(Arena Bobotoh) Geura Balik, Mang!
Thursday, 30 June 2016 | 10:04
Sore itu saya masih menjalani rutinitas “bolak-balik kampus” yang semoga sebentar lagi berakhir. Seketika pikiran saya lalu mengawang, memikirkan nasib tim kesayangan yang tak kunjung menuai hasil yang diinginkan. Kemarin malam (27/6), Persib kita tercinta kembali menelan kekalahan. Kecolongan di menit-menit akhir memang menyakitkan. Kalah ya tetap kalah, dengan selisih satu gol atau seribu gol pun sama-sama tak dapat poin. Permainanmu memang sudah lumayan, Sib. Mungkin permainan Persib sudah cukup membaik, entahlah, semoga kang Djajang yang telah kembali dari perantauan bisa memperbaiki celah-celah yang dimiliki Persib saat ini #InDjanurWeTrust.
Sembari berjalan menuju kosan, sore itu di depan saya ada beberapa orang anak kecil berjalan beriringan. Sekitar lima atau enam orang mungkin, saya lupa tepatnya. Semua anak itu memakai jersey tim sepak bola. Tiga orang anak yang berjalan paling depan nampak ceria dengan jersey tim dari tanah Spanyol yang berada nun jauh disana. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian saya ketika melihat dua orang lainnya yang berjalan paling belakang. Mereka memakai jersey Persib dengan nomor dan nama yang persis sama. “M. KONATE”.
Begitulah tulisan yang terpampang dengan jelas dipunggung kedua anak tersebut. Mereka berjalan berangkulan dengan asiknya menikmati kegiatan ngabuburit. Keceriaan mereka bagi saya menyiratkan sebuah kebanggaan. Kebanggaan memakai baju dengan nama yang mengantarkan Persib menuju tangga juara. Saat itu dengan polosnya saya bergumam, “Mang Konate, kumaha atuh Persib jadi kieu? Bantuan atuh Mang!”.
Tak kuat nahan cirambay, saya lalu berjalan Mungkin semua orang mempunyai pikiran yang sama bahwa Persib sedang berada dibawah performa terbaiknya. Mungkin sebagian berpikir “ieu mah salah pelatih!”. Mungkin sebagian lainnya berpikir “ieu mah salah pamaen, teu make manah!”. Mungkin dengan kembalinya Kang Djanur bisa membawa Persib ke posisi yang seharusnya. Tapi disela euphoria kembalinya Djanur, pikiran saya berkata, “Geura balik, Konate. Hayu urang juara deui!”.
Ditulis oleh Anandhya Rizal Pratama, bobotoh yang belum bisa move on dari Makan Konate. Penulis berakun Twitter @anandhyarp dengan Instagram @Anandhya_Rizal.

Sore itu saya masih menjalani rutinitas “bolak-balik kampus” yang semoga sebentar lagi berakhir. Seketika pikiran saya lalu mengawang, memikirkan nasib tim kesayangan yang tak kunjung menuai hasil yang diinginkan. Kemarin malam (27/6), Persib kita tercinta kembali menelan kekalahan. Kecolongan di menit-menit akhir memang menyakitkan. Kalah ya tetap kalah, dengan selisih satu gol atau seribu gol pun sama-sama tak dapat poin. Permainanmu memang sudah lumayan, Sib. Mungkin permainan Persib sudah cukup membaik, entahlah, semoga kang Djajang yang telah kembali dari perantauan bisa memperbaiki celah-celah yang dimiliki Persib saat ini #InDjanurWeTrust.
Sembari berjalan menuju kosan, sore itu di depan saya ada beberapa orang anak kecil berjalan beriringan. Sekitar lima atau enam orang mungkin, saya lupa tepatnya. Semua anak itu memakai jersey tim sepak bola. Tiga orang anak yang berjalan paling depan nampak ceria dengan jersey tim dari tanah Spanyol yang berada nun jauh disana. Namun, ada satu hal yang menarik perhatian saya ketika melihat dua orang lainnya yang berjalan paling belakang. Mereka memakai jersey Persib dengan nomor dan nama yang persis sama. “M. KONATE”.
Begitulah tulisan yang terpampang dengan jelas dipunggung kedua anak tersebut. Mereka berjalan berangkulan dengan asiknya menikmati kegiatan ngabuburit. Keceriaan mereka bagi saya menyiratkan sebuah kebanggaan. Kebanggaan memakai baju dengan nama yang mengantarkan Persib menuju tangga juara. Saat itu dengan polosnya saya bergumam, “Mang Konate, kumaha atuh Persib jadi kieu? Bantuan atuh Mang!”.
Tak kuat nahan cirambay, saya lalu berjalan Mungkin semua orang mempunyai pikiran yang sama bahwa Persib sedang berada dibawah performa terbaiknya. Mungkin sebagian berpikir “ieu mah salah pelatih!”. Mungkin sebagian lainnya berpikir “ieu mah salah pamaen, teu make manah!”. Mungkin dengan kembalinya Kang Djanur bisa membawa Persib ke posisi yang seharusnya. Tapi disela euphoria kembalinya Djanur, pikiran saya berkata, “Geura balik, Konate. Hayu urang juara deui!”.
Ditulis oleh Anandhya Rizal Pratama, bobotoh yang belum bisa move on dari Makan Konate. Penulis berakun Twitter @anandhyarp dengan Instagram @Anandhya_Rizal.

mang balik mang,……
kela euy. can beres gawe na.
Umi can nyangu, tong waka balik
tong waka balik mang ! mengpora na masi keneh si eta.. bisi ujug ujug kumat dibatalkeun liga deui.. rada rada kirang sakeclak jalmina
kain kirang sakeclak deui geus seep warasna jalma eta mah
Huayyu
Sihuntu bau kmna nya wkwk..d lebok ulam sugan nya hihi karunya..
Ramijud kulit aki urang maca artikel ieu.
Ari puguh hitungan na….hayu atuh..
Ceurik ngagoak budak orok nu kara borojol dibacakeun artikel ieu..nineung kieu raheut kana hate duh alaaaaahh ieuuuung…
Aduh Nyurucud cai mani maca komen ieu,,
Kade omat tong dihambur2 jang, aset nagara kapan eta teh.
Urang ngetik komen bari nyurucud cipanon tatadi maca deui artikeul ieu. Duuuh gustiiii ngeneus hate kieu..
Siap wa,,ai kitu mh bade diwadahan weh mulai ti ayna mh,,ke dikirim ka bumi wa gandol,,
Ahhh jadi sedih,,,,emut jaman mang koko nate,,,ngangkat trphy PIALA PRESIDEN,,,,euy,,,,mangga diantossss ahhh,,,linggih deui ka Bandung,,,,
Mun amang balik erek di suguhan naon…??? Jaba hayang surabi ceu eha
Jangg konate sok geura uih kasep abah tos nyampakeun sangu haneut sareng pais gurame
Jadi terharuuu maca nagee
Persib dengan karakter Djanur memang harus diterjemahkan di lapangan oleh seorang pemain tengah yang mempunyai visi dan pandai mengatur ritme permainan, itu bisa dibuktikan oleh pemain no 10 dalam diri makan konate, Geura balik mang!!! Persib menunggumu