(Arena Bobotoh) Deden For Bandung 1
Sunday, 13 November 2016 | 21:24
Kemenangan Persib Bandung atas Persipura Jayapura pada Sabtu (12/11) lalu menjadi sangat hebat. Karena boleh jadi ini mengobati kekecewaan yang terjadi sepanjang kompetisi pengganti liga reguler. Menjadi lebih spesial lagi, lantaran kapanlagi Persib bisa mengalahkan back to back tim seperti Persipura? Tim tersukses di sepakbola Indonesia era modern. Yang setiap tahun selalu berada di peringkat teratas dan selalu punya peluang besar untuk menjadi juara. Di malam tersebut juga banyak kejadian hebat yang terjadi. Terlepas dari absennya Boaz Solossa. Yang pasti selesai pertandingan, bobotoh pasti memiliki memori dan sensasi kegembiraan masing-masing terkait laga melawan Persipura lalu. Sergio van Dijk mungkin adalah bintang pada malam itu dengan satu gol dan satu asisnya. Tapi ada pahlawan lain yang juga membuat bobotoh bersorak riang, yaitu kiper Muhammad ‘Deden’ Natsir.
Penampilan Deden di bawah mistar gawang ketika berhadapan dengan Persipura menggambarkan banyak hal. Termasuk kemungkinan bahwa ia sudah siap untuk menjadi orang nomor satu yang mengawal gawang Persib Bandung. Berikut alasan-alasan mengapa sudah waktunya Deden menjadi kiper utama Persib Bandung.
#DedenSaves
Tagar #DedenSaves sering sekali penulis cuitkan di Twitter seketikan pemain asal Soreang ini berhasil menghalau serangan lawan. Terinspirasi dari tagar yang sering muncul ketika kiper David De Gea menyelamatkan gawang untuk timnya Manchester United. Di pertandingan melawan Persipura lalu, setidaknya Deden melakukan tiga penyelematan hebat. Dan yang paling luar biasa tentunya ketika ia menepis bola hasil tendangan melengkung dari Feri Pahabol.
Sebelum laga melawan Persipura pun sebenarnya Deden yang sudah bermain sebanyak 11 kali di kompetisi pengganti liga reguler ini juga cukup banyak melakukan penyelamatan penting yang mengancam gawangnya. Mulai dari menghalau ekseksui tendangan bebas Kristian Adelmund di partai terakhirnya untuk Persela, hingga tembakan jarak jauh Evan Dimas.
Soal penyelamatan pun Deden melakukan sesuatu yang bisa dibilang lebih baik ketimbang Made Wirawan. Yaitu soal menepis bola ke arah luar atau pinggir. Karena kalau di amati seksama, ketika Made mengawal gawang Persib, ia lebih sering menepis bola ke arah depan. Sehingga Persib cukup sering kemasukan melalui proses bola rebound ketika Made menjadi kiper utama.
Kemampuan penyelamatan, reaksi yang baik, dan reflek yang sigap memang menjadi gambaran fisik Deden yang berbeda dengan kebanyakan kiper di Indonesia. Deden bukan kebanyakan kiper di Indonesia yang berpostur tinggi kurus. Meski tidak terlalu tinggi, ia tegap dan berisi. Stance atau posisi/sikap berdiri Deden ketika mengawal gawang juga cukup baik.
Penalty Stopper
Dibandingkan dengan kiper-kiper lain di Indonesia. Kemampuan menghentikan penalti yang dimiliki Deden menjadi sesuatu yang langka. Terakhir kali negeri ini memiliki kiper yang benar-benar handal dalam urusan menghentikan penalti adalah Ferry Rotinsulu yang kini tidak ketahuan kemana rimbanya.
Mayoritas kiper-kiper di Indonesia boleh dibilang tidak memiliki kemampuan menghalau tendangan penalti. Kebanyakan lebih mengandalkan insting mereka, bahkan ada yang asal bergerak saja. Susuganan bola eksekusi lawan ternyata sesuai dengan perkiraan. Lebih banyak yang menebak ketimbang membaca. Karena itu terkadang walau arahnya benar, bola tetap bersarang di gawang.
