(Arena Bobotoh) Football is Not A War, but Welcome to Battlefield
Tuesday, 25 September 2018 | 10:24
Awal minggu ini terasa berbeda, euforia kemenangan atas 90 menit yang biasanya menjadi bahasan dalam 90 hari ke depan tidak terasa di senin ini,
ada kesal di balik bahagia atas sebuah kemenangan dramatis,
sepakbola memang selalu punya cerita tersendiri didalamnya bagi kita sebagai supporter,
mulai dari perjalanan nya, mulai dari pengorbanannya, dan juga masih banyak lagi,
ada kalah, seri dan kemenangan, itulah akhir dari sebuah pertandingan,
sejatinya sepakbola adalah hiburan masyarakat, dan seharusnya sepakbola menjadi pemersatu, tapi saat sepakbola sudah mulai menjadi industri seolah akar dan rumput sepakbola sudah semakin hilang, federasi yang mengurusi pun seolah tak peduli dengan beberapa hal yang terjadi di sepakbola negeri ini kini,
Satu nyawa kembali hilang hanya karena gengsi dan fanatisme buta
dua tahun berturut – turut 2 nyawa hilang di sebuah stadion yang sama, siapa yang salah? tidak perlu lah kita mencari siapa yang salah atas sebuah kejadian ini, dan tak perlu juga kita beradu argumen melakukan pembelaan pada mereka yang tak pernah suka dengan kita, kini pelaku sudah di proses oleh hukum, mari kita doakan semoga Almarhum dapat di lapangkan kuburnya dan di terima amal sholeh nya, dan untuk keluarga yg di tinggalkan semoga di beri ketabahan.
sejatinya sepakbola adalah hiburan rakyat, hiburan harus nya di isi oleh suka cita, kenapa harus nyawa menjadi taruhan saat kita yang datang harus nya berbahagia?
bukan salah kedua supporter dalam hal ini, saling menyalahkan dan membalaspun tidak akan ada ujung dan manfaat untuk mereka yang telah pergi meninggalkan kita terlebih dulu,
bila kejadian seperti ini terus terjadi,
bukan supporter yang harus di edukasi!!
Tapi sepertinya federasi dan penyelenggara liga kita yang tidak becus mengurusi sebuah sepakbola,
karena ternyata sangsi sebuah kesalahan bukanlah memberi rasa jera, hukuman bagi pelakupun tdk memberi rasa takut untuk mereka yang masih menyimpan benci.
kedepan nya federasi dan penyelengara liga harus memikirkan bagaimana kompetisi tetap berjalan dan memberi rasa aman, bukan berfikir bekukan saja liga nya bekukan saja federasinya, hal itu bukan solusi bila esok nanti federasi masih di pimpin orang-orang yang sama,
Ingatlah, Football is Not A War but is a Wellcome to Battlefield,
sekali lagi saya ingatkan kesalahan bukan ada dari kedua belah suporter baik Bandung atau Jakarta, berhentilah berfikir siapa yang salah.
karena remaja-remaja tanggung pelaku itu adalah korban dari sebuah tensi yang tetap di pelihara agar sepakbola ini menjadi ada nilai jualnya,
mari jangan berharap pada federasi untuk hal satu ini, kita benahi sendiri dari mulai diri kita, federasi hanya akan memberi sangsi yang berupa uang, jauh dari nikai seharusnya yang memberi efek jera untuk kita menjadi lebih baik lagi, sangsi dan denda tidak ada efek nya atas sebuah kerusuhan ini, krn esok hari bisa saja terjadi lagi, saat ini mari kita jadikan lagi bahwa sepakbola adalah hiburan dan alat pemersatu, dimana dalam sebuah hiburan tidak ada sebuah kekacauan dan kerusuhan, bilapun harus ada pertarungan biarlah itu terjadi dilapangan, bila harus kita membakar semangat maka jadikan tribun kita tempat terror untuk menghancurkan mental lawan yang datang, bukan membunuh mereka yang berbeda kebanggan dengan kita,
semoga kejadian terbunuh nya supporter di sebuah laga penuh gengsi yang sengaja di pelihara ini adalah yang terakhir terjadi, yg terpenting adalah kita harus tetap hidup untuk mencintai tim kebanggan bukan rela mati konyol atas sebuah pembuktian eksistensi,
selamat untuk kemenangan yang di dapat Persib di sore kemarin, pemain semua bermain dengan hati, cukup lah panas di 90 menit, setelahnya semua kembali saling menghargai kembali.
