(Arena Bobotoh) Haru Biru di Stadion GBLA
Monday, 24 September 2018 | 17:08
Sepakbola Indonesia kembali menelan korban, Haringga suporster PERSIJA JAKARTA atau kita menyebutnya Jakmania meregang nyawa di Bandung tanggal 23 September 2018, tepat di hari Pertandingan PERSIB vs PERSIJA digelar dengan hasil akhir kemenangan untuk Persib. Laga panas ini memang selalu ditunggu, bukan hanya oleh kedua suporter tim, tapi oleh semua pihak yang memang ingin menikmati. Entah permainan sepakbolanya atau drama yang disajikan. Maka tak aneh bila penjualan tiket pertandingan habis secepat rikishi nambul batagor, sakotèap, sakiceup.
Lagi-lagi, Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi saksi meregang nyawa seseorang yang sangat mencintai klub sepakbola pilihannya, kita tidak akan membicarakan kenapa bisa seseorang menghabisi nyawa orang lain hanya karena tidak satu pemikiran? Tapi bagaimana tentang seseorang yang kehilangan haknya sebagai suporter untuk mendukung tim kesayangannya bermain pada laga tandang. Kita bukan warga Ukraina dan Rusia yang masih bersitegang karena urusan politik, dan wilayah negara. Kita masih sama, warga Indonesia.
Banyak ditemukan artikel bahwa korban sebelum meninggal dikeroyok, sempat meminta tolong kepada tukang baso. Sampai harus tukang baso yang harus melindungi hak suporter untuk mendukung tim kesayangannya? Kemana para pihak berwajib yang sudah dibayar oleh pajak Negara untuk melindungi? mengayomi? Kami tidak terima alasan jumlah aparat lebih sedikit dari jumlah warga sipil yang menjadi suporter. Kemana tanggung jawab official penyelenggara dalam pelaksaann pertandingan? Bukan hendak cuci tangan atas kejadian naas kemarin, jelas ini salah, tidak ada alasan pembenaran menghilangkan nyawa seseorang. Menurut saya, yang mengeroyok adalah bobotoh, bukan oknum, tidak lebih-tidak kurang, mereka sama mencintai Persib seperti kita.
Bila memang pelaku sudah ditangkap oleh pihak berwajib, beritahu kami darimana para bobotoh ini berasal, karena menjadi bobotoh itu universal, tidak harus selaluurangsunda dan berdomisili di Jawa Barat. Agar nantinya menjadi evaluasi untuk penyelenggara dan pihak keamanan agar lebih dan semakin hati-hati tanpa menjadi skeptisisme. Bobotoh pengeroyok memalukan dan sok keren ini tidak menghargai upaya-upaya Haji Umuh Muhtar dkk yang terus bernegosiasi dengan pihak-pihak lainnya agar dapat digelar sesuai jadwal, juga usaha bobotoh lainnya yang ingin melangsungkan pertandingan dengan damai. Kami berharap merekadiadili seadil-adilnya sesuai peraturan yang ada di Indonesia. Selalu terfikir kalau pertikaian yang kami selalu usahakan untuk mencairini seperti sengaja dipersulit dan dirawat baik-baik oleh para elit sepakbola tanah air. Dari mulai kontroversial jadwal yang diubah-ubah seenak udel, perlakuan terhadap jatuhan hukuman disipliner, penggiringan opini menyudutkan pada Bobotoh dan Jakmania, sampai yang terakhir cara perhitungan posisi klasemen yang membingungkan seantero pecinta sepakbola di Indonesia.
Saya pribadi turut berbela sungkawa atas kejadian meninggalnya Haringga, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran. Aamiin ya rabbal Alamin.Kemenangan kemarin melawan Persija menjadi semu bila harus ditukar dengan nyawa.
Maraneh nu maehan kamari GOBLOG! NGERAKEUN! BAJINGAN! BANGSAT! RUJIT!