Partai final Pekan Olahraga Nasional menjadi salah satu bukti jika Deden memang handal menghentikan penalti. Bukan hanya soal membaca tendangan, tetapi bagaimana posisi dan sikap Deden ketika berhadapan dengan eksekutor lawan cukup baik. Ketika berhadapan dengan dua penendang awal tim lawan, Deden berdiri di posisi sedikit lebih belakang dari garis gawang, lalu maju untuk menghalau bola. Sebuah teknik yang jarang diperlihatkan oleh kiper-kiper di Indonesia yang biasanya tegang atau pasrah ketika berduel di babak adu penalti. Hasilnya, Deden berhasil menghentikan dua tendangan penalti lawan dan membawa Jawa Barat meraih medali emas.
Pituin Sunda
Bisa jadi ini adalah salah satu poin besar lain yang membuat Deden mesti dipertimbangkan sebagai kiper utama Persib. Deden adalah putera daerah yang tentu saja mengenal dan paham kebesaran serta nilai Persib sebagai suatu klub. Harapan besar dari banyak bobotoh adalah Persib bisa berjaya dengan kemampuan para pemain daerahnya sendiri. Deden tentu saja masuk daftar apabila proyek besar tersebut benar-benar ingin diwujudkan.
Selepas Cecep Supriatna, gawang Persib tidak lagi dikawal oleh kiper asal Jawa Barat. Lebih banyak kiper asal daerah lain yang kemudian berdiri di mistar gawang Persib. Walaupun memang dalam sejarahnya daerah pasundan memang jarang melahirkan pemain berkualitas di atas rata-rata di posisi kiper. Kebanyakan yang diproduksi adalah para pelari cepat yang memiliki kreativitas yang baik. Deden bisa saja mematahkan mitos tersebut.
***
Meskipun demikian, Masih banyak ruang koreksi untuk penampilan Deden. Secara teknis, Deden masih kesulitan untuk mengantisipasi bola umpan silang (kesulitan yang sama dengan kebanyakan kiper di Indonesia). Yang berbeda dari masalah banyak kiper lain adalah, Deden tidak kesulitan untuk memberi komando atau mengatur posisi para pemain bertahan. Ia mesti memperbaiki lagi soal posisi yang tepat ketika lawan menyerang melalui umpan silang.
Dalam situasi tersebut kiper memang akan berdiri di tiang dekat lalu dengan cepat berpindah ke posisi tengah untuk mengantisipasi serangan. Masalahnya, Deden agak sering ragu atau terlambat untuk berpindah dari posisi tiang dekat ke posisi tengah atau sebaliknya. Ini terbukti dari gol yang bersarang ke gawang Deden kebanyakan berasal dari umpan silang yang dikirim oleh lawan. Yang paling jelas tentu ketika Persib dikalahkan oleh Mitra Kukar di Tenggarong. Gol David Septian Maulana dan Yogi Rahadian, keduanya berasal dari situasi umpan silang (yang berasal dari sepak pojok).
Hal lainnya adalah seperti yang coach Riphan Pradipta cuitkan di twitter pada laga kemarin. Deden masih sering mengulur-ngulur waktu ketika tim menang dan terlalu mudah jatuh ketika berbenturan dengan lawan. Mirip kiper tim dari timur yang semua bobotoh juga tau itu siapa. Dan yeah, doi menyebalkan ketika melakukan hal tersebut.
Soal mengulur waktu seperti banyak goler-goler atau lama ketika akan melakukan tendangan ke gawang memang teknik tersendiri. Yang perlu diperbaiki adalah timingnya. Masalahnya ketika mengulur-ngulur ketika waktu masih panjang akan gesture yang akan terlihat adalah Deden merupakan pemain yang balaga. Sesuatu yang tidak elok dilihat.