Penulis adalah bobotoh di Kota Bogor berakun media sosial @prideofwin dan jelas sangat merasakan panasnya rivalitas keluar batas di perbatasan

Awal minggu ini terasa berbeda, euforia kemenangan atas 90 menit yang biasanya menjadi bahasan dalam 90 hari ke depan tidak terasa di senin ini,
ada kesal di balik bahagia atas sebuah kemenangan dramatis,
sepakbola memang selalu punya cerita tersendiri didalamnya bagi kita sebagai supporter,
mulai dari perjalanan nya, mulai dari pengorbanannya, dan juga masih banyak lagi,
ada kalah, seri dan kemenangan, itulah akhir dari sebuah pertandingan,
sejatinya sepakbola adalah hiburan masyarakat, dan seharusnya sepakbola menjadi pemersatu, tapi saat sepakbola sudah mulai menjadi industri seolah akar dan rumput sepakbola sudah semakin hilang, federasi yang mengurusi pun seolah tak peduli dengan beberapa hal yang terjadi di sepakbola negeri ini kini,
Satu nyawa kembali hilang hanya karena gengsi dan fanatisme buta
dua tahun berturut – turut 2 nyawa hilang di sebuah stadion yang sama, siapa yang salah? tidak perlu lah kita mencari siapa yang salah atas sebuah kejadian ini, dan tak perlu juga kita beradu argumen melakukan pembelaan pada mereka yang tak pernah suka dengan kita, kini pelaku sudah di proses oleh hukum, mari kita doakan semoga Almarhum dapat di lapangkan kuburnya dan di terima amal sholeh nya, dan untuk keluarga yg di tinggalkan semoga di beri ketabahan.
sejatinya sepakbola adalah hiburan rakyat, hiburan harus nya di isi oleh suka cita, kenapa harus nyawa menjadi taruhan saat kita yang datang harus nya berbahagia?
bukan salah kedua supporter dalam hal ini, saling menyalahkan dan membalaspun tidak akan ada ujung dan manfaat untuk mereka yang telah pergi meninggalkan kita terlebih dulu,
bila kejadian seperti ini terus terjadi,
bukan supporter yang harus di edukasi!!
Tapi sepertinya federasi dan penyelenggara liga kita yang tidak becus mengurusi sebuah sepakbola,
karena ternyata sangsi sebuah kesalahan bukanlah memberi rasa jera, hukuman bagi pelakupun tdk memberi rasa takut untuk mereka yang masih menyimpan benci.
kedepan nya federasi dan penyelengara liga harus memikirkan bagaimana kompetisi tetap berjalan dan memberi rasa aman, bukan berfikir bekukan saja liga nya bekukan saja federasinya, hal itu bukan solusi bila esok nanti federasi masih di pimpin orang-orang yang sama,
Ingatlah, Football is Not A War but is a Wellcome to Battlefield,
sekali lagi saya ingatkan kesalahan bukan ada dari kedua belah suporter baik Bandung atau Jakarta, berhentilah berfikir siapa yang salah.
karena remaja-remaja tanggung pelaku itu adalah korban dari sebuah tensi yang tetap di pelihara agar sepakbola ini menjadi ada nilai jualnya,
mari jangan berharap pada federasi untuk hal satu ini, kita benahi sendiri dari mulai diri kita, federasi hanya akan memberi sangsi yang berupa uang, jauh dari nikai seharusnya yang memberi efek jera untuk kita menjadi lebih baik lagi, sangsi dan denda tidak ada efek nya atas sebuah kerusuhan ini, krn esok hari bisa saja terjadi lagi, saat ini mari kita jadikan lagi bahwa sepakbola adalah hiburan dan alat pemersatu, dimana dalam sebuah hiburan tidak ada sebuah kekacauan dan kerusuhan, bilapun harus ada pertarungan biarlah itu terjadi dilapangan, bila harus kita membakar semangat maka jadikan tribun kita tempat terror untuk menghancurkan mental lawan yang datang, bukan membunuh mereka yang berbeda kebanggan dengan kita,
semoga kejadian terbunuh nya supporter di sebuah laga penuh gengsi yang sengaja di pelihara ini adalah yang terakhir terjadi, yg terpenting adalah kita harus tetap hidup untuk mencintai tim kebanggan bukan rela mati konyol atas sebuah pembuktian eksistensi,
selamat untuk kemenangan yang di dapat Persib di sore kemarin, pemain semua bermain dengan hati, cukup lah panas di 90 menit, setelahnya semua kembali saling menghargai kembali.
Penulis adalah bobotoh di Kota Bogor berakun media sosial @prideofwin dan jelas sangat merasakan panasnya rivalitas keluar batas di perbatasan