Songmanse13 – bobotoh nu teu kabagean tiket, biasa berselancar di sosial media dengan akun @ilhammsaputra

Sepakbola Indonesia kembali menelan korban, Haringga suporster PERSIJA JAKARTA atau kita menyebutnya Jakmania meregang nyawa di Bandung tanggal 23 September 2018, tepat di hari Pertandingan PERSIB vs PERSIJA digelar dengan hasil akhir kemenangan untuk Persib. Laga panas ini memang selalu ditunggu, bukan hanya oleh kedua suporter tim, tapi oleh semua pihak yang memang ingin menikmati. Entah permainan sepakbolanya atau drama yang disajikan. Maka tak aneh bila penjualan tiket pertandingan habis secepat rikishi nambul batagor, sakotèap, sakiceup.
Lagi-lagi, Stadion Gelora Bandung Lautan Api menjadi saksi meregang nyawa seseorang yang sangat mencintai klub sepakbola pilihannya, kita tidak akan membicarakan kenapa bisa seseorang menghabisi nyawa orang lain hanya karena tidak satu pemikiran? Tapi bagaimana tentang seseorang yang kehilangan haknya sebagai suporter untuk mendukung tim kesayangannya bermain pada laga tandang. Kita bukan warga Ukraina dan Rusia yang masih bersitegang karena urusan politik, dan wilayah negara. Kita masih sama, warga Indonesia.
Banyak ditemukan artikel bahwa korban sebelum meninggal dikeroyok, sempat meminta tolong kepada tukang baso. Sampai harus tukang baso yang harus melindungi hak suporter untuk mendukung tim kesayangannya? Kemana para pihak berwajib yang sudah dibayar oleh pajak Negara untuk melindungi? mengayomi? Kami tidak terima alasan jumlah aparat lebih sedikit dari jumlah warga sipil yang menjadi suporter. Kemana tanggung jawab official penyelenggara dalam pelaksaann pertandingan? Bukan hendak cuci tangan atas kejadian naas kemarin, jelas ini salah, tidak ada alasan pembenaran menghilangkan nyawa seseorang. Menurut saya, yang mengeroyok adalah bobotoh, bukan oknum, tidak lebih-tidak kurang, mereka sama mencintai Persib seperti kita.
Bila memang pelaku sudah ditangkap oleh pihak berwajib, beritahu kami darimana para bobotoh ini berasal, karena menjadi bobotoh itu universal, tidak harus selaluurangsunda dan berdomisili di Jawa Barat. Agar nantinya menjadi evaluasi untuk penyelenggara dan pihak keamanan agar lebih dan semakin hati-hati tanpa menjadi skeptisisme. Bobotoh pengeroyok memalukan dan sok keren ini tidak menghargai upaya-upaya Haji Umuh Muhtar dkk yang terus bernegosiasi dengan pihak-pihak lainnya agar dapat digelar sesuai jadwal, juga usaha bobotoh lainnya yang ingin melangsungkan pertandingan dengan damai. Kami berharap merekadiadili seadil-adilnya sesuai peraturan yang ada di Indonesia. Selalu terfikir kalau pertikaian yang kami selalu usahakan untuk mencairini seperti sengaja dipersulit dan dirawat baik-baik oleh para elit sepakbola tanah air. Dari mulai kontroversial jadwal yang diubah-ubah seenak udel, perlakuan terhadap jatuhan hukuman disipliner, penggiringan opini menyudutkan pada Bobotoh dan Jakmania, sampai yang terakhir cara perhitungan posisi klasemen yang membingungkan seantero pecinta sepakbola di Indonesia.
Saya pribadi turut berbela sungkawa atas kejadian meninggalnya Haringga, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlasan dan kesabaran. Aamiin ya rabbal Alamin.Kemenangan kemarin melawan Persija menjadi semu bila harus ditukar dengan nyawa.
Maraneh nu maehan kamari GOBLOG! NGERAKEUN! BAJINGAN! BANGSAT! RUJIT!
Songmanse13 – bobotoh nu teu kabagean tiket, biasa berselancar di sosial media dengan akun @ilhammsaputra

ngakunya bobotoh…
tapi menusuk dari belakang…
fanatisme boleh g**lok jangan…
sedih banget…
sangsi klub di depan mata…
merusak suasana pesta kemenangan…