Sementara itu, bermain di kompetisi sepakbola Indonesia memang harus kuat baik secara mental maupun fisik. Jangan berhenti, jangan terjatuh, atau jangan mengerang kesakitan sampai wasit meniupkan peluit. Misalnya, Persib sebenarnya bisa saja tidak kemasukan gol kedua ketika bertandang ke Makassar. Deden seharusnya lebih kuat dan tidak meminta pelanggaran ketika ia diganggu saat hendak mengambil bola. Meskipun memang dalam kasus tersebut, Deden dijepit dan diganggu oleh dua orang sekaligus.
Kasus di Makassar memang menggambarkan bahwa masih butuh waktu untuk membentuk mental seorang Deden Natsir. Tetapi setidaknya ia memiliki modal yang bagus karena bisa bertahan di Persib hingga saat ini. Menandakan Deden memiliki sesuatu yang lebih ketimbang kiper muda Persib lain yang bernasib mengenaskan seperti Dedi Heriyanto atau Ricky Bagja yang padam sebelum sempat mekar.
Tanpa menyampingkan jasa besar Made Wirawan yang juga turut serta memberikan gelar juara Liga yang melepas dahaga selama hampir dua dekade. Tetapi untuk kedepannya, dan turnamen pengganti liga saat ini mungkin menjadi yang tepat untuk mengorbitkan Deden sebagai kiper utama Persib.
Ditulis oleh Aun Rahman dengan akun twitter @aunrrahman dan akun Instagram @aunrahman

Kemenangan Persib Bandung atas Persipura Jayapura pada Sabtu (12/11) lalu menjadi sangat hebat. Karena boleh jadi ini mengobati kekecewaan yang terjadi sepanjang kompetisi pengganti liga reguler. Menjadi lebih spesial lagi, lantaran kapanlagi Persib bisa mengalahkan back to back tim seperti Persipura? Tim tersukses di sepakbola Indonesia era modern. Yang setiap tahun selalu berada di peringkat teratas dan selalu punya peluang besar untuk menjadi juara. Di malam tersebut juga banyak kejadian hebat yang terjadi. Terlepas dari absennya Boaz Solossa. Yang pasti selesai pertandingan, bobotoh pasti memiliki memori dan sensasi kegembiraan masing-masing terkait laga melawan Persipura lalu. Sergio van Dijk mungkin adalah bintang pada malam itu dengan satu gol dan satu asisnya. Tapi ada pahlawan lain yang juga membuat bobotoh bersorak riang, yaitu kiper Muhammad ‘Deden’ Natsir.
Penampilan Deden di bawah mistar gawang ketika berhadapan dengan Persipura menggambarkan banyak hal. Termasuk kemungkinan bahwa ia sudah siap untuk menjadi orang nomor satu yang mengawal gawang Persib Bandung. Berikut alasan-alasan mengapa sudah waktunya Deden menjadi kiper utama Persib Bandung.
#DedenSaves
Tagar #DedenSaves sering sekali penulis cuitkan di Twitter seketikan pemain asal Soreang ini berhasil menghalau serangan lawan. Terinspirasi dari tagar yang sering muncul ketika kiper David De Gea menyelamatkan gawang untuk timnya Manchester United. Di pertandingan melawan Persipura lalu, setidaknya Deden melakukan tiga penyelematan hebat. Dan yang paling luar biasa tentunya ketika ia menepis bola hasil tendangan melengkung dari Feri Pahabol.
Sebelum laga melawan Persipura pun sebenarnya Deden yang sudah bermain sebanyak 11 kali di kompetisi pengganti liga reguler ini juga cukup banyak melakukan penyelamatan penting yang mengancam gawangnya. Mulai dari menghalau ekseksui tendangan bebas Kristian Adelmund di partai terakhirnya untuk Persela, hingga tembakan jarak jauh Evan Dimas.
