(Arena Bobotoh) Evaluasi Basi Manajemen Persib
Wednesday, 12 December 2018 | 21:05
Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez resmi di putus kontrak karena alasan attitude, jadi tidak nyaman bagi pemain, tim seperti itu kan di akhir-akhir ini, hubungan ia dengan pemain, ia dengan official yang lain (kurang harmonis). Begitu pernyataan Teddy Tjahyono (Direktur PT. Persib Bandung Bermartabat) seperti diwartakan simamaung. Mario Gomez sendiri sejatinya memang bisa saja kontrakannya diperpanjang meski tidak berhasil membawa Persib juara. Namun, apa yang sudah diraih Gomez toh memang sesuai dengan yang ditargetkan sebelum musim bergulir. Target minimal masuk 5 besar
Namun, itu kemudian menjadi pertimbangan pihak manajemen yang merasa perlu dilakukannya evaluas. Attitude, ya itulah yang membuat kursi pelatih Persib kini menjadi kosong. Mari mundur sedikit ke belakang tentang faktor attitude yang begitu penting tak hanya oleh seorang pelatih namun juga pemain serta manajemen
Rafael Maitimo datang di detik-detik akhir sebelum launching tim persib 2017, sejatinya yang dinanti bobotoh adalah sosok sang marquee player Michael Essien. Maka ketika nama Maitimo dipanggil lalu menuju panggung (musim lalu lauching tim memang megah) sontak pro kontra merebak. Mengapa Persib merekrut Maitimo? Apalagi maitimo sebelumnya sudah dikontrak PSM Makassar di turnamen pra musim
Dari sekian banyak pemberitaan menyimpulkan jika attitude seorang maitimo memang buruk. Sebagai pemain sepakbola profesional, tak sepantasnya pindah ke tim lain seenak jidat dan disertai alasan yang tidak membuat orang keheranan. Pergi dari tim sebelumnya lalu pindah ke tim baru atau yang lebih bisa dibilang kabur. Bukankah cukup menjadi bukti pemain tersebut memiliki attitude yang buruk?
Dari kasus ini, ada satu yang mesti di cermati, attitude. Lalu jika manajemen beralasan pemutus kontrak Mario Gomez karena attitude, mengapa tidak berkaca pada kasus musim lalu saat mendatangkan Maitimo? Ketika resmi mendatangkan sebelum musim bergulir, apakah pihak manajemen tidak mengetahui rekam jejak Mario Gomez? Atau yang dilihat hanya kesuksesan Gomez bersama tim sebelumnya yang mampu menghasilkan gelar juara tanpa melihat kemudian menimbang sisi lain?
Setiap kompetisi berakhir, kata “evaluasi” selalu di lontarkan pihak manajemen, seolah ingin mengobati kekecawan Bobotoh dan berharap Persib lebih baik di musim berikutnya. Namun sepertinya, makna “evaluasi” itu sendiri gagal dipahami. Apalah artinya evaluasi, jika kejadian mendatangkan pemain atau pelatih hebat tanpa attitude yang baik
Jika benar ingin kejayaan Persib kembali, evaluasi secara menyeluruh harusnya dilakukan. Bisa saja pemain yang ada di persib saat ini memilki attitude buruk? Lagi-lagi Bobotoh hanya bisa berharap agar Persib kembali berjaya, dan tugas itu ada di pihak managemen yang kemudian memilih nakhoda baru untuk musim mendatang. Tugas yang tidak mudah tentunya. Namun, bukankah kalian (manajemen) menganggap Persib adalah kebanggaan seperti halnya kami (Bobotoh). Atau ada tujuan lain? Wallahu a’lam
Ditulis oleh Bobotoh dengan aku Twitter @adi_juansyah

Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez resmi di putus kontrak karena alasan attitude, jadi tidak nyaman bagi pemain, tim seperti itu kan di akhir-akhir ini, hubungan ia dengan pemain, ia dengan official yang lain (kurang harmonis). Begitu pernyataan Teddy Tjahyono (Direktur PT. Persib Bandung Bermartabat) seperti diwartakan simamaung. Mario Gomez sendiri sejatinya memang bisa saja kontrakannya diperpanjang meski tidak berhasil membawa Persib juara. Namun, apa yang sudah diraih Gomez toh memang sesuai dengan yang ditargetkan sebelum musim bergulir. Target minimal masuk 5 besar
Namun, itu kemudian menjadi pertimbangan pihak manajemen yang merasa perlu dilakukannya evaluas. Attitude, ya itulah yang membuat kursi pelatih Persib kini menjadi kosong. Mari mundur sedikit ke belakang tentang faktor attitude yang begitu penting tak hanya oleh seorang pelatih namun juga pemain serta manajemen
Rafael Maitimo datang di detik-detik akhir sebelum launching tim persib 2017, sejatinya yang dinanti bobotoh adalah sosok sang marquee player Michael Essien. Maka ketika nama Maitimo dipanggil lalu menuju panggung (musim lalu lauching tim memang megah) sontak pro kontra merebak. Mengapa Persib merekrut Maitimo? Apalagi maitimo sebelumnya sudah dikontrak PSM Makassar di turnamen pra musim
Dari sekian banyak pemberitaan menyimpulkan jika attitude seorang maitimo memang buruk. Sebagai pemain sepakbola profesional, tak sepantasnya pindah ke tim lain seenak jidat dan disertai alasan yang tidak membuat orang keheranan. Pergi dari tim sebelumnya lalu pindah ke tim baru atau yang lebih bisa dibilang kabur. Bukankah cukup menjadi bukti pemain tersebut memiliki attitude yang buruk?
