hungaria VS Portugal di Puskas Arena, Budapest. Menonton pertandingan tersebut sangat membuat kita iri, stadion tetap dipenuhi suporter di semua tribun meskipun masih dalam kondisi pandemi Covid 19. Kok bisa?
Sejak minggu lalu juga kita disuguhkan berbagai berita buruk dari dalam negeri. Lonjakan kasus positif Covid 19 mencapai rekor baru di Indonesia, terutama di Jakarta dan Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil akhirnya memutuskan untuk menarik rem darurat. Rumah sakit di Bandung banyak yang sudah kewalahan, hampir kolaps. Timeline dipenuhi dengan cuitan-cuitan yang tidak mengenakan. Ada yang sedang mencari tempat isolasi, ada yang mencari rumah sakit untuk perawatan, ada yang mencari ICU tapi penuh dimana-mana, sampai banyak yang mengabarkan kalau orang terdekatnya akhirnya meninggal. Menyedihkan.
Status Bandung Raya menjadi Siaga 1 setelah mengalami peningkatan kasus dengan signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Dengan pertimbangan itu akhirnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan izin kepada pemerintah daerah di wilayah Bandung Raya untuk melakukan vaksinasi terhadap warga umum yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Izin telah diberikan sejak 17 Juni 2021. Wilayah yang masuk Bandung Raya meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.
Kenapa saya mengajak semua bobotoh untuk melakukan vaksinasi? Karena Bandung Raya adalah wilayah bobotoh Persib, mari manfaatkan kesempatan ini karena ketersediaan vaksin masih terbatas. Dan tidak semua orang bisa mendapatkan vaksin karena riwayat penyakitnya. Artinya selain melindungi diri sendiri, kita yang divaksinasi melindungi orang lain juga. Makanya saya setuju dengan Viking Frontline : Yang punya kesempatan untuk vaksin, mending segera vaksin!
Pelaksanaan vaksinasi massal di Bandung Raya sudah berjalan beberapa hari kemarin. Itu merupakan hal yang bagus. Tapi tidak sedikit juga yang masih menolak untuk divaksinasi, termasuk di lingkungan saya sendiri. Ada yang meragukan keamanan dan kehalalannya, padahal BPOM sudah mengeluarkan izin pemakaian dan MUI juga sudah memberikan sertifikat halal. Ada juga yang yang tidak mau di vaksin karena sentimen anti Cina. Bahan baku memang impor dari Cina tapi pengolahan akhirnya diproses Biofarma, pabrik vaksin yang ada di Bandung. Dan masih banyak juga yang percaya berita hoaks konspirasi global atau pun alasan lain yang terkadang tidak masuk akal hingga mereka enggan divaksinasi.
Vaksin adalah Harapan
“Vaksin adalah temuan hebat peradaban kita. Bukti sahih tingginya akal budi umat manusia. Jangan merasa sehat sendirian. Pikirkan orang-orang kesayangan. Vaksin melindungi kita sebagai himpunan” Catatan Mata Najwa/Najwa Shihab.
Ketika vaksin disuntikan, tubuh kita akan merespon dengan membentuk antibodi spesifik untuk melawan penyakit tertentu. Jika kemudian hari ada virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit yang masuk, tubuh akan dapat melawan karena sudah mempunyai antibodinya. Itulah cara kerja vaksin secara umum yang juga berlaku untuk vaksin Covid-19.
Setelah divaksinasi masih bisa positif? Iya. Setelah diberi vaksin memang tidak serta merta langsung kebal terhadap Covid 19. Proses tubuh membentuk antibodi pun memerlukan waktu. Dari awal para ahli menjelaskan, vaksin memang belum mencegah penularan tetapi terbukti mencegah gejala parah yang timbul akibat infeksi virus corona. Yang penting tidak sampai sakit parah, tidak sampai masuk rumah sakit, tidak sampai meninggal. Bukan untuk tidak positif, tapi untuk mengurangi atau menghilangkan risiko terburuknya.
Mari analogikan dengan hal sederhana. Pandemi Covid 19 kita ibaratkan sebagai hujan besar. Vaksin sebagai payung dan masker sebagai jas hujan. Bayangkan kita menghadapi hujan besar bila tidak memakai payung? Pasti baseuh saawak-awak. Dengan memakai payung sebagai pelindung, meskipun baju, celana dan sepatu pasti kena cipratan air tapi setidaknya kita tidak akan basah kuyup. Makanya perlindungan harus tetap lengkap dengan jas hujan agar baju dan celana tetap kering. Jadi dalam hal ini, masker dan vaksin saling melengkapi untuk perlindungan kita dari Covid 19.
Contoh kasus nyatanya seperti apa yang terjadi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Seluruh karyawan sudah divaksinasi beberapa bulan yang lalu. Kemudian dilaporkan bahwa pada rentang tanggal 1-20 Juni 2021 ini ada 212 pegawai terinfeksi Covid 19, namun dari keseluruhan hanya 14 orang yang perlu perawatan rumah sakit, sisanya gejala ringan dan hanya isolasi mandiri di rumah. Ini menunjukan bahwa vaksin itu bekerja. Mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada tidak divaksin. Jauh lebih baik.
Vaksin memang bukan solusi tunggal untuk menghadapi Covid 19. Tapi vaksin adalah salah satu produk sains dan bioteknologi yang menjadi harapan untuk mengakhiri pandemi ini. Dan buktinya sudah jelas di pertandingan olahraga yang sangat kita sukai : Sepak bola. Hungaria dapat menggelar pertandingan dengan stadion yang dipenuhi penonton bukan karena tidak ada Covid-19. Namun karena kasus sudah terkendali dan sekitar 5,4 juta orang (56 persen) dari 9,8 juta populasi Hungaria telah divaksinasi sebelum Euro 2020 dimulai. Karena vaksin tersebut, akhirnya kekebalan kelompok (Herd Immunity) di sana mulai terbentuk. Aturan lainnya, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, setiap penonton wajib menunjukkan bukti vaksinasi dan hasil tes PCR negatif.
***
Pandemi ini belum usai. Saya lelah. Semua orang pasti merasa lelah. Namun, kita harus tetap bertahan, sekuat-kuatnya, sesanggup-sanggupnya. Mari berikhtiar berdasarkan sains (ilmu pengetahuan). Segera cari informasi vaksin di sosial media, klinik, rumah sakit atau Puskesmas terdekat. Dapatkan vaksinasi secepatnya dan semoga kasus segera terkendali. Semoga Liga 1 juga segera digelar dan tentunya semua bobotoh bisa kembali memenuhi stadion untuk menonton tim kesayangan, Persib Bandung!
Penulis adalah seorang bobotoh dan buruh pabrik vaksin di Bandung. Bisa disapa melalui twitter @izalcyber