Soal penyelamatan pun Deden melakukan sesuatu yang bisa dibilang lebih baik ketimbang Made Wirawan. Yaitu soal menepis bola ke arah luar atau pinggir. Karena kalau di amati seksama, ketika Made mengawal gawang Persib, ia lebih sering menepis bola ke arah depan. Sehingga Persib cukup sering kemasukan melalui proses bola rebound ketika Made menjadi kiper utama.
Kemampuan penyelamatan, reaksi yang baik, dan reflek yang sigap memang menjadi gambaran fisik Deden yang berbeda dengan kebanyakan kiper di Indonesia. Deden bukan kebanyakan kiper di Indonesia yang berpostur tinggi kurus. Meski tidak terlalu tinggi, ia tegap dan berisi. Stance atau posisi/sikap berdiri Deden ketika mengawal gawang juga cukup baik.
Penalty Stopper
Dibandingkan dengan kiper-kiper lain di Indonesia. Kemampuan menghentikan penalti yang dimiliki Deden menjadi sesuatu yang langka. Terakhir kali negeri ini memiliki kiper yang benar-benar handal dalam urusan menghentikan penalti adalah Ferry Rotinsulu yang kini tidak ketahuan kemana rimbanya.
Mayoritas kiper-kiper di Indonesia boleh dibilang tidak memiliki kemampuan menghalau tendangan penalti. Kebanyakan lebih mengandalkan insting mereka, bahkan ada yang asal bergerak saja. Susuganan bola eksekusi lawan ternyata sesuai dengan perkiraan. Lebih banyak yang menebak ketimbang membaca. Karena itu terkadang walau arahnya benar, bola tetap bersarang di gawang.
Partai final Pekan Olahraga Nasional menjadi salah satu bukti jika Deden memang handal menghentikan penalti. Bukan hanya soal membaca tendangan, tetapi bagaimana posisi dan sikap Deden ketika berhadapan dengan eksekutor lawan cukup baik. Ketika berhadapan dengan dua penendang awal tim lawan, Deden berdiri di posisi sedikit lebih belakang dari garis gawang, lalu maju untuk menghalau bola. Sebuah teknik yang jarang diperlihatkan oleh kiper-kiper di Indonesia yang biasanya tegang atau pasrah ketika berduel di babak adu penalti. Hasilnya, Deden berhasil menghentikan dua tendangan penalti lawan dan membawa Jawa Barat meraih medali emas.
Pituin Sunda
Bisa jadi ini adalah salah satu poin besar lain yang membuat Deden mesti dipertimbangkan sebagai kiper utama Persib. Deden adalah putera daerah yang tentu saja mengenal dan paham kebesaran serta nilai Persib sebagai suatu klub. Harapan besar dari banyak bobotoh adalah Persib bisa berjaya dengan kemampuan para pemain daerahnya sendiri. Deden tentu saja masuk daftar apabila proyek besar tersebut benar-benar ingin diwujudkan.
Selepas Cecep Supriatna, gawang Persib tidak lagi dikawal oleh kiper asal Jawa Barat. Lebih banyak kiper asal daerah lain yang kemudian berdiri di mistar gawang Persib. Walaupun memang dalam sejarahnya daerah pasundan memang jarang melahirkan pemain berkualitas di atas rata-rata di posisi kiper. Kebanyakan yang diproduksi adalah para pelari cepat yang memiliki kreativitas yang baik. Deden bisa saja mematahkan mitos tersebut.
***
Meskipun demikian, Masih banyak ruang koreksi untuk penampilan Deden. Secara teknis, Deden masih kesulitan untuk mengantisipasi bola umpan silang (kesulitan yang sama dengan kebanyakan kiper di Indonesia). Yang berbeda dari masalah banyak kiper lain adalah, Deden tidak kesulitan untuk memberi komando atau mengatur posisi para pemain bertahan. Ia mesti memperbaiki lagi soal posisi yang tepat ketika lawan menyerang melalui umpan silang.