Dari kasus ini, ada satu yang mesti di cermati, attitude. Lalu jika manajemen beralasan pemutus kontrak Mario Gomez karena attitude, mengapa tidak berkaca pada kasus musim lalu saat mendatangkan Maitimo? Ketika resmi mendatangkan sebelum musim bergulir, apakah pihak manajemen tidak mengetahui rekam jejak Mario Gomez? Atau yang dilihat hanya kesuksesan Gomez bersama tim sebelumnya yang mampu menghasilkan gelar juara tanpa melihat kemudian menimbang sisi lain?
Setiap kompetisi berakhir, kata “evaluasi” selalu di lontarkan pihak manajemen, seolah ingin mengobati kekecawan Bobotoh dan berharap Persib lebih baik di musim berikutnya. Namun sepertinya, makna “evaluasi” itu sendiri gagal dipahami. Apalah artinya evaluasi, jika kejadian mendatangkan pemain atau pelatih hebat tanpa attitude yang baik
Jika benar ingin kejayaan Persib kembali, evaluasi secara menyeluruh harusnya dilakukan. Bisa saja pemain yang ada di persib saat ini memilki attitude buruk? Lagi-lagi Bobotoh hanya bisa berharap agar Persib kembali berjaya, dan tugas itu ada di pihak managemen yang kemudian memilih nakhoda baru untuk musim mendatang. Tugas yang tidak mudah tentunya. Namun, bukankah kalian (manajemen) menganggap Persib adalah kebanggaan seperti halnya kami (Bobotoh). Atau ada tujuan lain? Wallahu a’lam
Ditulis oleh Bobotoh dengan aku Twitter @adi_juansyah

Asa ku araraneh sikap manajemen teh, pertahankeun Gomes, bobotohmah minta nu dikaluarkeun teh pemaen udzur lain si abah gomesna. Bah gomes mah geus kolot oge tapi masih hade. daur ulang mah pemaen nu geus karolot kalaluarkeun (no. 6, 7, 24, 80, 9) lain malah gomesna.
Tulisan berita simamaung struktur bahasanya kurang memenuhi kaidah jurnalisme. Teu enakeun dibacana…
Bukannya tulisan ini bukan ditulis simamaung, tapi dari fans?
Setuju pemain persib arogoan juga manajemen na ogoan. Kenapa disebut ogoan? Persib berjuang ditengah mafia butuh keteguhan hati kalo ingin melawan. Itu ada pada diri gomez .Bobotoh juga pasti muak melihat mafia pssi. Eh kalahkah pemain dan manajemen lbh mementingkan kenyamanan diri sendiri drpd melawqn mafia. Ya mental pengekor di peesib mah.
Sakirana faktor atitude mah geus ulah muluk2 neangan pelatih anu alus, cukup nu lokal we anu bisa di atur atur.. Nu kitu lin?
Mang Amran alus urg jelegong sukabumi
Duh gara” c attidute
Jdi kieu….
Ker booming d persib attidute
Ke ges bah gomez ku batur kakara
Kaduhung…..
Ari menejemen saha nu evaluasi?
manajemen teu biasa di kritik pedes nya? biasa di puji ilaing mah……gomes kritik ka manajemen pasti peres….manajemean benerkeun attitude maraneh, majukeun persib, ulah ngan saukur neangan duit
manajemen tingkat benerna mendekati Tuhan, sempurna
cik evaluasi manajemenna coba
Mafia management pwraib… Ges demo lah ganti management na..
Katingalina mah management mung nerapkeun prinsip ekonomi, nu kumaha carana persib aya modal keur ngalakonan kompetisi. Ari prinsip prestasi mah rada di kapinggirkeun.Komo ku kodisi PSSI ayeuna anu gampang pisan ngadenda club anu bermasalah ditambahan satengah musim teu aya pemasukan tina ticket pasti mangaruhan keuangan PBB.Abah Gomes, Soler jeung Jhoni hargana lumayan mahal,lumayan lah keur ngurangan pengeluaran. Sigana kahareupmah management bakal neangan pelatih jeung pamaen nu murah tapi alus ngarah ngorot ngorot biyaya.( pasti moal aya )
Ti nol deui….