Dalam situasi tersebut kiper memang akan berdiri di tiang dekat lalu dengan cepat berpindah ke posisi tengah untuk mengantisipasi serangan. Masalahnya, Deden agak sering ragu atau terlambat untuk berpindah dari posisi tiang dekat ke posisi tengah atau sebaliknya. Ini terbukti dari gol yang bersarang ke gawang Deden kebanyakan berasal dari umpan silang yang dikirim oleh lawan. Yang paling jelas tentu ketika Persib dikalahkan oleh Mitra Kukar di Tenggarong. Gol David Septian Maulana dan Yogi Rahadian, keduanya berasal dari situasi umpan silang (yang berasal dari sepak pojok).
Hal lainnya adalah seperti yang coach Riphan Pradipta cuitkan di twitter pada laga kemarin. Deden masih sering mengulur-ngulur waktu ketika tim menang dan terlalu mudah jatuh ketika berbenturan dengan lawan. Mirip kiper tim dari timur yang semua bobotoh juga tau itu siapa. Dan yeah, doi menyebalkan ketika melakukan hal tersebut.
Soal mengulur waktu seperti banyak goler-goler atau lama ketika akan melakukan tendangan ke gawang memang teknik tersendiri. Yang perlu diperbaiki adalah timingnya. Masalahnya ketika mengulur-ngulur ketika waktu masih panjang akan gesture yang akan terlihat adalah Deden merupakan pemain yang balaga. Sesuatu yang tidak elok dilihat.
Sementara itu, bermain di kompetisi sepakbola Indonesia memang harus kuat baik secara mental maupun fisik. Jangan berhenti, jangan terjatuh, atau jangan mengerang kesakitan sampai wasit meniupkan peluit. Misalnya, Persib sebenarnya bisa saja tidak kemasukan gol kedua ketika bertandang ke Makassar. Deden seharusnya lebih kuat dan tidak meminta pelanggaran ketika ia diganggu saat hendak mengambil bola. Meskipun memang dalam kasus tersebut, Deden dijepit dan diganggu oleh dua orang sekaligus.
Kasus di Makassar memang menggambarkan bahwa masih butuh waktu untuk membentuk mental seorang Deden Natsir. Tetapi setidaknya ia memiliki modal yang bagus karena bisa bertahan di Persib hingga saat ini. Menandakan Deden memiliki sesuatu yang lebih ketimbang kiper muda Persib lain yang bernasib mengenaskan seperti Dedi Heriyanto atau Ricky Bagja yang padam sebelum sempat mekar.
Tanpa menyampingkan jasa besar Made Wirawan yang juga turut serta memberikan gelar juara Liga yang melepas dahaga selama hampir dua dekade. Tetapi untuk kedepannya, dan turnamen pengganti liga saat ini mungkin menjadi yang tepat untuk mengorbitkan Deden sebagai kiper utama Persib.
Ditulis oleh Aun Rahman dengan akun twitter @aunrrahman dan akun Instagram @aunrahman

Enya, tong siga kiper nu ti wetan,,,
eta hungkul kekurangan deden teh euy, loba ngadapang
Asa siga markus euy, rea gaya… asa lebay dadapangan.
hahahahahaha , mun ciga si markus mah bakal bahaya kahareupna. sugan si deden mah rendah hati terus
jeuhhhhh mending loba ngadapang euy,,,daripada loba ngabaheuhay
Tapi ketang, teu bisa disalahkeun 100%.
Bisa wae keur ‘ngaso’ heula. Mere waktu keur ngarenghap ka pamaen sejen. Sabari masang kuda2, keur maenkeun jurus salajengna,,,
Sok weh rek ngomong naon oge sual si Deden mah, sah. Nu penting mah ulah wani-wani mairan sual janggot na… komo pairannana nu teu pikangeunaheun. pamali pek!
Midang terus, Den.
Loba Gaya, Mending Keneh Made #PaenkeunMade
Bae dek loba gaya ge…daripada loba nyokot bal tijero gawang sorangan…